Biar Tagihan Listrik Gak Jebol, Manfaatkan Tenaga Surya untuk Listrik di Rumah

Schneider Electric Mobiya dan Homaya

Pemanfaatan energi terbarukan di sektor rumah tangga dapat menjadi solusi untuk mengatasi tantangan ganda kelistrikan di Indonesia.

Produk dan solusi listrik berbasis tenaga surya untuk sektor rumah tangga saat ini telah tersedia dan dapat menjadi langkah awal untuk mulai beralih ke energiyang lebih ramah lingkungan.

Sebagaimana kita ketahui, pemerintah Indonesia terus mengupayakan perluasan pemerataan akses listrik ke wilayah-wilayah terpencil.

Baca juga: Begini Upaya Pabrik Schneider Electric di Cikarang Gunakan 100 Persen Energi Terbarukan

Namun di sisi lain, pemerintah juga memiliki urgensi untuk menekan emisi karbon agar dapat mencapai target penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 29 persen pada 2030.

Business Development & Marketing Director Schneider Electric Indonesia & Timor Leste Reza Syarif mengatakan, sektor rumah tangga merupakan salah satu konsumen listrik terbesar dan menyumbang emisi karbon yang tidak sedikit bagi Indonesia.

Meskipun secara individu penggunaan listrik terkesan tidak signifikan dibandingkan sektor industri, tetapi secara komunal kontribusinya sangat besar,” ujar Reza. 

Baca juga: Belajar Gratis Data Center di Schneider Electric University

Upaya mengedukasi masyarakat untuk lebih bijak dalam menggunakan listrik pun sudah sering disosialisasikan dan telah berhasil menumbuhkan komunitas-komunitas peduli lingkungan.

Tentunya, upaya penghematan akan membawa dampak yang lebih besar dan cepat apabila diimbangi dengan pengurangan pemanfaatan sumber daya fosil dan beralih ke energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan. Salah satunya bersumber dari tenaga surya.

Pemanfaatan teknologi solar inverter yang memiliki kapabilitas off-grid dan on-grid dapat menjadi solusi karena teknologi ini dapat secara otomatis menyimpan energi listrik yang tidak terpakai atau berlebih ke dalam baterai.

Produk dan solusi listrik berbasis tenaga surya bagi sektor rumah tangga dapat menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan pasokan dan akses terhadap energi bersih. 

Bagi masyarakat yang hendak memulai perjalanan menuju penggunaan listrik yang lebih bersih, Schneider Electric memiliki dua produk yang dapat digunakan di rumah, yaitu Schneider Electric Homaya dan Mobiya.

1. Schneider Electric Homaya Hybrid 1500VA

Schneider Electric Homaya Hybrid 1500VA merupakan produk inverter yang dapat mengonversi daya listrik yang dihasilkan oleh panel surya menjadi listrik yang kemudian dapat digunakan secara langsung (on-grid).

Daya listrik juga bisa disimpan ke dalam baterai untuk digunakan kemudian (off-grid) atau sebagai listrik cadangan yang dapat digunakan sewaktu-waktu dibutuhkan, misalnya ketika terjadai pemadaman listrik.

Baca juga: Schneider Electric Ajak SMK Seluruh Indonesia Promosikan Lingkungan Sekolah Hijau

Homaya dapat menjadi solusi yang mudah dipasang, kompatibel dengan berbagai tipe panel surya dan baterai, serta efektif secara biaya sehingga cocok bagi individu atau keluarga yang ingin memulai transisi menuju sumber daya listrik yang lebih ramah lingkungan di rumah.

Homaya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik di rumah maupun lokasi usaha. Untuk informasi lebih lanjut mengenai Homaya Hybrid 1500VA, Anda dapat melihat spesifikasinya di sini.

2. Schneider Electric Mobiya

Schneider Electric Mobiya merupakan produk lampu portabel yang dilengkapi dengan panel surya untuk pengisian daya. Mobiya didesain untuk memberikan akses energi yang terjangkau dan ramah lingkungan di mana saja dan kapan saja.

Lampu ini tahan benturan, mudah dibawa, dan fleksibel untuk peletakannya karena dapat digantung atau digunakan seperti senter.

Lampu Mobiya dapat digunakan sampai dengan 48 jam per pengisian baterai dengan tingkat pencahayaan atau jumlah lumens yang disesuaikan dengan kebutuhan, mulai dari 20 lumens (lm), 85 lm, dan 170 lm.

