tantangan industri tambang menuju transformasi digital

Transformasi digital pada sektor pertambangan membutuhkan banyak perencanaan dan visi. Semua perubahan yang terjadi di industri pertambangan menimbulkan beberapa tantangan. 

Tantangan terbesar adalah penggunaan sistem cyber security. Saat industri tambang menerapkan sistem baru dan menjadi terhubung, mereka harus memastikan bahwa semuanya dilindungi melalui praktik dan teknologi cyber security terbaik.

Baca juga: Lagi dan Lagi, Schneider Electric Dapat Penghargaan Istimewa Tahun 2021

Cybercrime atau serangan siber adalah bahaya yang selalu ada. Tantangan lain melibatkan keselamatan operasional dan kebutuhan akan keahlian untuk merencanakan dan melaksanakan transformasi digital. Sebagian besar perusahaan tidak memiliki semua keahlian dan pengalaman teknis yang diperlukan untuk transformasi digital sendiri.

Teknologi lama, seperti peralatan listrik dan protokol komunikasi juga perlu diperbarui. Perusahaan pun sekarang minimal harus menggunakan Windows 10 dan mesin virtual yang terhubung ke infrastruktur cloud serta jaringan edge computing.

Protokol yang lebih baru mendukung konvergensi teknologi informasi (IT) dan teknologi operasional (OT) serta memungkinkan manajemen jarak jauh dan akses data yang lebih mudah.

Baca juga: Sebelum Waktu Habis, 3 Tindakan untuk Atasi Perubahan Iklim

Dengan demikian, pembaruan jaringan adalah kunci untuk penerapan sistem pengumpulan data dan analitik yang memungkinkan pemantauan real-time serta pemeliharaan prediktif.

Untuk mendukung konvergensi IT/OT dan operasi yang terhubung, industri pertambangan perlu menerapkan Industrial Internet of Things (IIoT) dan jaringan edge computing. Jaringan IIoT mengirimkan data yang diambil dari sensor di lokasi. Sementara, jaringan edge memproses dan menganalisis data tersebut secara real-time.

Baca juga: Tingkatkan Kualifikasi System Integrator, Schneider Electric Adakan Pelatihan Industrial Edge Computing

Schneider Electric sebagai salah satu perusahaan yang memiliki fokus dalam membatu transformasi digital industri tambang pun tak tinggal diam. Melalui kecanggihan platform EcoStruxure for Industry, Schneider Electric menghadirkan visibilitas, pemantauan, dan manajemen jarak jauh untuk meningkatkan efisiensi serta keamanan perusahaan.

Schneider Electric juga menyediakan sistem dan layanan untuk mengoptimalkan kinerja aset untuk memungkinkan kerja jarak jauh, menyediakan akses jarak jauh untuk pemecahan masalah (Secure Connect), akses kapan saja/di mana saja untuk diagnosis (Augmented Operator), dan platform layanan berbasis cloud yang melacak peralatan dari jarak jauh (Machine Advisor).

Sebelum Waktu Habis, 3 Tindakan untuk Atasi Perubahan Iklim

cara mengatasi perubahan iklim

Kian hari, perubahan iklim yang terjadi di bumi tercinta semakin mengkhawatirkan. Beberapa fenomena buruk pun terjadi, es di kutub terus mencair, hujan di musim kemarau, udara panas di musim hujan, dan lain sebagainya menunjukkan dampak pemanasan global.

Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menunjukkan bahwa emisi global perlu dikurangi sebanyak 30-50 persen pada 2030. Hal ini harus diperjuangkan untuk membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5 derajat.

Baca juga: Lagi dan Lagi, Schneider Electric Dapat Penghargaan Istimewa Tahun 2021

Dengan kata lain, semua negara dan industri harus serius membuat kemajuan substansial menjelang 2030. Riset terbaru yang dilakukan oleh Schneider Electric menunjukkan bahwa diperlukan pengurangan emisi 3-5 kali agar kita berada di jalur yang tepat untuk memenuhi target pembatasan kenaikan suhu. Untungnya, masih ada waktu untuk mencapai tujuan ini dengan beberapa solusi.

Analisis Schneider Electric menunjukkan bahwa wilayah Amerika Utara, Eropa, Cina, dan negara-negara Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) Asia menyumbang 70 persen dari emisi karbondioksida global.

