Dorong Transformasi Industri, Schneider Electric Raih Penghargaan INDI 4.0

revolusi industri 4.0


Schneider Electric, perusahaan global dalam transformasi digital di pengelolaan energi dan otomasi industri kembali memperoleh penghargaan Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) atas capaian pabrik pintarnya di Batam.

Sebelumnya, pabrik pintar tersebut telah ditetapkan sebagai “Global Lighthouse Network” oleh World Economic Forum (WEF) pada 2019. Schneider Electric Indonesia pun menjadi salah satu dari 54 perusahaan di dunia yang masuk dalam Global Lighthouse Network WEF sebagai pemimpin dalam pengadopsian teknologi industri 4.0.

Schneider Electric juga telah memperoleh penghargaan INDI 4.0 sebagai “A National Lighthouse for Indonesia” pada 2019 yang sekaligus menjadi mitra pertama pemerintah Indonesia sebagai proyek percontohan pabrik pintar di Tanah Air.

Cluster President Schneider Electric Indonesia & Timor Leste, Xavier Denoly menyampaikan bahwa saat ini dunia sudah memasuki era next-generation industry.

Pemanfaatan teknologi pun tidak lagi hanya berbicara mengenai efisiensi dan peningkatan produktivitas operasional, tetapi bagaimana teknologi digital dapat membantu meningkatkan ketahanan dan keberlanjutan bisnis yang berorientasi pada pemberdayaan sumber daya manusia.

Schneider Electric raih penghargaan INDI 4.0

“Hal inilah yang telah kita saksikan dan alami di masa pandemi Covid-19. Dalam rangka mempercepat transformasi digital memasuki era next-generation industry, dibutuhkan komitmen dan kolaborasi seluruh pemangku kepentingan baik itu pemerintah sebagai pembuat kebijakan, pelaku industri, tenaga ahli, akademisi, konsultan dan penyedia teknologi, serta lembaga keuangan,” jelas Xavier.

Kolaborasi ini, lanjutnya, dapat dilakukan dengan membangun ekosistem guna mendukung kemitraan strategis dan menjadi sarana berbagi pengalaman serta wawasan terbaru terkait industri 4.0.

Baca juga: Antisipasi Serangan Siber, Industri Teknologi Perlu Terapkan Cyber Security!

“Kami menyambut baik diluncurkannya platform digital SINDI 4.0 oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sebagai ekosistem untuk membangun sinergi dan kolaborasi seluruh pihak dalam percepatan proses tranformasi industri. Schneider Electric juga akan terus menjadi akselerator yang membantu program pemerintah mewujudkan Making Indonesia 4.0,” kata Xavier.

Secara global, Schneider Electric telah membangun ekosistem tersebut yang dikenal dengan Schneider Exchange Community yang menjadi tempat para pemangku kepentingan di seluruh dunia berkomunikasi dan berkolaborasi mencari solusi terbaik dalam pengelolaan energi dan otomasi.

Baca juga: 6 Cara Menata Ruang Server di Kantor

Di dalam ekosistem tersebut, para anggota komunitas dapat berkonsultasi dengan para ahli dari seluruh mitra strategis Schneider Electric, mulai dari bertukar gagasan, solusi, dan peluang bisnis, mengikuti pelatihan, hingga mengakses berbagai teknologi dan software yang tepat sesuai kebutuhan transformasi digitalnya.

“Platform seperti SINDI 4.0 dan Schneider Exchange Community akan semakin mempermudah para pelaku industri dalam menciptakan dan mengembangkan strategi digitalnya serta menemukan mitra yang tepat untuk pengimplementasiannya,” ujar Xavier.

Antisipasi Serangan Siber, Industri Teknologi Perlu Terapkan Cyber Security!

pentingnya cyber security untuk antisipasi serangan siber bagi peruahaan teknologi


Memahami risiko keamanan teknologi operasional (operational technology) merupakan hal wajib yang perlu dilakukan industri di bidang pengelolaan energi dan otomasi.

Selain itu, pelaku industri juga perlu memahami prinsip dasar dalam memperkuat ekosistem digital agar lebih aman, lebih produktif, dan lebih efisien. Utamanya, untuk mengantisipasi risiko serangan siber (cybercrime) yang semakin tinggi di era revolusi industri 4.0.

Terkait hal itu, Country President Director Schneider Electric Indonesia Xavier Denoly mengatakan, cyber security menjadi solusi untuk mengidentifikasi, memitigasi, dan mengurangi risiko serangan siber.

Menurutnya, pelaku industri perlu memetakan risiko-risiko keamanan teknologi operasional dan mencari solusi preventif untuk mencegah risiko tersebut. Setidaknya, ada empat risiko keamanan teknologi operasional yang mesti diantisipasi, yaitu:

1. Serangan siber pada kelemahan sistem tertentu

Serangan pada operational technology cenderung memfokuskan pada kelemahan spesifik dalam satu target. Bentuk serangan seperti itu membutuhkan sistem perlindungan khusus, karena langkah-langkah defensif seperti antivirus tidak umum diterapkan.

2. Perangkat yang sudah jadul

Saat ini masih banyak perusahaan yang menggunakan sistem lama sebelum munculnya Industrial Internet of Things (IIoT). Sistem lama ini cenderung lebih rentan untuk diretas. Jadi, perusahaan perlu mengantisipasi risiko cyber security dari infrastruktur lama dan mulai melakukan perencanaan cyber security yang mencakup end-to-end sistem baru serta sistem lama.

Baca juga: Lemot saat Main Game Online? Duh, Ternyata Data Center Penyebabnya

3. Serangan siber lewat koneksivitas

Setiap perangkat yang terhubung internet, bisa diidentifikasi oleh peretas untuk menyusup dan memanipulasi seluruh ekosistem digital. Oleh karena itu, pendekatan holistik untuk keamanan siber mulai dari keamanan produk hingga perlindungan rantai pasokan sangat penting untuk diperhatikan.

4. Akses sistem pihak ketiga

Sangat umum bagi vendor/teknisi eksternal diberikan akses ke perangkat operational technology dengan kontrol yang lemah. Akses ini pun menimbulkan risiko.

Solusi

Dengan risiko serangan operational technology yang beragam, penting bagi industri untuk beralih dari tindakan reaktif ke perencanaan dan pencegahan proaktif untuk memperkuat sisten cyber security.

“Dalam melakukan transformasi pabrik pintar, Schneider Electric telah menempatkan kebijakan cyber security sebagai bagian dari proses transformasi yang difokuskan pada empat aspek penting,” ujar Xavier.

Empat aspek tersebut terdiri dari:

  • Permit (kebijakan otentikasi dan otorisasi jaringan)
  • Protect (pemanfaatan perangkat sistem proteksi)
  • Detect (kemampuan mendeteksi isu atau ancaman secara cepat)
  • Respond (kemampuan untuk merespons ancaman secara sistematik dan tepat sasaran untuk meminimalisasi dampak)

Selain itu, ada beberapa langkah yang perlu dipertimbangkan oleh pelaku industri dalam penerapan cyber security di lingkungan operational technology, yakni membuat zona segmentasi jaringan agar tidak mudah diretas.

Lemot saat Main Game Online? Duh, Ternyata Data Center Penyebabnya

 

penyebab game online lemot

Seiring berjalannya waktu, industri game online semakin tumbuh. Hal ini selaras dengan perkembangan dunia teknologi yang semakin kencang. Bahkan, selama pandemi Covid-19, pertumbuhan pengembang game di Indonesia naik 10-20 persen, menurut data Asosiasi Game Indonesia (AGI).

Bila dilihat dari perspektif data center, pertumbuhan game online yang begitu masif ini bagaikan pisau bermata dua. Memang, game online punya banyak kelebihan dan kemudahan untuk dimainkan. Dengan modal smartphone dan jaringan internet, game online sudah bisa dinikmati banyak orang.

Namun, seiring bertambahnya pengguna game online, kemungkinan game tersebut down semakin besar. Melansir laman Schneider Electric, pada saat bermain terkadang ada momen di mana game tersebut mengalami laging secara tiba-tiba. Ternyata, permasalahan tersebut ada pada sistem cloud yang menaungi data game.