Baca juga: Inisiatif Sustainability Pabrik Pintar Schneider Electric Cikarang

Lampu ini bersifat mandiri secara energi atau autonomous karena dilengkapi dengan panel surya yang digunakan untuk pengisian daya listrik. Selain sebagai lampu yang tahan air dan portabel, Mobiya juga dilengkapi dengan fitur untuk mengisi daya ponsel secara terintegrasi.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai Schneider Electric Mobiya, Anda dapat melihat spesifikasinya di sini.

Masyarakat saat ini sudah semakin sadar dengan perannya dalam membangun masa depan dunia yang lebih sustainable.

Tenaga surya juga diyakini dapat memenuhi kebutuhan akan energi yang bersih sekaligus menjadi solusi yang efektif untuk pemerataan akses listrik.

Namun demikian, anggapan bahwa listrik tenaga surya membutuhkan biaya investasi yang besar dan hanya diperuntukkan bagi sektor komersial menjadi penyebab kurang diliriknya energi terbarukan di sektor rumah tangga. 

Padahal, sesungguhnya saat ini teknologi yang dapat mengakomodasi kebutuhan perumahan ini sudah ada. Untuk itu, mari kita bersama-sama menjadi agen perubahan, dimulai dari lingkungan rumah kita sendiri. Menjadi #GREENHEROESForLife bagi diri, keluarga dan lingkungan sekitar.

Belajar Gratis Data Center di Schneider Electric University

Schneider Electric University beri pembelajaran tentang data center secara gratis

Bisa dibilang, merekrut dan mempertahankan tenaga kerja berkualitas dalam industri data center sedang dalam titik kritis. Padahal, sektor ini menjadi jantung ekonomi digital pada era disrupsi.

Kebutuhan tenaga kerja pada bidang data center (pusat data) juga terus meningkat dari tahun ke tahun.

Penelitian dari Uptime Institute Annual Data Center Survey 2021 menunjukkan, kebutuhan tenaga kerja data center secara global bertumbuh dari sekitar 2 juta karyawan pada 2019 menjadi hampir lebih dari 2,3 juta karyawan pada 2025.

Lebih lanjut, 32 persen responden perwakilan perusahaan pada survei tersebut mengalami kesulitan dalam mempertahankan staf dan sekitar 47 persen kesulitan mencari kandidat yang memenuhi syarat terhadap lowongan yang tersedia.

Baca juga: 3 Cara Mengelola Hunian Smart Home

Melihat fenomena tersebut, perusahaan yang bergerak di bidang transformasi digital dalam pengelolaan energi dan automasi, Schneider Electricmenginisiasi Schneider Electric University sebagai platform pendidikan digital vendor-agnostic yang memiliki akreditasi continuing professional development (CPD).

Senior Vice President at Secure Power Division Schneider Electric Natalya Makarochkina mengatakan, permintaan kapasitas data center bertumbuh secara eksponensial dalam beberapa tahun terakhir.

Bahkan, angkanya mencapai rekor tertinggi seiring dengan percepatan digitalisasi dan adopsi cloud.

Namun, kekurangan keterampilan di sektor data center menjadi tantangan yang signifikan dan hal ini berpotensi membawa dampak negative pada industri terkait lainnya, kata Natalya dalam pers rilis yang diterima Kompas.com, Kamis (5/8/2022).

Baca juga: Schneider Electric Ajak SMK Seluruh Indonesia Promosikan Lingkungan Sekolah Hijau

Dengan menyediakan panduan tentang teknologi terbaru dan inisiatif-inisiatif terkait sustainability, lanjutnya, Schneider Electric University menawarkan sumber daya untuk membantu menjembatani kesenjangan keterampilan.

“Caranya adalah dengan memberdayakan ekosistem bisnis, melatih kembali tenaga kerja profesional, dan melatih generasi profesional berikutnya untuk membangun data center di masa depan, ujar Natalya.

Saat ini, Schneider Electric University bisa diakses secara gratis secara daring melalui laman university.se.com.

Hingga saat ini, Schneider Electric University telah memberikan satu juta kursus kepada lebih dari 650.000 profesional data center dengan basis pengguna yang mewakili lebih dari 180 negara secara global.

“Kurikulum Schneider Electric University menjawab poin-poin utama di industri data center. Misalnya, kurikulum tentang Data Center Site Selection and Planning yang menawarkan panduan tentang cara memilih lokasi brownfield dan greenfield untuk akses energi terbarukan,” kata Natalya.