Baca juga: Tingkatkan Kualifikasi System Integrator, Schneider Electric Adakan Pelatihan Industrial Edge Computing

Elektrifikasi, digitalisasi, dan renovasi untuk meningkatkan efisiensi energi diprediksi akan menjadi solusi mutakhir untuk mengurangi emisi. Ambil contoh bangunan. Adopsi teknologi listrik dan digital secara luas, seperti pompa panas dan sistem manajemen energi digital, dapat mengurangi penggunaan energi gedung hingga 40 persen.

Pada dasarnya, ada tiga tindakan utama yang harus dilakukan oleh semua negara untuk mendukung target tersebut.

1. Modernisasi kerangka kebijakan untuk memfasilitasi tujuan dekarbonisasi

Kerangka kerja legislatif saat ini secara diam-diam mempromosikan penggunaan produk atau sumber bahan bakar yang kurang ramah lingkungan. Misalnya, di Uni Eropa, tarif pajak untuk penggunaan listrik rata-rata empat kali lebih tinggi daripada penggunaan gas dengan jumlah sama.

Kerangka kerja umum harus diadopsi untuk menyalurkan investasi, memantau kemajuan, serta menghargai pengadopsian produk dan praktik yang lebih ramah lingkungan.

2. Fokus menangani sektor industri tertentu

Dalam wacana global, banyak perhatian diberikan pada kebutuhan untuk mengurangi emisi yang timbul dari sektor-sektor yang sulit diatasi, seperti industri berat dan pelayaran jarak jauh.

Meskipun memajukan solusi di industri tersebut akan punya dampak besar dalam mencapai zero emission pada 2050, belum banyak solusi yang dapat diterapkan dalam skala besar. Oleh karena itu, negara harus fokus menangani industri lain yang lebih mudah dan memiliki dampak lebih besar pada peningkatan penyerapan teknologi hijau yang telah dikembangkan.

3. Bisnis punya peran besar untuk dimainkan

Pengembangan rantai nilai yang efektif dan efisien menjadi kunci untuk memastikan bahwa teknologi terbarukan membawa dampak positif yang signifikan. Untuk memfasilitasi ini, perusahaan harus mempercepat ambisi lingkungan mereka menjelang 2030 dan mendukung usaha kecil menengah (UKM) dalam rantai pasokan mereka. Tujuannya sudah jelas, yakni mengurangi emisi yang dihasilkan UKM dalam skala besar.

Tantangan yang kita hadapi saat ini sampai 2030 sangat besar. Namun, solusi untuk mengatasinya sudah ada. Langkah yang tersisa adalah kapan dan bagaimana kita bertindak. Untuk mengetahui informasi lebih lengkap tentang pemodelan perubahan iklim 2030 dari Schneider Electric, klik di sini.

Tingkatkan Kualifikasi System Integrator, Schneider Electric Adakan Pelatihan Industrial Edge Computing

penerapan edge computing diprediksi akan meningkat

Di masa mendatang. penerapan edge computing di sektor industri diperkirakan akan terus meningkat. Pasalnya, efektivitas edge computing dapat mengurangi latensi dan menghadirkan kecepatan serta ketahanan untuk mendukung automatisasi, kecerdasan buatan, pembelajaran mesin, dan teknologi Industri 4.0.

Untuk mengambil peluang tersebut, system integrator perlu memberikan jaminan kompetensi guna memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan. 

Baca juga: Smart Water Management Tingkatkan Efisiensi Operasional Industri Pengeloalaan Air untuk Masa Depan yang Berkelanjutan

Hal itulah yang melatarbelakangi inisiatif Schneider Electric dalam menyediakan pelatihan dan sertifikasi terkait Industrial Edge Computing yang mencakup pengetahuan terkait edge computing, manfaat bagi sektor industri, cara pengimplementasiannya, dan faktor lain yang perlu diperhatikan. Para system integrator juga akan memperoleh pengetahuan yang mendalam mengenai solusi dan layanan edge computing dari Schneider Electric.

Sertifikasi tersebut bertujuan untuk mendukung system integrator memperkuat keahliannya terkait penerapan dan integrasi edge computing sebagai bagian dari kebutuhan transformasi digital industri. 

