Bank Digital Wajib Gunakan Prefabricated Data Center agar Lebih Tangguh dan Berkelanjutan

Ilustrasi teknologi perbankan digital dari Schneider Electric

Perusahaan global terkemuka dalam transformasi digital di pengelolaan energi dan automasi Schneider Electric mendukung digitalisasi layanan perbankan. Pasalnya, akhir-akhir ini, pertumbuhan layanan perbankan digital di Indonesia memiliki potensi yang besar. 

Banyaknya masyarakat yang belum memiliki akses terhadap layanan perbankan menjadi pemicu. Menurut World Bank, sekitar 95 juta orang Indonesia belum memiliki rekening bank. Uniknya, dari 95 juta orang tersebut, 60 juta di antaranya memiliki telepon selular.

Baca juga: Smart Water Management Tingkatkan Efisiensi Operasional Industri Pengeloalaan Air untuk Masa Depan yang Berkelanjutan

Dengan akses seluler dan internet, layanan keuangan digital diprediksi dapat menjadi solusi tepat dalam menjembatani penyediaan akses layanan yang belum terjamah oleh bank konvensional.

Upaya itu juga harus diikuti dengan penguatan infrastruktur digital yang tangguh dan berkelanjutan.

Sebagai fondasi penentu keberlangsungan ekosistem bank digital, pembangunan infrastruktur digital perlu memperhatikan keamanan, transparansi, fleksibilitas, dan jaminan performa layanan 24/7.

Business Vice President Secure Power Schneider Electric Indonesia and Timor Leste Yana Achmad Haikal mengatakan, hadirnya potensi itu memicu percepatan adopsi teknologi untuk pengembangan inovasi layanan perbankan digital.

Baca juga: Lewat Ecostruxure Resource Advisor, Schneider Electric Kembangkan Strategi untuk Atas Masalah Iklim

Hal tersebut kemudian memunculkan tantangan baru bagi sektor perbankan dalam mempersiapkan infrastruktur digital. Pelaku perbankan perlu membangun data center yang dapat sefleksibel mungkin mengakomodasi pertumbuhan pengguna serta menyediakan transparansi data untuk meningkatkan keandalan sambil tetap memperhatikan dampak terhadap lingkungan.

Modul dan arsitektur prefabricated data center pun dapat menjadi solusi data center yang memberikan fleksibilitas dengan kemampuan yang dapat diskalakan (scalable) serta bisa ditempatkan pada kondisi lingkungan apapun.

Baca juga: Cara Membuat Dinding Rumah Tampil Stylish dengan Biaya Murah

Prefabricated data center module juga dapat direkayasa ulang. Dengan begitu, solusi ini memberikan kemampuan bagi staf IT untuk menginstal implementasi yang identik di beberapa lokasi.

Dari sisi keamanan dan keandalan, prefabricated data center module memiliki fasilitas dan keunggulan yang sama dengan data center tradisional. Prefabricated data center module dari Schneider Electric tersedia dalam berbagai ukuran dan konfigurasi untuk menyediakan infrastruktur data center yang sederhana dan mudah diterapkan untuk aplikasi apapun.

Analisis data

Prefabricated data center module  juga didukung oleh perangkat lunak data center infrastructure management (DCIM). Perangkat ini menyediakan wawasan real-time terhadap kinerja data center untuk memungkinkan pengambilan keputusan yang tepat.

Dengan visibilitas yang menyeluruh terhadap penggunaan energi, kinerja peralatan, dan kondisi ruangan, pelaku perbankan dapat mengoperasikan data center-nya dengan lebih efisien. 

Baca juga: Schneider Electric Targetkan Penggunaan Energi Terbarukan hingga 100 Persen pada 2050

Pemanfaatan kecerdasan buatan dan analisis prediktif pada data center juga memberikan kemampuan infrastruktur dalam menganalisis data untuk memberikan wawasan dan mengidentifikasi potensi masalah yang dapat ditindaklanjuti dengan tindakan preventif.

“DCIM akan memberikan notifikasi ke perangkat genggam yang terhubung ke staf IT sehingga dapat dilakukan langkah yang tepat untuk memastikan bahwa perangkat tersebut diperbaiki sebelum terjadi masalah,” kata Yana.

Perangkat IoT

Dalam hal keamanan siber, penting untuk mempertimbangkan dua standardisasi saat memilih perangkat internet of things (IoT).

Pertama, apakah perangkat IoT memiliki security development lifecycle (SDL) yang diimplementasikan dengan baik. Sebagai informasi, SDL merupakan sebuah konsep yang diperkenalkan oleh Microsoft dengan mempertimbangkan masalah keamanan dan privasi di seluruh proses pengembangan perangkat lunak.

Kedua, standar IEC 62443 sebagai standar yang diterima secara internasional dalam menetapkan persyaratan proses untuk pengembangan produk yang aman digunakan dalam industri automasi, sistem kontrol, dan aplikasi edge IT.

Platform EcoStruxure Modular Data Center dan EcoStruxure IT dari Schneider Electric telah banyak dipakai untuk mendukung sektor keuangan di dunia. 

"Algoritma dan keahlian domain kami yang kuat dalam infrastruktur IT memberikan visibilitas, wawasan, pemantauan jarak jauh 24/7, dan dukungan konsultasi kapan saja serta di mana saja. Prefabricated data center module kami juga dapat mengurangi waktu pemasangan hingga 50 persen dibandingkan infrastruktur tradisional,” jelas Yana.

Indonesia EximBank merupakan salah satu perbankan yang telah menggunakan solusi EcoStruxure dari Schneider Electric. Dengan memanfaatkan arsitektur EcoStruxure, Indonesia EximBank berhasil meningkatkan visibilitas operasional data center, memastikan keandalan dan ketersediaan layanan IT yang berkelanjutan, serta menjalankan layanan perbankan digital dengan biaya yang efisien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar