Keberlanjutan adalah Kunci Kelangsungan Hidup Bisnis di Abad ke-21

Keberlanjutan perusahaan

Secara historis, sebagian besar perusahaan hanya berfokus pada laba keuangan. Meskipun saat ini, istilah triple bottom line (TBL) telah menjadi bagian dari bahasa bisnis sehari-hari. Istilah ini menggambarkan tiga garis dasar, yakni sosial, lingkungan, dan keuangan atau sering disebut sebagai people, planet, dan profit (3P).

Mengubah proses dan praktik untuk secara bersamaan memenuhi ketiga ukuran keberhasilan tersebut mungkin tampak sulit. Namun, ada teknologidigital yang dapat memungkinkan mencapai tujuan itu.

Baca juga: Kolaborasi Indonesia dan Prancis dalam Memajukan Pendidikan Vokasi

Bisnis yang telah melakukan transformasi digital bisa beroperasi secara berkelanjutan dan lebih siap untuk menghadapi segala tantangan disrupsi di masa depan.

  • Teknologi yang terhubung dengan cerdas menyediakan akses ke aliran data yang diperlukan untuk melacak dan mengevaluasi kinerja dalam hal keberlanjutan serta profitabilitas.
  • Analitik berbasis cloud, machine learning, dan digital twins bekerja sama untuk mengurangi emisi karbon dan meningkatkan efisiensi proses manufaktur.
  • Digitalisasi di seluruh rantai nilai yang kompleks saat ini memungkinkan sirkularitas industri – 5R: remanufacture, repair, reuse, recycle, dan refurbish.

Proses menuju keberlanjutan 

Operasional berkelanjutan pada bisnis tidak hanya sekadar mengurangi penggunaan energi semata, tetapi juga emisi gas rumah kaca, penggunaan plastik, dan memastikan tenaga kerja dan material bersumber secara adil.

Salah satu perusahaan yang berfokus pada transformasi digital, energi, dan automasi, Schneider Electric, percaya bahwa semua itu dapat diwujudkan dengan menggabungkan tiga hal, orang, proses, dan teknologi.

Baca juga: 3 Langkah Transformasi Digital untuk Pelaku UMKM

Tiga tingkat kedewasaan diuraikan di bawah ini dengan contoh pendekatan Schneider Electric untuk mengatasinya:

  1. Produksi yang efisien – Di pabrik cerdas dan pusat distribusi cerdas milik Schneider Electric, mereka telah mengurangi biaya energi sebesar 10-30 persen dan biaya pemeliharaan sebesar 30-50 persen dengan menerapkan Industrial Internet of Things (IIoT) di seluruh rantai pasokan global.
  2. Komitmen sosialSchneider Electric berkomitmen untuk mengurangi tidak hanya jejak karbon pada proses produksi, tetapi juga pada bagian mitra, pemasok, dan pelanggan dalam rantai nilai.
  3. Green product – Desainer Schneider Electric memilih bahan berdasarkan jejak karbon. Misalnya, jika satu logam memiliki jejak karbon siklus hidup yang lebih rendah daripada yang lain, mereka akan memilih itu untuk digunakan sebagai pemutus sirkuit. Schneider Electric memastikan sebanyak mungkin produk yang dibuat dapat didaur ulang di akhir masa pakainya.

Teknologi saat ini memungkinkan untuk mencapai kesuksesan yang diukur terhadap ketiga dimensi TBL. Solusi digital seperti EcoStruxureMachine Expert Twin dapat membantu.

EcoStruxure Machine Expert Twin adalah solusi perangkat lunak kembar digital yang skalabel untuk seluruh siklus hidup alat berat. Ini memungkinkan desain mekanik, listrik, dan kontrol dilakukan secara paralel.

Solusi tersebut memungkinkan industri masa depan menjadi lebih efisien dan mengoptimalkan keberlanjutan melalui semua tahap siklus hidup pabrik, mulai dari penjualan dan desain hingga operasi.