Adapun sertifikasi tersebut terbuka untuk semua system integrator yang mendaftar melalui mySchneider Personalized Experience. Sebagai informasi, pelatihan dan sertifikasi Industrial Edge Computing dilakukan secara online. Peserta nantinya bisa mengatur jadwal secara fleksibel untuk mengikuti pelatihan. Di akhir kurikulum, peserta pelatihan akan mengikuti ujian untuk dapat memperoleh sertifikasi.

Baca juga: Lagi dan Lagi, Schneider Electric Dapat Penghargaan Istimewa Tahun 2021

System integrator yang telah tersertifikasi juga akan dapat menikmati berbagai fasilitas, dukungan teknis, dan jaringan kemitraan dari Schneider Electric. Salah satunya, mendapatkan akses langsung ke Local Edge Configurator Schneider Electric melalui portal mySchneider.

Konfigurator tersebut memungkinkan pengguna merancang solusi komputasi canggih dengan infrastruktur fisik, manajemen, layanan, dan keamanan fisik terbaik di kelasnya.

Melalui konfigurator, system integrator dapat mengakses desain referensi industrial edge computing, meliputi solusi lengkap yang telah dikonfigurasi sebelumnya yang semua komponennya telah diuji dan divalidasi.

Baca juga: Bank Digital Wajib Gunakan Prefabricated Data Center agar Lebih Tangguh dan Berkelanjutan

Di lain sisi, Schneider Electric juga menyediakan platform kolaborasi Schneider Electric Exchange untuk menyatukan para inovator dan pakar digital serta menyediakan sumber daya teknologi melalui API, wawasan terkait data, software development kit (SDK), akses jaringan ke komunitas, dan digital marketplace.

Komunitas system integrator juga dapat berinteraksi dengan calon mitra dan klien, mendemonstrasikan keahliannya serta terlibat langsung dengan para pakar di dalam Industrial Edge Computing Forum yang dapat diakses di Schneider Electric Exchange.

Baca juga: Sekarang Eranya Electricity 4.0, Saatnya Manfaatkan Digitalisasi untuk Kurangi Emisi Karbon

Membangun ekosistem kemitraan global yang melibatkan system integrator bersertifikat dalam teknologi operasional dan teknologi informasi, penyedia layanan, dan distributor menjadi salah satu kekuatan Schneider Electric

Melalui ekosistem tersebut, kolaborasi dapat tercipta dengan memanfaatkan platform terbuka yang memungkinkan sektor industri memaksimalkan pemanfaatan teknologi industri 4.0 untuk meningkatkan ketahanan dan kelincahan operasional.

Lagi dan Lagi, Schneider Electric Dapat Penghargaan Istimewa Tahun 2021

ilustrasi karyawan dan teknisi yang sedang berbahagia

Perusahaan global terkemuka dalam transformasi digital di pengelolaan energi dan automasi, Schneider Electric Indonesia mendapatkan pengakuan sebagai tempat terbaik untuk bekerja atau Great Place to Work. Tak hanya kantor di Indonesia saja, Schneider Electric juga mendapatkan sertifikasi serupa di lima kantor perwakilan lainnya di Asia Tenggara.

Sertifikasi tersebut menjadi sebuah pencapaian dan pengakuan atas usaha berkelanjutan dalam membangun perusahaan terbaik bagi karyawan dengan memberikan tujuan bermakna, menjunjung budaya inklusi, berdaya, dan mandiri.

Baca juga: Smart Water Management Tingkatkan Efisiensi Operasional Industri Pengeloalaan Air untuk Masa Depan yang Berkelanjutan

Sekadar informasi, Great Place to Work merupakan sebuah organisasi global yang berfokus pada penilaian budaya perusahaan. Sejak 1992, organisasi ini telah menyurvei lebih dari 100 juta karyawan di seluruh dunia. Great Place to Work juga membantu organisasi dan perusahaan mengukur budaya mereka serta menciptakan pengalaman kerja lebih baik guna menghasilkan produktivitas lebih optimal.

Beberapa saat lalu, Great Place to Work telah melakukan survei kepada lebih dari 11.000 karyawan Schneider Electric di enam kantor perwakilan di Asia Tenggara untuk mengetahui kepuasan, kepercayaan, dan dampak yang dirasakan karyawan selama bekerja di perusahaan.

