3 Cara Mengelola Hunian Smart Home

3 cara mewujudkan smart home di hunian Anda

Pemimpin transformasi digital dalam pengelolaan energi dan automasi, Schneider Electric, mengajak masyarakat untuk mengkaji ulang pola konsumsi listrik rumah tangga dan beralih ke penerapan rumah pintar (smart home) untuk meningkatkan kualitas hidup dan masa depan yang lebih berkelanjutan (sustainable).

Rumah tangga merupakan salah satu kontributor konsumsi listrik terbesar di dunia dan kontribusinya terus meningkat.

Data dari PT PLN (Persero) mencatat bahwa konsumsi listrik masyarakat Indonesia pada 2021 tumbuh pesat dan melampaui konsumsi pada 2019, sebelum terjadinya pandemi Covid-19.

Baca juga: Peluang dan Tantangan Industri Otomotif di Era e-Mobility

Hal itu perlu mendapatkan perhatian, terutama mengingat bahwa kebanyakan listrik yang digunakan di Indonesia berasal dari sumber energi fosil yang memberikan kontribusi emisi terbesar.

Di sisi lain, situasi pandemi yang berlangsung selama lebih dari dua tahun telah membawa berbagai perubahan dalam pola hidup masyarakat. Hampir semua aspek kehidupan terdampak oleh pandemi, termasuk pekerjaan, pendidikan, usaha, dan kegiatan sehari-hari.

Kegiatan masyarakat yang semula kebanyakan dilakukan di luar rumah berpindah ke dalam rumah. Hal ini berkontribusi dalam kenaikan penggunaan listrik rumahtangga di Indonesia. Dampaknya, tidak hanya pada naiknya biaya listrik, tetapi juga pemanasan global akibat peningkatan emisi karbon.

Baca juga: Keberlanjutan adalah Kunci Kelangsungan Hidup Bisnis di Abad ke-21

Distribution Channel and Residential VP Schneider Electric Indonesia M Farhan Lucky mengatakan, penting bagi masyarakat untuk mulai mengadopsi konsep smart and sustainable living sebagai kunci masa depan yang nol bersih dari emisi karbon.

“Tiap individu dapat menjadi #GREENHEROESForLife bagi dirinya, keluarga, dan lingkungan di sekitar. Dengan mengubah pola kebiasaan penggunaan listrik di rumah dan beralih ke sumber energi yang lebih ramah lingkungan, Anda sudah berkontribusi bagi masa depan generasi berikutnya,” kata Farhan.

Untuk memungkinkan hal tersebut, teknologi digital bisa dikolaborasikan dengan elektrifikasi dari sumber energi bersih (dikenal dengan istilah Electricity 4.0). Hal ini dapat memberikan solusi dengan menjadikan hunian menjadi lebih tangguh, lebih hemat energi, lebih personal, dan pada akhirnya meningkatkan kualitas hidup penghuni.

Baca juga: 6 Upaya yang Bisa Dilakukan Industri untuk Membangun Ekosistem Digital dan Automasi

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengelola penggunaan listrik di rumah lebih cerdas.

1. Manfaatkan aplikasi smart home

Dengan berbekal pemahaman tentang pola penggunaan alat elektronik yang ada, pemilik rumah dapat berperan aktif untuk mengurangi penggunaan alat-alat elektronik yang tidak terpakai. Hal ini dapat dilakukan secara manual dengan mematikan alat-alat elektronik tidak terpakai.

Cara lain, Anda bisa menggunakan sensor otomatis yang dapat mendeteksi kegiatan di area rumah. Jika Anda ingin menggunakan cara ini, Anda dapat menggunakan aplikasi smart home, seperti Wiser Home Control yang memungkinkan pemilik rumah memantau konsumsi energi dan membuat ekosistem listrik yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.

Baca juga: Inovasi Perusahaan untuk Mempersiapkan Infrastruktur Teknologi Menuju Net Zero Operations

Wiser Home Control mengintegrasikan teknologi kelistrikan, multimedia, dan telekomunikasi Anda dalam satu solusi yang mudah digunakan.

Teknologi ini dapat dioperasikan oleh lebih dari satu orang dan terukur sehingga memungkinkan Anda untuk memonitor, mengendalikan, dan mengakses rumah di luar batas fisik, kapan saja, di mana saja, baik melalui ponsel pintar, komputer, sistem door entry, tablet web, semuanya dengan sistem antarmuka (interface) intuitif yang sama.   

2. Pantau penggunaan listrik di rumah

Mengurangi penggunaan listrik di rumah dapat dimulai dengan memantau penggunaan listrik sehari-hari. Ini bisa dilakukan dengan menginventarisasi barang-barang elektronik yang ada di rumah dan mengetahui kapan barang-barang tersebut digunakan.

Dengan demikian, pemilik rumah dapat memiliki visibilitas yang menyeluruh atas penggunaan listrik di rumah.

Salah satu cara yang mudah untuk memantau penggunaan listrik adalah dengan memperhatikan ruangan mana yang dipakai untuk berkegiatan pada waktu tertentu. Misalnya pada pagi hari sampai sore hari anggota keluarga lebih banyak berkegiatan di area ruang makan, ruang keluarga, atau ruang kerja. Sementara itu, pada malam hari lebih banyak berkegiatan di kamar tidur.

Baca juga: Pabrik Pintar Schneider Electric di Batam Sebagai Pabrik Percontohan

Dengan demikian, pemilik rumah dapat memfokuskan penggunaan listrik pada ruangan tertentu, serta mengurangi penggunaan listrik di area lain.

3. Gunakan sumber listrik terbarukan

Lebih lanjut, langkah lain yang bisa Anda ambil adalah menggunakan sumber daya listrik terbarukan, seperti panel surya. Saat ini, panel surya telah menjadi alternatif ramah lingkungan yang semakin populer untuk memenuhi kebutuhan listrik rumah tangga.

Energi dari panas matahari kemudian dikonversikan menjadi tenaga listrik yang dapat digunakan untuk peralatan elektronik di rumah. Solar Home System dari Schneider Electric dapat menjadi pilihan solusi bagi Anda yang ingin mulai mengadopsi teknologi ramah lingkungan berbasis tenaga surya untuk memenuhi kebutuhan listrik di rumah dan ramah lingkungan.  

Ketiga upaya tersebut adalah cara untuk meningkatkan kualitas hidup penghuni. Secara jangka pendek, penghuni akan berhemat karena tagihan listrik bisa lebih murah. Penghuni juga mendapatkan manfaat secara jangka panjang, terutama dari segi ketenangan pikiran karena memiliki kendali atas lingkungan dan jejak karbon yang dihasilkan.

Peluang dan Tantangan Industri Otomotif di Era e-Mobility

Peluang dan tantangan industri otomotif di era e-Mobility

Schneider Electric berbagi pandangan terkait peluang dan tantangan industri otomotif masa depan yang akan bergerak dari produsen mobil menjadi penyedia layanan e-Mobility.

Perusahaan asal Prancis tersebut juga menjelaskan bagaimana infrastruktur teknologi informasi (TI) berbasis edge data center akan menjadi kebutuhan krusial bagi kendaraan pintar untuk mengakomodasi konektivitas dan pengelolaan data yang andal tanpa latensi.

Sebagai informasi, data McKinsey & Company memperkirakan hampir 100 juta barisan kode perangkat lunak dibutuhkan untuk mengontrol dan mengoperasikan subsistem yang membentuk mobil modern.

Baca juga: Keberlanjutan Energi dan Peran Schneider Electric dalam Mewujudkannya

Pada 2030, perangkat lunak itu akan mewakili hingga 30 persen dari komponen nilai kendaraan. Hal ini juga berarti mobil akan menjadi data center di atas roda. Seperti halnya data center, komunikasi dan konektivitas adalah kunci untuk memastikan pengoperasian mobil harus dapat diandalkan.

Dalam transisi industri otomotif dari peran konvensional sebagai produsen mobil menjadi penyedia layanan mobilitas (e-Mobility), hal ini akan mendorong pendekatan lain terhadap model bisnis dan sistem TI yang mendukungnya. Faktanya, tren teknologi seperti konektivitas yang canggih dan big data menciptakan peluang dan risiko baru:

Peluang e-Mobility

1. Monetisasi data

Kemampuan dalam mengumpulkan dan menganalisis data akan menjadi keunggulan kompetitif yang sangat penting. Industri otomotif yang memiliki data terkait kebiasaan dan karakteristik pelanggan, serta bisa memprosesnya secara real time, akan dapat mengembangkan produk yang jauh lebih sesuai dengan kebutuhan konsumennyaPada akhirnya, ini juga akan menciptakan pengalaman yang lebih berkualitas bagi konsumen.