Baca juga: Keberlanjutan Energi dan Peran Schneider Electric dalam Mewujudkannya

Jauh lebih mudah untuk memverifikasi kinerja desain secara virtual untuk memastikan mereka berfungsi. Hal ini membuat kegiatan perbaikan terus-menerus.

Pada akhirnya, perusahaan dapat dengan cepat dan akurat menyesuaikan proses untuk bekerja lebih berkelanjutan sambil mendapatkan kelincahan yang dibutuhkan untuk mempertahankan bisnis dalam jangka panjang.

3 Langkah Transformasi Digital untuk Pelaku UMKM

Transformasi digital UMKM

Schneider Electric mengajak pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk membangun infrastruktur digital guna mendukung transformasi menuju ekonomi hijau dan berkelanjutan. Schneider Electric menggunakan istilah Electricity 4.0.

Electricity 4.0 mengombinasikan listrik dengan teknologi digital. Dalam Electricity 4.0, automasi menjadi kunci dalam mengakselerasi bisnis.

Sebagai informasi, berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) pada 2021, jumlah pelaku UMKM di Indonesia mencapai 64,2 juta dengan kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 61,07 persen.

Baca juga: Keberlanjutan Energi dan Peran Schneider Electric dalam Mewujudkannya

UMKM juga mampu menyerap 97 persen dari total angkatan kerja dan mampu menghimpun hingga 60,42 persen dari total investasi di Indonesia.

Padahal, di tengah pandemi Covid-19 yang berkecamuk, pelaku UMKM menghadapi tantangan dari berbagai sisi, seperti gangguan dalam rantai pasokan, menurunnya permintaan lokal dan internasional, perubahan perilaku konsumen, serta kekurangan tenaga kerja. 

Sebagian besar pelaku UMKM mungkin telah mengetahui pentingnya mempersiapkan usaha mereka untuk menghadapi kondisi-kondisi tidak terduga, tetapi tidak banyak yang bersiap untuk mengantisipasi terjadinya krisis global pandemi.

Baca juga: Kolaborasi Indonesia dan Prancis dalam Memajukan Pendidikan Vokasi

Oleh karena itu, pelajaran yang dapat dipetik dari pandemi Covid-19 adalah pentingnya menerapkan sistem manajemen risiko yang memberikan ruang lebih untuk fleksibilitas dan desentralisasi pada seluruh proses operasional, termasuk model rantai pasokan. 

Kondisi saat ini memang tengah berangsur pulih. Aktivitas ekonomi mulai kembali bergejolak. Pelaku usaha juga mulai mencari peluangnya untuk melesat dengan meramu ulang strategi bisnis. Namun, pelaku usaha perlu mengingat pelajaran penting dari krisis Covid-19.

Keberhasilan perusahaan bertahan dalam jangka waktu panjang di masa krisis terletak pada kemampuan perusahaan untuk cepat beradaptasi dan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan ketahanan bisnisnya.

Baca juga: Pameran Apa yang Dihadirkan di Hannover Messe 2022?

Elektrifikasi, automasi bisnis, dan digitalisasi proses kerja bukanlah sebuah opsi, melainkan sebuah kebutuhan yang cepat atau lambat harus diterapkan.

Pertanyaan selanjutnya adalah apa yang harus dipahami pelaku UMKM agar transformasi digitalnya dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi bisnisnya. Menurut Schneider Electric, berikut langkah yang mesti dilakukan pelaku UMKM.

1. Mulai dari yang kecil dan rasakan manfaatnya 

Langkah pertama adalah melakukan identifikasi proses dalam rantai produksi. Terapkan digitalisasi mulai dari hal terkecil dan rasakan manfaatnyaAnda perlu melibatkan tim dalam tahap perencanaan dan implementasi ini.

Dengan cara ini, Anda akan memberikan energi positif bagi mereka untuk menjadi bagian dari proses transformatif yang pada akhirnya akan meningkatkan keterampilan dan pola pikir mereka.

2. Tetapkan beberapa tujuan dan area yang membutuhkan teknologi automasi

Salah satu contohnya adalah mengakomodasi proses produksi agar lebih tepat waktu. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan konsistensi yang lebih tinggi.