Beberapa indikator yang disurvei mencakup kepercayaan terhadap kredibilitas manajemen (credibility), rasa dihargai (respect), perlakuan yang setara dan adil (fairness), kebanggaan terhadap perusahaan (pride), dan rasa kebersamaan (camaraderie).

Baca juga: Bank Digital Wajib Gunakan Prefabricated Data Center agar Lebih Tangguh dan Berkelanjutan

Cluster President Schneider Electric Indonesia and Timor Leste Roberto Rossi berujar, Schneider Electric menjadi perusahaan yang hebat karena orang-orang di dalamnya yang juga hebat. 

“Kami bangga memperoleh pengakuan sebagai Great Place to Work. Terlebih, pada saat kondisi pandemi Covid-19. Hal ini menjadi bukti komitmen kuat kami untuk kesejahteraan dan inklusivitas terhadap semua orang dalam organisasi di kondisi seperti apapun,” kata Roberto.

Untuk diketahui, generasi pekerja saat ini tidak hanya mengejar aspek finansial, tetapi juga aspek sosial. Para pekerja mau berkontribusi lebih untuk bekerja dengan tujuan yang lebih besar.

Hasil survei yang dilakukan oleh Great Place to Work menunjukkan bahwa nilai-nilai perusahaan yang menekankan pada kontribusi dan dampak terhadap masyarakat dan komunitas serta nilai inklusivitas menjadi salah satu aspek penting terhadap tingkat kepuasan dan kebanggaan karyawan pada perusahaan.

Aspek perlakuan yang adil dan setara, fleksibilitas dalam bekerja, serta perhatian perusahaan terhadap pengembangan dan pemberdayaan tiap-tiap karyawan juga menjadi aspek vital yang memberikan skor tertinggi bagi karyawan Schneider Electric.

“Kami bangga mendapatkan kepercayaan dari para karyawan kami sebagai Great Place to Work. Di Schneider Electric, kami memiliki tujuan untuk memberdayakan semua orang dan memanfaatkan energi serta sumber daya sebaik-baiknya. Hal ini untuk menjembatani antara kemajuan dengan keberlanjutan untuk semua. Misi kami adalah menjadi mitra digital untuk keberlanjutan dan efisiensi,” jelasnya.

Baca juga: Sekarang Eranya Electricity 4.0, Saatnya Manfaatkan Digitalisasi untuk Kurangi Emisi Karbon

Komitmen tersebut Schneider Electric tunjukkan melalui inovasi solusi yang dikembangkan dan penerapan prinsip-prinsip keberlanjutan di tiap kegiatan bisnis serta operasional

Bank Digital Wajib Gunakan Prefabricated Data Center agar Lebih Tangguh dan Berkelanjutan

Ilustrasi teknologi perbankan digital dari Schneider Electric

Perusahaan global terkemuka dalam transformasi digital di pengelolaan energi dan automasi Schneider Electric mendukung digitalisasi layanan perbankan. Pasalnya, akhir-akhir ini, pertumbuhan layanan perbankan digital di Indonesia memiliki potensi yang besar. 

Banyaknya masyarakat yang belum memiliki akses terhadap layanan perbankan menjadi pemicu. Menurut World Bank, sekitar 95 juta orang Indonesia belum memiliki rekening bank. Uniknya, dari 95 juta orang tersebut, 60 juta di antaranya memiliki telepon selular.

Baca juga: Smart Water Management Tingkatkan Efisiensi Operasional Industri Pengeloalaan Air untuk Masa Depan yang Berkelanjutan

Dengan akses seluler dan internet, layanan keuangan digital diprediksi dapat menjadi solusi tepat dalam menjembatani penyediaan akses layanan yang belum terjamah oleh bank konvensional.

Upaya itu juga harus diikuti dengan penguatan infrastruktur digital yang tangguh dan berkelanjutan.

Sebagai fondasi penentu keberlangsungan ekosistem bank digital, pembangunan infrastruktur digital perlu memperhatikan keamanan, transparansi, fleksibilitas, dan jaminan performa layanan 24/7.

Business Vice President Secure Power Schneider Electric Indonesia and Timor Leste Yana Achmad Haikal mengatakan, hadirnya potensi itu memicu percepatan adopsi teknologi untuk pengembangan inovasi layanan perbankan digital.