2. Layanan berbasis software 

Pengalaman berkendara pada masa depan akan semakin didominasi layanan berbasis software yang menawarkan kemudahan dan kenyamanan dalam berkendara. Layanan berbagi perjalanan peer-to-peer, perencanaan rute yang mudah, dan layanan pembayaran yang disederhanakan akan menjadi potensi sumber pendapatan baru yang menguntungkan bagi industri otomotif.

Risiko e-Mobility

1. Keamanan siber

Sebagian besar kendaraan roda empat saat ini telah memiliki komputer kecil yang mengontrol mobil, untuk manajemen mesin dan multimedia. Namun, komputer ini belum mempunyai sistem terbuka. 

Untuk saat ini, masih sulit bagi peretas untuk terhubung ke sistem di dalam mobil. Namun, di masa depan, mobil akan semakin terhubung, baik dengan penyedia layanan maupun dengan mobil lain. Semakin banyaknya komunikasi dan interface yang terjadi ini akan berisiko terhadap ancaman keamanan siber.

2. Latensi

Teknologi kendaraan self-driving akan membutuhkan kemampuan untuk memulai dan berhenti dengan sangat cepat demi memastikan keselamatan penumpang.

Permintaan berbasis data seperti itu membutuhkan latensi sistem yang rendah dan proses manajemen data yang cepat. Infrastruktur TI berbasis edge data center merupakan solusi terbaik dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Sebab, daya komputasi akan bergerak lebih dekat ke mobil. 

Oleh karena itu, industri mobil harus bermitra dengan penyedia layanan TI untuk membangun jaringan umum yang dapat mendukung kendaraan listrik, hibrida, dan otonom yang terkoneksi.

Baca juga: 6 Upaya yang Bisa Dilakukan Industri untuk Membangun Ekosistem Digital dan Automasi

Business Vice President Secure Power Schneider Electric Indonesia & Timor Leste, Achmad Haikal mengatakan, edge computing dapat menjadi solusi bagi pelaku industri otomotif untuk menjawab tantangan latensi, bandwith, otonomi, dan keamanan.

“Semua itu bisa menjadi penghalang untuk mencapai potensi data sepenuhnya. Dengan memberdayakan industrial edge, pelaku industri otomotif dapat memanfaatkan data mereka secara real-time dan memberikan keunggulan kompetitif yang sangat dibutuhkan masa kini.” kata Yana.

Perubahan masif di sektor otomotif, seperti e-mobility dan self-driving juga menuntut kebutuhan akan solusi infrastruktur TI yang terintegrasi secara keseluruhan.

Baca juga: Inovasi Perusahaan untuk Mempersiapkan Infrastruktur Teknologi Menuju Net Zero Operations

Infrastruktur itu mencakup aset yang dapat dengan mudah dikembangkan (scalable) dengan kemampuan komputasi dan solusi edge yang menyediakan pemrosesan data tanpa latensi, serta software analitik berbasis cloud untuk memaksimalkan profitabilitas. 

Teknologi digital dan automasi juga akan meningkatkan visibilitas untuk membangun jaringan serta memberikan layanan pemeliharaan prediktif dari jarak jauh yang mendorong performa dan meningkatkan keselamatan.

Schneider Electric memiliki solusi yang dapat mendukung pemangku kepentingan industri otomotif menyesuaikan diri dengan model bisnis e-Mobility. Infrastruktur TI yang terstandardisasi dan terukur dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan data dan keputusan bisnis berbasis data,” kata Yana.

Baca juga: Pabrik Pintar Schneider Electric di Batam Sebagai Pabrik Percontohan

Dibutuhkan perangkat berbasis cloud yang aman dalam menyediakan pemantauan jarak jauh untuk mengelola perangkat komputasi dan penyimpanan yang menampung dan memproses data yang diproduksi secara lokal di edge, di mana keahlian teknis di tempat tidak tersedia. 