Alhasil, Anda bisa menghemat biaya atau meningkatkan kapasitas, meningkatkan waktu untuk melakukan riset pasar, meningkatkan reputasi Anda sebagai pemasok, dan fokus pada peningkatan keselamatan serta kesehatan di lingkungan kerja.

3. Lakukan pengawasan dan pastikan adanya dukungan pasca-implementasi

Pelayanan berupa dukungan dan pemeliharaan sangat penting.  Apakah penyedia teknologi automasi yang Anda gunakan memberikan garansi? Apakah ada ketersediaan suku cadangdan bantuan teknis saat dibutuhkan? 

Apakah terdapat pra-pelatihan terkait kompetensi yang dibutuhkan dan apakah ada kursus sertifikasi yang dapat diambil untuk menjadi bagian dari proses automasi? Terdapat beberapa tahapan dalam implementasi dan setiap tahapan berperan penting.

Sebagai perusahaan yang fokus pada transformasi digital dalam pengelolaan energi dan automasiSchneider Electric telah banyak membantu pelaku usaha dalam perjalanan transformasi digitalnya.

Baca juga: Schneider Electric Beri Bantuan kepada 6 Rumah Sakit Pemerintah Indonesia

Schneider Electric memiliki Automation Starter Pack yang mencakup layanan, hardware, dan software untuk UMKM, yaitu SME Jumpstart Automation Package.

SME Jumpstart Automation Package memanfaatkan teknologi augmented reality (AR) dan pemantauan berbasis cloud untuk meningkatkan manajemen serta pemeliharaan mesin.

Teknologi tersebut juga membantu pelaku UMKM memulai perjalanan automasinya, mulai dari mendigitalisasi database berbasis hardcopy menjadi database online, memungkinkan pelacakan kinerja secara jarak jauh, hingga membantu UMKM memastikan bahwa proses transformasi mereka berkelanjutan.

Keberlanjutan Energi dan Peran Schneider Electric dalam Mewujudkannya

Bahan baku ramah lingkungan bisa didapat dari bahan daur ulang

Menurut Schneider Electric, keberlanjutan adalah suatu keharusan bagi semua spesies hidup. Keberlanjutan merupakan peluang untuk menciptakan ketahanan dan efisiensi dalam jangka panjang.

Keberlanjutan sangat penting untuk pembangunan ekonomi seiring dengan kemajuan sosial dan teknologi. Jika tujuan Paris Agreement 2015 ingin segera direalisasi, bumi membutuhkan lebih banyak angin, matahari, kendaraan listrik tanpa emisi, dan penyimpanan stasioner. Semua teknologi ini pun bergantung pada berbagai bahan.

Baca juga: Schneider Electric Beri Bantuan kepada 6 Rumah Sakit Pemerintah Indonesia

Bila kita menganggap serius tujuan Paris Agreement, maka kita harus berpikir secara proaktif untuk membuat kemajuan substansial untuk dicapai pada 2030.

Bahan hijau atau green materials tersedia dalam berbagai bentuk. Mulai dari papan sirkuit yang dapat terdegradasi dan elektronik organik, hingga logam yang dapat didaur ulang dan digunakan kembali tanpa batas. Bahan organik dan anorganik keduanya dapat dianggap hijau.

Adapun beberapa manfaat menggunakan bahan baku ramah lingkungan adalah:

  1. Diferensiasi produk
  2. Kesepakatan dengan peraturan pemerintah dan standar lingkungan
  3. Nilai tambah dengan pendekatan nol-emisi

Untuk mewujudkan hal tersebut, salah satu perusahaan asal Prancis, Schneider Electric pun melakukan upaya dan inisiatif serius dengan menandatangani Pakta Plastik Eropa (European Plastics Pact) pada peluncuran resminya di Brussel, 6 Maret 2020.

Sekarang mari kita fokus pada logam hijau atau green metals. Saat ini, produksi logam primer bertanggung jawab atas 7-8 persen dari seluruh penggunaan energi global dan berkontribusi terhadap dampak lingkungan lokal yang parah.