Cloud sendiri merupakan sistem komputasi tak terlihat yang berbasis layaknya sebuah awan. Fungsi dari cloud ini adalah menyimpan dan mengolah data secara real time. Meskipun cloud merupakan sistem terpadu dalam pengolahan data, tetapi sifatnya terbatas.

Seiring berjalannya waktu, banyak pengguna yang memanfaatkan cloud secara bersamaan. Hal inilah yang akan mengurangi kecepatan pembacaan data. Untuk mengatasi problematika itu, ada solusinya, yakni pemanfaatan sistem komputasi edge dengan cara desentralisasi cloud dan menyebar kapasitasnya.

Dengan melakukan desentralisasi cloud, data tidak hanya terpusat pada satu sumber. Jadi, data yang dikelola oleh satu cloud dengan cloud lainnya tidak bertabrakan. Penyimpanan dan pengelolaan data dari game pun menjadi lebih ringan. Alhasil, game yang dimainkan akan terhindar dari masalah lemot.

Baca juga: 5 Fokus Utama yang Harus Diperhatikan Penyedia Layanan Cloud dan Data Center

Namun, menggunakan sistem edge memang tak bisa lepas dari tantangan lain, yakni berupa pemeliharaan data center yang semakin banyak dan tersebar. Dengan tersebarnya lokasi data center, maka beban kerja teknisi teknologi informasi (IT) yang standby semakin berat.

Untuk itu, industri gaming perlu menggunakan sistem data center terpadu seperti yang dimiliki Schneider Electric dengan teknologi EcoStruxure. Teknologi EcoStruxure ini mampu mengoptimalkan performa infrastruktur jaringan, memitigasi masalah sebelum terjadi, dan memungkinkan perangkat (device) sesuai dengan ekosistem yang dibutuhkan.

5 Fokus Utama yang Harus Diperhatikan Penyedia Layanan Cloud dan Data Center

 

layanan cloud dan data center harus efisien dan memenuhi asas keberlanjutan

Pada era digital seperti sekarang, pengelolaan data yang optimal, efektif, dan efisien sangatlah diperlukan. Oleh karena itu, peran data center atau pusat data menjadi begitu penting.

Perlu diketahui, data center adalah suatu fasilitas yang digunakan untuk menempatkan sistem komputer dan komponen-komponen terkaitnya, seperti sistem telekomunikasi dan penyimpanan data. Tanpa adanya data center, data-data perusahaan atau individu banyak orang tak akan tersimpan dan hilang begitu saja.

Kini, data center tak hanya harus aman dan mudah dijangkau, lebih dari itu, data center harus pula memenuhi persyaratan ramah lingkungan dan hemat energi.

Hal itu sejalan dengan riset yang dilakukan oleh Schneider Electric dan 451 Research (bagian dari S&P Global Market Intelligence) dengan studi terbarunya bertajuk “Multi-tenant Data Centers and Sustainability: Ambitions and Reality”.

Studi tersebut mengukur dampak efisiensi dan keberlanjutan terhadap bisnis penyedia layanan cloud dan menemukan lima fokus utama untuk meningkatkan keberlanjutan pada layanan tersebut. Berikut hasilnya:

·         Mengoptimalkan distribusi daya listrik di data center

·         Meningkatkan infrastruktur distribusi daya listrik di data center

·         Mengoptimalkan efisiensi sistem pendingin data center, dan

·         Meningkatkan infrastruktur sistem pendingin data center

·         Efektivitas pemeliharaan dan modernisasi produk untuk memperluas dan mengoptimalkan siklus hidup fasilitas data center

“Efisiensi dan keberlanjutan data center sudah menjadi topik utama di sektor data center dan penyedia layanan multi-tenant data center (MTDC) di seluruh dunia,” ujar analis riset senior di 451 Research, Daniel Bizo.

Pada studi tersebut, mayoritas responden sebanyak 57 persen percaya bahwa efisiensi dan keberlanjutan akan menjadi faktor pembeda dalam meningkatkan daya saing dalam tiga tahun mendatang.

Meski demikian, hanya sekitar 43 persen responden yang mengatakan bahwa mereka memiliki inisiatif strategi keberlanjutan dan peningkatan efisiensi untuk infrastruktur mereka.