Ada juga kurikulum Alternative Power Generation Technologies yang membantu mendorong penerapan strategi energi terbarukan, pembangkit listrik di lokasi (on-site power generation), dan penggunaan teknologi, seperti microgrid. 

Baca juga: Inisiatif Sustainability Pabrik Pintar Schneider Electric Cikarang

Selanjutnya, terdapat kurikulum Battery Technology for Data Centers yang mengevaluasi dampak sustainability dari berbagai jenis baterai uninterruptible power supply (UPS), manfaat teknologi Lithium-Ion, dan analisis biaya lifecycle data center.

Selain itu, Schneider Electric University menyediakan berbagai kursus terbaru, seperti Optimasi Tata Letak Pendingin untuk Data Center (Optimizing Cooling Layouts for Data Center) dan Strategi Dasar Pengkabelan di Data Center (Fundamental Cabling Strategies in the Data Center).

Kemudian, kursus tentang Menguji Metode Proteksi Kebakaran di Data Center (Examining Fire Protection Methods in the Data Center) dan Dasar-Dasar Pendinginan II – Kelembaban di Data Center (Fundamentals of Cooling II – Humidity in the Data Center).

Atasi kekurangan tenaga kerja data center

Schneider Electric University mulanya bernama Data Center University. Adapun Data Center University didirikan oleh Data Center Science Center APC sebagai sumber daya gratis untuk melatih dan meningkatkan keterampilan profesional industri data center.

Kemudian, Schneider Electric melakukan akuisisi Data Center University pada 2006 dan mengubah namanya menjadi Schneider Electric University.

Setelah diakuisisi, Schneider Electric University kian berkembang dengan menawarkan lebih dari 200 kursus terkait data center, efisiensi energi, dan sustainability melalui dua kualifikasi perguruan tinggi khusus, yakni Professional Energy Manager (PEM) dan kualifikasi Data Center Certified Associate (DCCA).

Baca juga: Begini Upaya Pabrik Schneider Electric di Cikarang Gunakan 100 Persen Energi Terbarukan

Semua kursus tersedia dalam format modul satu jam yang dapat dilakukan secara mandiri dalam 14 bahasa. Lebih lanjut, Schneider Electric University diakui oleh 25 badan CPD industri di dunia, termasuk BICSI, Electrical Contractors Association (ECA), Engineers Ireland, dan Renewable Energy & Energy Efficiency Partnership (REEEP).

Sebagai salah satu platform pengembangan profesional khusus pertama di industri untuk data center dan manajemen energi, Schneider Electric University tetap sepenuhnya netral. Jadi, semua program tidak berpihak pada vendor mana pun (100 percent vendor-neutral).

Schneider Electric Ajak SMK Seluruh Indonesia Promosikan Lingkungan Sekolah Hijau

Adopt A Tree menjadi program sustainability yang dijalankan oleh Schneider Electric

Schneider Electric kembali melaksanakan program Adopt a Tree dengan menggandeng sekolah menengah kejuruan (SMK) untuk mempromosikan lingkungan sekolah hijau. 

Kegiatan tersebut merupakan bagian dari komitmen Schneider Electric Indonesia yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat sebagai bagian dari aksi besar #GREENHEROESForLife.

Program pertama ditandai dengan dilakukannya penanaman bibit pohon di SMK Negeri 15 Kota Bekasi dan program kedua dilakukan di SMK 13, Labuhan, Medan, yang mana kedua kegiatan ini melibatkan partisipasi aktif para karyawan Schneider Electric Indonesia serta jajaran guru dan pelajar. 

Baca juga: Kolaborasi Schneider Electric dan SMK Wujudkan Lingkungan Sekolah Hijau dengan Program Adopt a Tree

Cluster President Schneider Electric Indonesia & Timor Leste Roberto Rossi mengatakan, sustainability merupakan inti dari tujuan, budaya, dan bisnis Schneider Electric dalam membangun dunia yang berkelanjutan dan inklusif.

“Kami merupakan perusahaan pertama yang mengukur dan mengawasi dampak bisnis terhadap komunitas (people), lingkungan (planet), dan ekonomi (profit) sejak 2005,” kata Roberto.

Tahun lalu, lanjutnya, Schneider Electric kembali memperkuat komitmen sustainability melalui program Schneider Sustainability Impact 2021-2025 yang berfokus pada enam komitmen jangka panjang United Nations Sustainable Development Goals (UN SDGs), di mana salah satunya adalah pemberdayaan komunitas lokal (empower local communities).