Baca juga: Kolaborasi Indonesia dan Prancis dalam Memajukan Pendidikan Vokasi

Penting untuk menerapkan teknik terbaik yang tersedia untuk mendaur ulang logam. Raksasa manufaktur logam harus mulai bekerja menuju pengurangan karbondioksida yang signifikan.

Memang, beberapa logam yang digunakan di industri, seperti yang terdapat di dalam ponsel dan sel surya memiliki tingkat daur ulang, tetapi secara signifikan kurang dari 1 persen.

Mempertimbangkan tantangan tersebut, terdapat lima peluang penting menuju tujuan logam hijau.

  1. Mengalihkan bahan bakar utama dari batubara ke biomassa.
  2. Meningkatkan efisiensi tanur sembur atau blast furnace (BOF) untuk mengurangi konsumsi energi dan kerugian produksi.
  3. Meningkatkan daur ulang kepingan menggunakan tungku busur listrik yang lebih ramah lingkungan.
  4. Menangkap emisi karbon untuk digunakan kembali dalam menciptakan produk baru untuk industri.
  5. Menyempurnakan produksi dan teknologi dampak lingkungan yang rendah.

Singkatnya, peran bahan ramah lingkungan memberikan banyak tantangan dan beberapa perusahaan, seperti Schneider Electric sudah mengerjakannya secara serius dalam mencapai target keberlanjutan.

Baca juga: Pameran Apa yang Dihadirkan di Hannover Messe 2022?

Kolaborasi Indonesia dan Prancis dalam Memajukan Pendidikan Vokasi

Pemerintah Indonesia dan Prancis sepakat bangun pendidikan vokasi.

Schneider Electric Indonesia berkontribusi menjadi penghubung antara pemerintah Indonesia dan Prancis dengan berperan sebagai industry knowledge partner dalam transformasi ekosistem pendidikan vokasi. 

Sebagai informasi, kedua negara sepakat bekerja sama untuk menguatkan pembangunan sumber daya manusia (SDM) melalui pendidikan vokasi. Program kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Prancis ini diimplementasikan dalam program Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan (SMK PK).

Total nilai bantuan yang telah diberikan oleh Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk program kerja sama tersebut senilai Rp 141,538 miliar. Sementara itu, pemerintah Perancis menyumbangkan dana senilai Rp 26,327 miliar.

Baca juga: 3 Langkah Transformasi Digital Manufaktur F&B
Adapun sasaran target dari kerja sama tersebut adalah sejumlah 124 SMK yang menyelenggarakan kompetensi keahlian kelistrikan, energi terbarukan, dan automasi industri. Hingga 2022, program ini sudah melampaui target dengan membantu 125 SMK yang tersebar di seluruh Tanah Air.

Selain pihak swasta, program tersebut juga turut melibatkan Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) serta Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Mesin dan Teknik Industri (BBPPMPV BMTI).

Melalui program up-skilling dan re-skilling guru kejuruan, program tersebut telah melatih sebanyak 340 guru kejuruan dan teknisi hingga 2021. Hasil pelatihan tersebut kemudian disalurkan kepada 630 guru lain dan 12.500 siswa SMK yang tersebar di seluruh Indonesia.

Kolaborasi komprehensif

Duta Besar Prancis untuk Indonesia Olivier Chambard menyatakan, kerja sama pemerintah Prancis, Indonesia, dan Schneider Electric merupakan sebuah kolaborasi publik-swasta yang komprehensif di sektor pendidikan dan relevan dengan kebutuhan industri masa depan.

“Pemerintah Prancis senang dapat ikut andil dalam pengembangan sistem pendidikan kejuruan di Indonesia. Kami berterima kasih kepada para ahli kelistrikan yang telah menjadi tenaga pelatih, Schneider Electric Foundation, dan Schneider Electric Indonesia atas transfer teknologi serta pengalamannya,” ujar Olivier.

Baca juga: Pameran Apa yang Dihadirkan di Hannover Messe 2022?