Baca juga: Perusahaan Harus Tahu, Ini 6 Langkah Menata Ruang Server di Kantor

Adapun yang bisa menjadi penggerak utama dalam program efisiensi dan keberlanjutan penyedia jasa data center adalah ekspektasi pelanggan (50 persen), Ketahanan operasional jangka panjang (40 persen), serta peraturan pemerintah (36 persen).

Terkait keberlanjutan, studi tersebut juga menemukan beberapa hal yang harus menjadi fokus operator data center terkait penyediaan layanan yang hemat energi dan ramah lingkungan.

Sebagai informasi, studi tersebut mencakup insight terhadap lebih dari 800 penyedia layanan data center di seluruh dunia. Responden pun berasal dari berbagai negara, di antaranya Amerika Serikat, China, India, Australia, Perancis, Inggris, Meksiko, Brasil, Jepang, Singapura, Arab Saudi, Swedia, dan Denmark.

Perusahaan Harus Tahu, Ini 6 Langkah Menata Ruang Server di Kantor

ruang server

Bagi perusahaan, ruang server merupakan aset integral untuk bisnis karena berfungsi sebagai ruang fisik yang menampung semua data jaringan komputer.

Sebagian besar tim teknologi informasi atau information technology (IT) di organisasi mana pun pasti memerlukan ruang server untuk memecahkan masalah jaringan dan melakukan pemeliharaan rutin.

Oleh karena itu, penataan ruang server perusahaan yang baik dibutuhkan untuk pemeliharaan yang lebih mudah. Desain ruang server yang baik juga penting sebagai norma keselamatan organisasi.

Melansir situs resmi Schneider Electric, berikut adalah langkah-langkah yang bisa dilakukan perusahaan untuk menyiapkan dan menata ruang server di lingkungan kantor.

1. Tentukan ukuran ruangan yang sesuai

Langkah pertama adalah menentukan ukuran ruang server yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Ini harus direncanakan sedemikian rupa sehingga akan ada cukup ruang untuk server, wires, kabel, dan peralatan lain yang diperlukan agar tetap nyaman. Departemen IT juga harus memastikan bahwa data disimpan menjauh dari dinding luar ruangan.

2. Siapkan ruang penyimpanan hardware

Langkah selanjutnya adalah merencanakan dan mengoptimalkan ruang. Lemari dan rak harus dirancang untuk menyimpan mesin fisik dan inventaris terkait IT seperti sakelar dan soket listrik di ruang server. 

Salah satu ruang penyimpanan atau storage yang bisa kamu pilih adalah NetShelter dari Schneider Electric. Memiliki ruangan yang terencana dengan baik akan membantu tim IT melakukan perawatan secara cepat dan tepat waktu.

3. Jaga agar ruangan tetap dingin

Setelah ruang server selesai diatur, langkah selanjutnya adalah memastikan ruangan tetap dingin dan kering untuk menghindari peralatan overheat atau terlalu panas. Salah satu opsi yang bisa diterapkan adalah memasang cooling unit sebagai alat pendingin di ruang server. Pastikan pula ada termometer dan dehumidifier di dalam ruangan untuk mengecek suhun dan kelembapan.

4. Beri ruang untuk kabel

Menjaga semua kabel tetap aman sangat diperlukan. Oleh karena itu, pastikan ruang server memiliki space yang cukup untuk meletakkan kabel listrik tanpa membuatnya berantakan dan menggulung tidak beraturan.

Baca juga: Pentingnya UPS Mendukung Teknologi Smart Home

5. Terapkan prosedur keamanan

Salah satu hal penting lainnya adalah selalu menerapkan prosedur keamanan secara ketat. Ruang server memiliki semua data yang penting bagi perusahaan. Oleh karena itu, ruang server harus dibatasi hanya untuk beberapa orang. Sistem kontrol akses pun harus dipasang untuk memastikan bahwa hanya orang yang perlu pergi ke sana untuk bekerja yang memiliki aksesnya. Ruang server yang aman akan melindungi semua data penting perusahaan.

6. Selalu pantau ruang server

Betapa pun amannya ruang server, penting bahwa proses pemantauan harus diterapkan untuk berjaga-jaga. Setiap aktivitas yang tidak biasa pun harus segera ditindaklanjuti untuk menghindari kejadian yang tak diinginkan.