Diakui lembaga pemeringkat ESG

Business Vice President Sustainability Schneider Electric Indonesia & Timor Leste Astri Ramayanti pada kesempatan yang sama  menyampaikan, dalam menjalankan komitmen pemberdayaan komunitas lokal, Schneider Electric selalu mendorong keterlibatan staf dan karyawan.

“Kami memiliki komitmen yang memfasilitasi staf dan karyawan untuk berkontribusi terhadap komunitas, baik secara berkelompok maupun individu. Beberapa inisiatif yang dilakukan antara lain membersihkan pantai, serta menjadi guru tamu di SMK dan Universitas,” kata Astri.

Schneider Electric gandeng SMK 13, Labuhan, Medan, untuk melaksanakan program Adopt A Tree

Sebagai informasi, inisiatif sustainability Schneider Electric telah diakui oleh banyak lembaga pemeringkat environmental, social, and corporate governance (ESG).

Baca juga: Begini Upaya Pabrik Schneider Electric di Cikarang Gunakan 100 Persen Energi Terbarukan

Pada 2020, Schneider Electric kembali memperoleh peringkat Customer Data Platform (CDP) Climate Change A selama sepuluh tahun berturut-turut dan memperoleh peringkat Low Risk dari Sustainalytics.

Schneider Electric juga diakui sebagai the world’s most sustainable corporation 2021 menurut Corporate Knights pada Januari 2021. Untuk informasi lebih lanjut terkait inisiatif sustainability Schneider Electric, kunjungi link berikut.

Inisiatif Sustainability Pabrik Pintar Schneider Electric Cikarang

Pabrik pintar Schneider Electric di Cikarang, Indonesia

Pabrik Schneider Electric Cikarang didirikan pada 1995 sebagai bagian dari PT Schneider Indonesia. Pabrik ini berlokasi di Kawasan Industri East Jakarta Industrial Park (EJIP) dengan area seluas 33.000 meter persegi.

Schneider Electric Cikarang sebagai smart and sustainable factory memulai perjalanan transformasi digitalnya pada 2017 yang secara bertahap menggunakan solusi arsitektur EcoStruxure yang mencakup connected product, edge control, apps, analysis and services untuk pengelolaan energi, operasional, dan pemeliharaan.

Beberapa solusi yang dimanfaatkan di antaranya adalah EcoStruxure Augmented Operator Advisor, EcoStruxure Power Monitoring Expert, EcoStruxure Building Advisor, EcoStruxure Resource Advisor, EcoStruxure Grid, Lean Digitalization System (for shop floor management), Remote FAT, Versatility Tool, 3D Printing, dan Paperless on Production Auto Control.

Baca juga: 6 Upaya yang Bisa Dilakukan Industri untuk Membangun Ekosistem Digital dan Automasi

Schneider Electric Cikarang juga memanfaatkan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan sistem panel surya yang terintegrasi solusi EcoStruxure Power. Solusi ini memungkinkan operator untuk memonitor kapasitas energi yang dihasilkan oleh tenaga surya.

Lebih dari 20 persen dari konsumsi energi bulanan di pabrik saat ini dihasilkan dari tenaga surya dan ditargetkan untuk mencapai 100 persen energi terbarukan pada 2025.

PLTS tersebut menghasilkan hingga 228 megawatt per hour (MWh) per tahun. Selain itu, PLTS yang digunakan juga telah mengurangi emisi karbon hingga 181 ton karbon dioksida per tahun atau setara dengan menanam 900 pohon per tahun.

Baca juga: 3 Cara Mengelola Hunian Smart Home

Sebagai informasi, penerapan solusi EcoStruxure dan energi terbarukan di Cikarang telah meningkatkan produktivitas dan efisiensi energi hingga 15 persen dengan pengurangan energi yang konsisten dari tahun ke tahun.

Langkah-langkah tersebut merupakan bagian dari program transformasi digital Schneider Electric secara global dan dukungan Schneider Electric sebagai anggota perusahaan RE100 melalui komitmennya terhadap netralitas karbon pada 2030.

Saat ini, pabrik pintar Schneider Electric Cikarang mempekerjakan lebih kurang 800 karyawan serta memiliki sertifikasi berdasarkan standar nasional dan internasional yang meliputi ISO 9001, ISO 14001, ISO 45001, ISO 50001 dan SMK3.