Perangkat lunak, seperti EcoStruxure IT Expert memungkinkan pengelolaan perangkat TI dari jarak jauh dan EcoStruxure IT Advisor memungkinkan pengelolaan siklus hidup pusat data yang lebih mudah (termasuk perencanaan dan manajemen perubahan).

Baca juga: Keberlanjutan adalah Kunci Kelangsungan Hidup Bisnis di Abad ke-21

Kedua solusi tersebut menawarkan dukungan berbasis cloud yang diperlukan industri otomotif agar semakin kompetitif di era e-Mobility.

“Solusi EcoStruxure IT Expert dan EcoStruxure IT Advisor Arsitektur infrastruktur TI yang terukur dan modular memastikan fleksibilitas dan penghematan biaya dalam bersiap menghadapi pertumbuhan masa depan yang tidak dapat diprediksi,” ujar Yana.

Dengan mempertimbangkan peluang dan risiko yang bisa terjadi dalam transisi ke jaringan kendaraan yang lebih terkoneksi, melalui penawaran seperti pusat data mikro, pusat data pabrikan, sistem pemantauan jaringan TI yang canggih, sistem otomatisasi dan kontrol, dan perangkat lunak analisis data, ada arsitektur komunikasi seluler yang akan membantu produsen mobil untuk beradaptasi dengan lebih baik.

Baca juga: 3 Langkah Transformasi Digital untuk Pelaku UMKM

Untuk mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana arsitektur e-Mobility mendukung modernisasi dan perluasan industri otomotif, kunjungi Solusi Otomotif dan e-Mobility Schneider Electric

Lihat juga bagaimana Schneider Electric membantu akselerasi industri untuk meraih manajemen energi dan automasi untuk mendukung keberlanjutan pada laman ini.

6 Upaya yang Bisa Dilakukan Industri untuk Membangun Ekosistem Digital dan Automasi

Teknologi automasi dan digitalisasi dari Schneider Electric

Di tengah adaptasi terhadap adopsi teknologi dan usaha mempertahankan kelangsungan bisnis pascapandemi, sektor industri mengemban misi global yang tak kalah penting dalam menekan emisi karbon bagi keberlanjutan bumi.

Menciptakan operasional yang sustainable untuk keberlangsungan bisnis dan planet adalah tujuan utama dunia industri yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain.

Sektor industri saat ini juga tengah mengalami era ledakan digital. Terjadi momentum bersejarah terhadap percepatan adopsi teknologi digital dan automasi secara masif, seperti internet of things (IoT)artificial intelligence (AI), dan machine learning.

Baca juga: 3 Langkah Transformasi Digital untuk Pelaku UMKM

Cara barang dan jasa diperoleh, diproduksi, dikirim, serta dikonsumsi semakin didorong oleh teknologi tersebut. Selain itu, lebih banyak pekerjaan dilakukan dari jarak jauh. Lebih banyak pula interaksi yang bersifat digital.

Pada dasarnya, automasi industri bisa dimaksimalkan secara penuh untuk membangun ekosistem industri yang terbuka, kolaboratif, dan berbasis software serta mengambil bagian dari aksi besar sebagai #GREENHEROESForLife.

Sebagai pemimpin transformasi digital dalam pengelolaan energi dan automasi, Schneider Electric melihat ada beberapa aspek yang dapat dimanfaatkan oleh sektor industri dari ledakan digital ini untuk memperoleh hasil yang maksimal. Berikut pembahasannya.

1.  Universal automation

Automasi universal (universal automation) memiliki prinsip “plug and play” berstandardisasi IEC61499 yang memungkinkan perangkat dan teknologi automasi saling berkomunikasi dan berkolaborasi. 

Pendekatan automasi universal tersebut yang menjadi prinsip Schneider Electric dalam mengembangkan solusi automasi industri.

Baca juga: Inovasi Perusahaan untuk Mempersiapkan Infrastruktur Teknologi Menuju Net Zero Operations

Salah satu contohnya adalah EcoStruxure Automation Expert yang menjadi kategori baru dari automasi industri yang berpusat pada perangkat lunak (software-centric).