Sebagai informasi, kemitraan Schneider Electric Global bersama pemerintah Prancis di bidang pendidikan telah berlangsung selama 50 tahun dan berfokus pada pelatihan bagi tenaga pengajar, siswa tingkat kejuruan dan perguruan tinggi, serta penyediaan teknologi.

Cluster President Schneider Electric Indonesia and Timor Leste Roberto Rossi mengatakan, Schneider Electric terus berkomitmen untuk menjadi industry knowledge partner dalam transformasi ekosistem pendidikan yang bermanfaat bagi generasi mendatang.

“Misi kami adalah mempersiapkan ahli kelistrikan menghadapi tantangan masa depan dan menjadi mitra strategis dalam membangun sektor pendidikan yang berkelanjutan, sesuai dengan perkembangan dunia industri,” ujar Roberto.

Baca juga: Schneider Electric Beri Bantuan kepada 6 Rumah Sakit Pemerintah Indonesia

Roberto juga menekankan urgensi transformasi sektor pendidikan untuk mengatasi isu prioritas dunia yang saat ini tengah dibahas di Presidensi G20 Indonesia, yaitu transformasi digital dan transisi energi berkelanjutan.

“Teknologi yang memungkinkan transformasi industri dan transisi energi bersih telah ada saat ini. Penentu kesuksesannya ada pada SDM yang mengoperasikannya. Untuk itu, perlu adanya upaya berkelanjutan untuk mendukung pembangunan SDM,” jelas Roberto.

Kepercayaan industri internasional

Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendikbudristek Suharti mengatakan bahwa pihaknya mengapresiasi komitmen Pemerintah Prancis melalui Schneider Electric untuk terlibat dalam menghasilkan lulusan vokasi berkualitas.

“Kami berharap, ke depan akan semakin banyak industri yang menjadikan SMK sebagai bagian dari daya saing peningkatan ekonomi dan produktivitasnya,” tutur Suharti dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Jumat (3/6/2022).

Keterlibatan serta partisipasi dari pemerintah Prancis dan Schneider Electric, lanjutnya, menjadi bukti bahwa SMK mendapatkan kepercayaan dari industri berskala internasional.

Baca juga: Digitalisasi dan Edge Computing, Kunci Kesuksesan Perusahaan di Masa Depan

“Kerja sama yang dibangun merupakan bentuk diplomasi kedua negara. Oleh sebab itu, poin-poin kerja sama harus bersifat saling menguntungkan. Kami meyakini bahwa vokasi di Indonesia mampu memberikan sumbangsih pada pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan daya saing di kancah global,” kata Suharti.

Suharti meyakini bahwa program link and match yang diprakarsai kedua belah pihak tersebut mampu menjadi katalis revitalisasi SMK. Revitalisasi ini dimulai dari perencanaan melalui sinkronisasi kurikulum, pemenuhan peralatan, penyediaan ruang praktik, guru tamu, optimalisasi magang kerja, uji sertifikasi berstandar industri, hingga penerimaan lulusan SMK.

Baca juga: Pelajar Indonesia dari ITB Juara Kompetisi Schneider Go Green Tingkat Asia Timur dan Jepang

“Koordinasi dan kolaborasi antara SMK, pemerintah pusat, pemerintah daerah, industri, pemerintah Prancis, dan orang tua murid yang solid menjadi solusi mengatasi tantangan kebutuhan tenaga kerja pada masa kini dan masa depan, serta bagi lulusan yang akan menjadi wirausahawan,” imbuh Suharti.

Pameran Apa yang Dihadirkan di Hannover Messe 2022?

Schneider Electric kembali berpartisipasi di acara Hannover Messe

Hannover Messe adalah salah satu pameran dagang (trade fairs) terpenting di dunia untuk teknologi industri. Lokasinya ada di Kota Hannover, Jerman.

Biasanya, ada sekitar 6.500 peserta pameran dan lebih dari 200.000 pengunjung dari seluruh dunia yang meramaikan Hannover Messe. Untuk edisi 2022, pameran ini berlangsung mulai 30 Mei hingga 2 Juni 2022.