Baca juga: Peluang dan Tantangan Industri Otomotif di Era e-Mobility

Schneider Electric Cikarang juga dikenal sebagai pabrik engineered-to-order Schneider Electric terbesar di Asia yang memproduksi berbagai macam produk di bawah satu atap. Berikut adalah beberapa produk utama yang dihasilkan oleh pabrik pintar ini.

a. Medium Voltage Primary Switchgear

Schneider Electric Cikarang memproduksi PIX, MCset, and Motorpact untuk distribusi pasar lokal dan ekspor. Produk-produk ini sebagian besar dipasok untuk segmen utilitas, minyak dan gas, pembangkit listrik, bandara, serta industri (penambangan, mineral, dan logam).

b. Medium Voltage Secondary Switchgear

Medium Voltage Secondary terdiri dari SM6, RM6, dan Recloser/LBS, untuk segment utilitas dan bangunan. Distribusi 70 persen produk digunakan untuk pasar lokal di mana Perusahaan Listrik Negara (PLN) menjadi pelanggan terbesar untuk produk-produk ini.

c. Low Voltage Switchgear

Pelanggan utama dari produk ini adalah segmen minyak dan gas, Bandara, data center, serta industri pertambangan, mineral, dan logam. Distribusi 75 persen untuk pasar ekspor.

d. Low Voltage Products

Low voltage product adalah pemutus sirkuit yang terdiri dari ACB dan MCCB untuk distribusi pasar lokal.

Begini Upaya Pabrik Schneider Electric di Cikarang Gunakan 100 Persen Energi Terbarukan

Pengecekan alat elektrifikasi menggunakan teknologi EcoStruxure dari Schneider Electric

Schneider Electric mempertegas komitmennya terhadap praktik sustainability untuk mendukung pencapaian emisi nol bersih, pelestarian keanekaragaman hayati (biodiversity), dan pemberdayaan komunitas lokal.

Melalui pabrik pintarnya di Cikarang, Schneider Electric menargetkan netralitas karbon pada 2025 dengan pemanfaatan 100 persen energi terbarukan sebagai sumber energi listrik.

Sebagai pabrik engineered-to-order Schneider Electric terbesar di Asia, Schneider Electric Cikarang menjadi pabrik perakitan panel dengan spesifikasi khusus untuk berbagai macam produk dari peralatan listrik bertegangan rendah hingga menengah.

Baca juga: Pabrik Pintar Schneider Electric di Batam Sebagai Pabrik Percontohan

Terletak di kawasan industri East Jakarta Industrial Park (EJIP) dengan area seluas 33.000 meter persegi, pabrik Cikarang mempekerjakan 800 karyawan dan memiliki sertifikasi berdasarkan standar nasional dan internasional mencakup ISO 9001, ISO 14001, ISO 45001, ISO 50001 dan SMK3.

Schneider Electric Cikarang menggabungkan sistem automasi industri dan pemanfaatan energi terbarukan yang dapat meningkatkan visibilitas dan koordinasi antar-operator, serta meningkatkan efisiensi energi hingga 15 persen.

Tidak hanya itu, Schneider Electric Cikarang juga telah menerapkan energi terbarukan dengan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang menghasilkan daya hingga 228 megawatt per hour (MWh) per tahun.

Baca juga: 3 Cara Mengelola Hunian Smart Home

Pabrik pintar tersebut juga telah mengurangi emisi karbon hingga 181 ton karbon dioksida per tahun atau setara dengan menanam 900 pohon per tahun.

Lebih dari 20 persen dari konsumsi energi bulanan di pabrik saat ini dihasilkan dari tenaga surya dan ditargetkan untuk mencapai 100 persen energi terbarukan pada tahun 2025.

Prinsip Electricity 4.0

Plant Director Schneider Electric Cikarang Joko Sutopo menyampaikan, prinsip Electricity 4.0 yang menggabungkan teknologi digital dengan elektrifikasi dari sumber energi bersih merupakan kunci penting dalam mendukung kesuksesan pencapaian target sustainability.

“Perangkat yang terhubung dengan IoT dan monitoring software, serta pengelolaan data secara real-time dapat memberikan visibilitas yang lebih baik terhadap konsumsi dan kebutuhan energi, meningkatkan efisiensi, menekan emisi karbon, dan mengoptimalkan pemeliharaan aset,” jelas Joko.

Dari sisi sumber daya manusia (SDM), Schneider Electric juga melakukan transformasi dalam pola pikir dan peningkatan kompetensi digitalnya. Schneider Electric terus mendorong kreativitas SDM dalam menciptakan solusi hijau dan sustainable di lingkungan pabrik, baik itu dalam proses operasional, pelestarian keanekaragaman hayati, maupun pengembangan komunitas lokal.