Schneider Electric juga menjadi salah satu pendiri UniversalAutomation.org, asosiasi nirlaba independen yang terdiri dari organisasi yang memiliki misi yang sama untuk memungkinkan portabilitas aplikasi dan interoperabilitas perangkat keras multi-vendor.

2.  Industrial sustainability

Sustainability memaksa perusahaan untuk semakin lebih gesit dan inovatif. Sustainability di sektor industri memiliki banyak makna, di antaranya optimalisasi efisiensi operasional, pengelolaan energi yang cerdas, dan hampir tanpa limbah (zero waste). Untuk mencapai sustainability ini, dibutuhkan interaksi perangkat lunak, teknologi automasi, dan pengelolaan energi.

Ke depan, Schneider Electric memiliki ambisi untuk dapat mencapai emisi nol bersih pada 2030. Selama 15 tahun terakhir, solusi Schneider Electric juga telah membantu kustomer mengurangi 120 juta ton emisi karbon. Tidak hanya itu, solusi EcoStruxure Schneider Electric telah terbukti mampu mengurangi 20 persen CapEX dan mengurangi downtime sebesar 15 persen.

3.  Industrial software dan cybersecurity

Industri masa depan membutuhkan cara berpikir digital—di mana perangkat lunak (software) memainkan peran utama. Sebab, automasi yang berpusat pada perangkat lunak (software-centric) dapat menurunkan biaya pengoperasian, meningkatkan kelincahan, dan meningkatkan sustainability.

Ke depan, akan semakin banyak mesin yang berfokus pada software-centric untuk memungkinkan operasi dan layanan jarak jauh, sekaligus meningkatkan kinerja.

Baca juga: Pabrik Pintar Schneider Electric di Batam Sebagai Pabrik Percontohan

Selain itu, sektor industri harus beroperasi dalam suatu ekosistem digital yang aman, andal, serta dapat melindungi sumber daya manusianya, data, dan integritas bisnis. Pelaku bisnis perlu mempertimbangkan komitmen dan rekam jejak mitra digital dengan mengembangkan produk yang berorientasi pada cybersecurity.

4.  Digitalisasi rantai pasokan

Digitalisasi keseluruhan rantai pasokan membantu pelaku industri mengevaluasi dan melakukan penilaian secara obyektif berbasis data terkait kinerja dan praktik sustainability . Digitalisasi rantai pasokan juga meningkatkan ketahanan dan kelincahan operasional untuk menghadapi gangguan pasar dan mengikuti dinamika pasar yang terus berubah.

Tantangan masa depan tidak dapat sekadar diatasi dengan perangkat keras (hardware) baru, tetapi membutuhkan aplikasi cerdas dari teknologi berbasis perangkat lunak. Paradigma digital ini berpotensi memberikan kemampuan operasional yang belum pernah ada sebelumnya dan mendukung peluang bisnis baru bagi seluruh pemangku kepentingan industri.

5.  Ekosistem mitra dan layanan yang kolaboratif

Tidak ada yang bisa mengelola dunia digital sendirian. Dibutuhkan ekosistem kemitraan yang terbuka dan kolaboratif yang mencakup perusahaan rintisan, mitra teknologi, distributor, dan integrator sistem untuk mendorong inovasi bersama.

Schneider Electric pun membangun ekosistem kemitraan yang dikenal dengan Schneider Electric Exchange. Ekosistem ini menyediakan marketplace digital di mana para mitra dapat memanfaatkan inovasi IoT yang kompatibel dengan EcoStruxure untuk automasi dan manajemen energi.

6.  Pemberdayaan SDM digital

Terlepas dari ketakutan yang besar bahwa teknologi suatu hari nanti akan menggantikan pekerjaan sebagian orang, digitalisasi sebenarnya akan menciptakan lebih banyak pekerjaan dan peluang bagi talenta industri yang kurang dimanfaatkan.

Tidak hanya itu, digitalisasi operasional dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih nyaman, aman, dan produktif bagi para staf.

Baca juga: Keberlanjutan adalah Kunci Kelangsungan Hidup Bisnis di Abad ke-21

Schneider Electric memiliki misi menjadi mitra digital untuk sustainability dan efisiensi. Perusahaan asal Prancis ini mendukung pelaku industri memanfaatkan automasi dengan berpusat pada software yang terbuka dan kolaboratif melalui solusi EcoStruxure.