Baca juga: Schneider Electric Beri Bantuan kepada 6 Rumah Sakit Pemerintah Indonesia

Hannover Messe 2022 berfokus pada digitalisasi dan keberlanjutan sebagai kunci untuk mengubah industri. Oleh karena itu, acara Hannover Messe penting bagi semua industri yang memiliki fokus pada bidang energi dan automasi, seperti Schneider Electric.

Mengapa Hannover Messe penting bagi Schneider Electric?

Sebagai pemimpin dalam transformasi digital manajemen energi dan automasi, Schneider Electric akan mengungkap beberapa inovasi di Hannover Messe 2022 dengan tujuan yang kuat, yakni mempercepat jalur menuju nol emisi karbon bersih untuk pelanggan dan mitra.

Dari 30 Mei hingga 2 Juni, Schneider Electric Experts akan menyampaikan tiga pembicaraan berikut.

1. Innovation Talk: Our Resilient and Sustainable Future

Kebutuhan akan manufaktur cerdas generasi mendatang sangat mendesak. Perusahaan industri membutuhkan lebih banyak inovasi, automasi, efisiensi lingkungan, dan kelincahan di semua sektor. Tidak hanya untuk keberlanjutan planet ini, tetapi juga untuk keberlanjutan bisnis itu sendiri.

Melalui talk show ini, peserta akan belajar bagaimana meningkatkan keberlanjutan operasional mereka dengan mengintegrasikan energi dan sistem automasi secara digital.

Baca juga: Digitalisasi dan Edge Computing, Kunci Kesuksesan Perusahaan di Masa Depan

Mereka juga akan menemukan cara untuk menumbuhkan profitabilitas yang bertanggung jawab dengan analitik canggih dan perangkat lunak industri dan cara memanfaatkan ekosistem mitra tepercaya untuk mencapai dan melampaui sasaran operasional Anda

> Pembicara: Offer Manager Industrial Automation of DACH, Niels Wessel dan Global Innovation Ambassador, Karim Helal

2. Innovation Talk: Electricity 4.0 – Our Fastest Route to Net Zero

Lebih dari 80 persen emisi CO2 berhubungan dengan industri dan lebih dari 60 persen energi terbuang percuma. Untuk mengatasi perubahan iklim, kita perlu membuat energi ramah lingkungan dan cerdas. Solusinya adalah dunia yang lebih elektrik dan lebih digital. Schneider Electric menyebutnya Electricity 4.0.

Melalui talk show ini, peserta akan belajar bagaimana listrik membuat energi menjadi hijau dan bagaimana inovasi digital membuat energi menjadi cerdas dengan menghilangkan pemborosan.

Pembicara: Head of Marketing Sustainability of Europe Operations, Gerold Göldner, VP Strategy of Europe Operations, Cordelia Thielitz, dan Global Innovation Ambassador, Liani Toro

3. Innovation Talk: Next Generation Industrial Automation

Cara barang dan jasa diperoleh, diproduksi, dikirim, serta dikonsumsi semakin didorong oleh teknologi informasi. Kini, lebih banyak pekerjaan dilakukan dari jarak jauh. Lebih banyak pula interaksi bersifat digital. Hal ini membuat lebih banyak operasi otomatis yang bekerja.

Melalui talk show ini, peserta akan belajar bagaimana membuat operasi mereka berkelanjutan, gesit, dan tangguh melalui automasi industri yang berpusat pada perangkat lunak yang aman.

> Pembicara: System Marketing of Next Gen Automation Incubator, Leif Juergensen dan Global Innovation Ambassador, Marissa Mueller

Baca juga: Pelajar Indonesia dari ITB Juara Kompetisi Schneider Go Green Tingkat Asia Timur dan Jepang

Kunjungi

website resmi Hannover Messe 2022 untuk mengetahui lebih banyak informasi tentang acara ini dan bergabunglah ke dalam misi keberlanjutan Schneider Electric.