Baca juga: Lewat Ecostruxure Resource Advisor, Schneider Electric Kembangkan Strategi untuk Atas Masalah Iklim

Hal tersebut kemudian memunculkan tantangan baru bagi sektor perbankan dalam mempersiapkan infrastruktur digital. Pelaku perbankan perlu membangun data center yang dapat sefleksibel mungkin mengakomodasi pertumbuhan pengguna serta menyediakan transparansi data untuk meningkatkan keandalan sambil tetap memperhatikan dampak terhadap lingkungan.

Modul dan arsitektur prefabricated data center pun dapat menjadi solusi data center yang memberikan fleksibilitas dengan kemampuan yang dapat diskalakan (scalable) serta bisa ditempatkan pada kondisi lingkungan apapun.

Baca juga: Cara Membuat Dinding Rumah Tampil Stylish dengan Biaya Murah

Prefabricated data center module juga dapat direkayasa ulang. Dengan begitu, solusi ini memberikan kemampuan bagi staf IT untuk menginstal implementasi yang identik di beberapa lokasi.

Dari sisi keamanan dan keandalan, prefabricated data center module memiliki fasilitas dan keunggulan yang sama dengan data center tradisional. Prefabricated data center module dari Schneider Electric tersedia dalam berbagai ukuran dan konfigurasi untuk menyediakan infrastruktur data center yang sederhana dan mudah diterapkan untuk aplikasi apapun.

Analisis data

Prefabricated data center module  juga didukung oleh perangkat lunak data center infrastructure management (DCIM). Perangkat ini menyediakan wawasan real-time terhadap kinerja data center untuk memungkinkan pengambilan keputusan yang tepat.

Dengan visibilitas yang menyeluruh terhadap penggunaan energi, kinerja peralatan, dan kondisi ruangan, pelaku perbankan dapat mengoperasikan data center-nya dengan lebih efisien. 

Baca juga: Schneider Electric Targetkan Penggunaan Energi Terbarukan hingga 100 Persen pada 2050

Pemanfaatan kecerdasan buatan dan analisis prediktif pada data center juga memberikan kemampuan infrastruktur dalam menganalisis data untuk memberikan wawasan dan mengidentifikasi potensi masalah yang dapat ditindaklanjuti dengan tindakan preventif.

“DCIM akan memberikan notifikasi ke perangkat genggam yang terhubung ke staf IT sehingga dapat dilakukan langkah yang tepat untuk memastikan bahwa perangkat tersebut diperbaiki sebelum terjadi masalah,” kata Yana.

Perangkat IoT

Dalam hal keamanan siber, penting untuk mempertimbangkan dua standardisasi saat memilih perangkat internet of things (IoT).

Pertama, apakah perangkat IoT memiliki security development lifecycle (SDL) yang diimplementasikan dengan baik. Sebagai informasi, SDL merupakan sebuah konsep yang diperkenalkan oleh Microsoft dengan mempertimbangkan masalah keamanan dan privasi di seluruh proses pengembangan perangkat lunak.

Kedua, standar IEC 62443 sebagai standar yang diterima secara internasional dalam menetapkan persyaratan proses untuk pengembangan produk yang aman digunakan dalam industri automasi, sistem kontrol, dan aplikasi edge IT.

Platform EcoStruxure Modular Data Center dan EcoStruxure IT dari Schneider Electric telah banyak dipakai untuk mendukung sektor keuangan di dunia. 

"Algoritma dan keahlian domain kami yang kuat dalam infrastruktur IT memberikan visibilitas, wawasan, pemantauan jarak jauh 24/7, dan dukungan konsultasi kapan saja serta di mana saja. Prefabricated data center module kami juga dapat mengurangi waktu pemasangan hingga 50 persen dibandingkan infrastruktur tradisional,” jelas Yana.

Indonesia EximBank merupakan salah satu perbankan yang telah menggunakan solusi EcoStruxure dari Schneider Electric. Dengan memanfaatkan arsitektur EcoStruxure, Indonesia EximBank berhasil meningkatkan visibilitas operasional data center, memastikan keandalan dan ketersediaan layanan IT yang berkelanjutan, serta menjalankan layanan perbankan digital dengan biaya yang efisien.