Bersama kita dapat membuat perubahan besar untuk masa depan yang lebih baik bagi bumi dan kehidupan generasi berikutnya. Schneider Electric mengajak kustomer, mitra, pembuat kebijakan, komunitas dan seluruh masyarakat untuk menjadi #GREENHEROESForLife.

Inovasi Perusahaan untuk Mempersiapkan Infrastruktur Teknologi Menuju Net Zero Operations

Schneider Electric dan upayanya mendukung net zero operations industri di dunia

Schneider Electric meluncurkan tiga hasil riset independen untuk memahami kesiapan dan kematangan inisiatif sustainability di bidang teknologi informatika (TI).

Hasil dari riset yang dilakukan oleh para analis industri terkemuka tersebut ditampilkan pada studi bertajuk "The Future is Now: Preparing IT Infrastructures for Net Zero Operations".

Dalam studi tersebut, Schneider Electric bekerja sama dengan 451 Research, Forrester dan Canalys yang secara independen mengumpulkan data lebih dari 3.000 peserta secara global, termasuk penyedia colocation dan penyedia layanan cloud, solusi TI, dan profesional tetkemuka di bidang IT.

Baca juga: Kolaborasi Indonesia dan Prancis dalam Memajukan Pendidikan Vokasi

Secara keseluruhan, hasil studi menemukan bahwa di seluruh industri data center dan TI, terdapat perbedaan antara pendapat perusahaan mengenai posisi mereka saat ini dengan penerapan dari program-program sustainability mereka di seluruh infrastruktur TI.

Menurut survei yang dilakukan oleh 451 Research terhadap 1.100 profesional TI yang bertanggungjawab atas core and distributed ITsebanyak 26 persen peserta yang menyatakan memiliki program sustainability komprehensif yang mencakup semua infrastruktur.

Namun, hanya sejumlah 14 persen yang mengambil tindakan untuk menerapkan program-program tersebut. Analisis lebih lanjut mengidentifikasi sebanyak 22 persen koresponden tidak menyebutkan sustainability sebagai fokus utama, meskipun mungkin memiliki inisiatif-inisiatif efisiensi untuk meningkatkan area operasional tertentu.

Baca juga: Pabrik Pintar Schneider Electric di Batam Sebagai Pabrik Percontohan

Executive Vice President Secure Power Division Schneider Electric Pankaj Sharma mengatakan, data center memainkan peran penting dalam mendorong Electricity 4.0 yang  merupakan kunci untuk mengubah arah perubahan iklim.

Sebagai pelaku industri, kami memiliki tanggung jawab untuk mendorong komitmen lingkungan yang sangat mendesak. Kami telah mencapai beberapa kemajuan namun untuk menghindari tantangan energi yang besar, semua data center, termasuk edge distributed data center harus lebih sustainable, efisien, adaptif, dan tangguh," ujar Pankaj.

“Hasil riset sangat jelas, industri mengetahui bahwa sustainability harus diprioritaskan, tapi masih ada tantangan untuk mengambil tindakan. Hal ini harus diupayakan bersama. Kabar baiknya, teknologi yang diperlukan untuk mengambil tindakan dalam sustainability telah tersedia dan sekarang adalah saat yang tepat untuk mengambil tindakan," katanya.

Baca juga: Keberlanjutan adalah Kunci Kelangsungan Hidup Bisnis di Abad ke-21

Guna mengatasi krisis iklim dan mendorong kemajuan yang terukur pada sasaran sustainability, tidak ada perusahaan yang dapat melakukannya sendiri. Schneider Elektric bersama dengan jaringan mitra bersama-sama berinovasi, menciptakan, dan menyediakan produk serta solusi yang lebih efisien dalam skala besar.

Untuk meningkatkan kemajuan lebih lanjut, Schneider Electric mengumumkan kemitraan aliansi yang baru dengan penyedia layanan TI Kyndryl. Kemitraan ini memperkuat kerja sama dalam memastikan solusi-solusi yang dihadirkan akan menjadi jauh lebih lancar dan efisien.