Baca juga: Peluang dan Tantangan Industri Otomotif di Era e-Mobility

Schneider Electric juga menerapkan green supply chain, seperti mengurangi air freight ratio di sektor logistik dan menjalankan program reduce, reuse, recycle (3R) di sektor kemasan produk sehingga dapat mencapai zero waste dalam pengelolaan sampah.

Sejak 2017, pabrik Schneider Electric di Cikarang telah melakukan digitalisasi melalui penerapan teknologi digital dan automasi dengan menerapkan solusi EcoStruxure untuk produktivitas dan efisiensi operasionalnya.

Melalui pabrik pintarnya di Cikarang, Schneider Electric menargetkan netralitas karbon pada 2025 dengan pemanfaatan 100 persen energi terbarukan sebagai sumber energi listrik.

Pabrik pintar di Cikarang juga melakukan pelestarian keanekaragaman hayati di lingkungan pabrik, antara lain dengan mengurangi pemakaian plastik sekali pakai, menghemat air, memperkuat, dan melestarikan ekosistem lingkungan.

Dalam hal pemberdayaan komunitas lokal, pabrik pintar di Cikarang telah melatih lebih dari 1.000 orang yang mencakup tenaga pendidik dan pelajar sekolah, serta telah menyerap lebih dari 500 tenaga kerja yang berasal dari sekolah menengah kejuruan (SMK) di sekitar wilayah Cikarang.

Misi keberlanjutan

Business Vice President Sustainability Schneider Electric Indonesia & Timor Leste Astri Ramayanti Dharmawan mengatakan, Schneider Electric memiliki misi menjadi mitra digital untuk sustainability dan efisiensi.

“Secara global, kami telah memulai perjalanan sustainability sejak 2005 dan terus memperbarui komitmen sustainability kami. Schneider Sustainability Impact (SSI) 2021-2025 terbaru kami berfokus pada tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG) PBB yang mencakup enam komitmen jangka panjang,” katanya.

Beberapa komitmen yang dijalankan, di antaranya adalah mempercepat pencapaian netralitas karbon dalam lingkup operasional perusahaan pada 2025, mewujudkan emisi nol bersih pada 2030, menyediakan akses terhadap pendidikan dan pengembangan keahlian di bidang energi kepada 1 juta orang di seluruh dunia, serta mengembangkan inisiatif lokal untuk pemberdayaan komunitas.

Baca juga: 6 Upaya yang Bisa Dilakukan Industri untuk Membangun Ekosistem Digital dan Automasi

“Salah satu komitmen sustainability kami di Indonesia tercermin dalam pabrik pintar di Cikarang yang dapat menjadi contoh dan pembuktian bagaimana penerapan digitalisasi dan sustainability dapat menciptakan harmonisasi pengelolaan ekosistem kerja yang lebih sehat, berkualitas, efisien dan berdampak positif terhadap lingkungan,” katanya.

Baru-baru ini, Schneider Electric juga meluncurkan kampanye #GREENHEROESForLife yang mengajak keterlibatan seluruh pemangku kepentingan internal, pemangku kebijakan, mitra bisnis, dan pelanggan sebagai agen perubahan dalam membangun kehidupan yang lebih baik bagi generasi penerus.

“Kami akan berbagi pengalaman praktik sustainability yang kami dan pelanggan kami jalankan dan diharapkan dapat memberikan insipirasi bagi para mitra,” jelas Astri.

Baca juga: Inovasi Perusahaan untuk Mempersiapkan Infrastruktur Teknologi Menuju Net Zero Operations

Presiden Direktur PT East Jakarta Industrial Park (EJIP) Kenichiro Yoshida turut mengapresiasi kepemimpinan Schneider Electric Cikarang dalam inisiatif digitalisasi dan sustainability di kawasan industri.

“Kami selalu mendukung inisiatif-insiatif proaktif dari para tenan kami, baik itu terkait penerapan teknologi maupun upaya sustainability yang dapat meningkatkan produktivitas dan kontribusinya pada lingkungan dan masyarakat. Seperti halnya yang dilakukan Schneider Electric Cikarang,” ujar Yoshida.

Tentunya inisiatif seperti itu diharapkan dapat menjadi contoh success story yang akan mendorong lebih banyak lagi pelaku industri di Kawasan EJIP untuk segera bertransformasi menjadi pabrik pintar dan sustainable.

Adapun Kawasan EJIP berdiri sejak 1990 dengan luas area 320 hektare dan memiliki 89 tenan di mana lebih dari 80 persen merupakan perusahaan asal Jepang.