Aliansi strategis global tersebut akan memfokuskan pada program berbasis sustainability termasuk daur ulang, electrical microgrids, baterai litium-ion, dan sistem penyimpanan energi.

Dukung pengembangan bisnis mitra

Pembaruan Program Mitra TI Schneider Electric membantu para mitra untuk mengembangkan dan melakukan terobosan baru pada bisnis mereka secara jangka panjang.

Lebih lanjut, pembaruan ini memberikan lebih banyak keuntungan dan menawarkan strategi sustainability yang lebih jelas bagi para mitra melalui solusi Green Premium Schneider Electric.

Baca juga: 3 Langkah Transformasi Digital untuk Pelaku UMKM

Solusi tersebut menawarkan performa dan sirkularitas yang sustainable secara desain. Para mitra dapat memberi saran secara strategis dan menjadi ahli lintas kompetensi TI bagi kliennya.

Para mitra juga dapat mengembangkan model bisnis yang lebih beragam, menyederhanakan dan meningkatkan transparansi, serta memperkuat aktivitas yang dilakukan dari sisi channel .

Schneider Electric juga meluncurkan APC Smart-UPS Modular Ultra. Ini adalah UPS modular pertama dengan teknologi litium-ion di industri. Desainnya yang sangat modular dikombinasikan dengan densitas daya sampai dengan 2,5x memungkinkan peningkatan perlindungan daya maksimal.

Baca juga: Keberlanjutan Energi dan Peran Schneider Electric dalam Mewujudkannya

Selain itu, UPS ini memiliki daya ukuran yang tak tertandingi, daya tahan yang lebih baik, total biaya yang lebih terjangkau, dan masa pakai yang lebih lama. Jadi, UPS memungkinkan pelanggan untuk dapat mengukur sekaligus menyesuaikan dengan perkembangan bisnis dan kebutuhan.

Pengelolaan infrastruktur TI hibrid

Schneider Electric juga mengumumkan pengembangan software EcoStruxure IT DCIM. Pembaruan ini mengembangkan solusi software pengelolaan data center individual menjadi solusi yang mencakup keseluruhan lingkungan TI yang hibrid.

Jadi, dapat memenuhi kebutuhan industri untuk infrastruktur TI yang lebih tangguh, aman dan sustainable. EcoStruxure IT memiliki tim solusi khusus yang terdiri dari engineer handal yang berbicara dalam 24 bahasa dan dapat melakukan integrasi dengan pelanggan di mana pun di dunia.

Pabrik Pintar Schneider Electric di Batam Sebagai Pabrik Percontohan

Kunjungan Menkominfo ke pabrik pintar Schneider Electric di Batam

Schneider Electric menerima kunjungan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Republik Indonesia Johnny G. Plate, ke salah satu Pabrik Pintar Schneider Electric di Batam.

Kunjungan Menkominfo bertujuan untuk melihat secara langsung kegiatan operasional pabrik pintar dengan pemanfaatan jaringan 5G dan memetakan kebutuhan pelaku industri terhadap pusat data (data center) yang tangguh dan andal untuk mengoptimalkan produktivitas.

Kunjungan ke Pabrik Pintar Schneider Electric juga menjadi bagian dari rangkaian kegiatan Menkominfo untuk meninjau pembangunan Pusat Data Nasional di Nongsa, Batam dan serah terima sertifikat lahan Pusat Data Nasional.

Baca juga: Pameran Apa yang Dihadirkan di Hannover Messe 2022?

Sebagai informasi, Schneider Electric memiliki tiga pabrik di Batam dan satu di Cikarang, di mana seluruhnya sudah bertransformasi menjadi pabrik pintar sejak 2017.

Adapun pabrik pintar Schneider Electric di Batam telah ditunjuk oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sebagai National Lighthouse Making Indonesia 4.0 sejak 2018. Pabrik Schneider Electric di Batam juga diakui oleh World Economic Forum (WEF) sebagai bagian dari jaringan Global Lighthouse untuk revolusi industri 4.0.

Selain itu, pabrik Schneider Electric di Batam menjadi salah satu pabrik pintar pertama di Indonesia yang telah memanfaatkan jaringan 5G untuk kegiatan operasionalnya.

Baca juga: Keberlanjutan adalah Kunci Kelangsungan Hidup Bisnis di Abad ke-21

Dalam kunjungannya, Menkominfo mengatakan bahwa kegiatan operasional pabrik pintar Schneider Electric secara nyata memperlihatkan bagaimana peran pusat data semakin krusial dalam mengumpulkan, memproses, mengelola, dan mendistribusikan data dalam jumlah besar secara cepat tanpa latensi.

“Konektivitas dalam mendukung transformasi digital di sektor industri perlu ditunjang dengan infrastruktur pusat data yang mumpuni. Tidak hanya dari sisi teknologi informasi, tapi juga sistem kelistrikan dan keterampilan sumber daya manusianya,” kata Menkominfo.

Baca juga: 3 Langkah Transformasi Digital untuk Pelaku UMKM

Hal itu menjadi prioritas utama Kemenkominfo dalam mengembangkan industri pusat data di Indonesia, termasuk juga pengembangan jaringan 5G.

Oleh karena itu, industri pusat data membutuhkan mitra-mitra teknologi seperti Schneider Electric yang dapat memberikan solusi inovatif untuk meningkatkan keandalan, kecepatan,dan  efisien dengan tetap memperhatikan dampak lingkungan.

Business Vice President Secure Power Schneider Electric Indonesia and Timor Leste Yana Achmad Haikal mengatakan, pabrik Schneider Electric di Indonesia memproduksi peralatan elektro mekanik, elektronik, sensor, dan peralatan listrik bertegangan rendah hingga menengah.

Semua itu dipasarkan untuk lokal maupun diekspor ke Eropa, Amerika, China, dan Asia Pasifik untuk memenuhi kebutuhan pengelolaan energi dan automasi di sektor industri, termasuk industri pusat data.

Dukung konektivitas

Plant Director Schneider Electric Manufacturing Batam Kodrat Sutarhadiyanto menambahkan, sejak 2021, Schneider Electric menggandeng Telkomsel untuk mendukung konektivitas digital pabrik pintar di Batam dengan pemanfaatan jaringan 5G.

“Dengan pemanfaatan jaringan 5G, pabrik pintar kami mendapatkan manfaat dukungan jaringan yang andal dengan bandwidth dan kecepatan yang mumpuni,” ujarnya.

Lebih lanjut, Kodrat mengatakan bahwa pabrik pintar Schneider Electric di Batam telah menjadi percontohan penerapan Industrial Internet of Things (IIoT) bagi pelaku industri di Asia.

Baca juga: Keberlanjutan Energi dan Peran Schneider Electric dalam Mewujudkannya

“Kami telah menerima kunjungan lebih dari 2.300 profesional dan manajemen perusahaan yang ingin belajar mengenai transformasi digital dan pemanfaatan jaringan 5G di industri,” kata Kodrat.

Di industri pusat data, Schneider Electric telah lama menjadi mitra strategis untuk pembangunan infrastruktur pusat data yang andal, efisien, dan sustainableSchneider Electric telah membantu pusat data terbesar di dunia untuk mengatasi konsumsi energi dan meningkatkan efisiensi hingga 80 persen selama lebih dari 10 tahun terakhir.

Schneider Electric memiliki rangkaian produk dan solusi mulai dari cooling, server rack, prefabricated data center module, uninterruptible power supply (UPS), dan masih banyak lagi.

Baca juga: Kolaborasi Indonesia dan Prancis dalam Memajukan Pendidikan Vokasi

Selain itu, Schneider Electric juga memiliki solusi EcoStruxure for Data Center. Solusi ini merupakan platform manajemen generasi berikutnya dari Schneider yang mengintegrasikan manajemen daya, bangunan, dan teknologi informasi untuk meningkatkan ketahanan, kelincahan, serta menghasilkan kinerja pusat data yang lebih baik dengan kemampuan prediktif.

Di Indonesia, EcoStruxure for Data Center telah digunakan oleh sebagian besar penyedia cloud dan layanan terkemuka untuk mendukung transformasi digital data center mereka.

EcoStruxure for Data Center telah terbukti mampu meningkatkan efisiensi konsumsi energi hingga 38 persen, efisiensi biaya energi hingga 30 persen, peningkatan produktivitas hingga 60 persen dan uptime pusat data hingga 100 persen.