Perjalanan Schneider Electric Jadi Pemimpin Transformasi Digital Bidang Energi dan Automasi Tahun 2021

Kantor Scheider Electric

Salah satu pemimpin transformasi digital dalam pengelolaan energi dan automasi, Schneider Electric, telah melakukan berbagai upaya strategis pada 2021 guna membantu dunia mengurangi emisi karbon.

Selain itu, perusahaan asal Prancis ini juga telah membantu mitra, perusahaan, dan banyak individu terkait pengelolaan energi dan automasi.

Untuk mengingat perjalanan Schneider Electric pada 2021, berikut ulasan yang bisa Anda simak.

1. Dukung percepatan transisi energi terbarukan di Indonesia

Schneider Electric bersama Amazon, Body Shop, Columbia, Danone, grup H&M, Multi Bintang Indonesia, New Balance, Nike, Nutrifood, REI, Six Senses, dan VF Corporation yang tergabung dalam Clean Energy Investment Accelerator (CEIA) menyatakan dukungannya untuk mendorong pengadaan energi terbarukan di Indonesia.

Baca juga: Lebih Hemat Listrik dengan 5 Cara Berikut, Salah Satunya Pakai Teknologi Smart Home

Sebagai informasi, Schneider Electric semakin ambisius dengan komitmen dekarbonisasi. Sejauh ini, Schneider Electric telah meningkatkan energi terbarukan dari hanya 2 persen pada 2017 menjadi 80 persen pada 2020.

Rencananya, Schneider Electric akan meningkatkan energi terbarukan hingga 100 persen pada 2030 dan  mencapai nol karbon dalam rantai pasokan perusahaan pada 2050.

2. Dukung PLN tingkatkan efisiensi dan produktivitas pendistribusian listrik

Schneider Electric mendukung rencana digitalisasi PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jakarta Jaya (PLN UID Jaya) dengan melakukan kerja sama uji coba digitalisasi panel listrik.

Pada tahap awal, Schneider Electric telah memasang dan mengoperasikan produk Smart Ring Main Unit (RMU) Kubikel TM Fully Gas Insulated di Gardu PLN UP3 Lenteng Agung, Jakarta Selatan yang diintegrasikan dengan sistem SCADA di kantor UP2D Jakarta Raya.

Smart RMU terkoneksi dengan arsitektur EcoStruxure Grid yang dapat mengintegrasikan dan mengelola data untuk pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan.

Baca juga: Electrical Education Program and Competition 2021 dari Schneider Electric Raih Rekor MURI

Adapun pemanfaatan produk Smart RMU dari Schneider Electric  memungkinkan PLN melakukan kontrol jarak jauh terhadap performa panel, efisiensi waktu pemeliharaan, meningkatkan akurasi pembacaaan arus tengangan panel, dan meningkatkan keamanan staf teknis terhadap potensi kecelakaan kerja.

Melalui pemanfaatan teknologi digital berbasis Internet of Things (IoT), PLN dapat mengintegrasikan proses, membuat keputusan yang lebih akurat berbasis data, serta tetap kompetitif dalam mendukung kebutuhan distribusi listrik yang lebih aman, andal, efisien, dan sustainable di era industri 4.0.

3. Komitmen jangka panjang Schneider Electric di 100 negara

Schneider Electric mengumumkan percepatan strategi keberlanjutannya dengan menetapkan target yang lebih agresif untuk 2025. Target ini mencakup enam komitmen jangka panjang yang meliputi keberlanjutan iklim, sumber daya, kepercayaan, kesempatan yang sama, generasi, dan komunitas lokal.

Beberapa inisiatif yang telah dijalankan Schneider Electric untuk mendukung target tersebut terdiri dari mendorong akses yang merata untuk memperoleh pembelajaran digital bagi 24.000 siswa di India dengan pemanfaatan energi matahari bagi 100 sekolah.

Transisi ke 100 persen penggunaan kendaraan listrik di Norwegia pada 2023. Mendukung peralihan kendaraan listrik di Korea Selatan dengan mendorong pemanfaatannya di internal perusahaan.

Baca juga: Inovasi Strategi Multi-Hub Cocok Diterapkan Perusahaan untuk Jaga Keberlangsungan

Menambahkan 150 referensi produk daur ulang ke dalam katalog internal Schneider Electric untuk referensi stafnya di Prancis. Meningkatkan prioritas pembelian dari pemasok yang berasal dari penduduk asli Australia sebesar lima kali lipat sebagai bagian dari Reconciliation Action Plan.

Memberikan donasi produk elektrikal melalui online marketplace untuk tujuan edukasi dan meningkatkan instalasi listrik bagi keluarga yang berisiko kesulitan energi di Spanyol.

4. Raih penghargaan Most Sustainable Corporations

Schneider Electric memperoleh pengakuan sebagai perusahaan paling berkelanjutan di dunia dalam daftar tahunan bergengsi, yakni Corporate Knights’ 2021 Global 100 Most Sustainable Corporations.

Posisi nomor satu pada penghargaan tersebut menandai lompatan besar bagi Schneider Electric yang sebelumnya berada di posisi ke-29 pada 2020.

Baca juga: Canggih! Schneider Electric Optimalkan Data Center Milik 3 Indonesia dengan Teknologi Digital Mutakhir

Penghargaan itu sekaligus menjadi pengakuan tertinggi atas komitmen Schneider Electric terhadap isu lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan (ESG).

Saat ini, Schneider Electric memperoleh 70 persen pendapatannya dan mengarahkan sekitar 73 persen investasinya pada solusi yang berkelanjutan. Schneider Electric juga memiliki kinerja yang sangat baik dalam hal keberagaman ras dan gender, serta dalam produktivitas dan keamanan dari sumber daya.

5. Dua Penghargaan dari Frost & Sullivan

Pada awal 2021, Schneider Electric juga meraih penghargaan 2020 Asia-Pacific Critical Power Infrastructure Vendor of the Year dan 2020 Asia Pacific UPS Company of the Year dari Frost & Sullivan.

Schneider Electric telah dipercaya memperoleh pengakuan di bidang itu sejak 2012 dan semakin memperkuat keunggulannya sebagai pemimpin pasar global untuk solusi data center.

Baca juga: Tetap Waspada Terhadap Modus Penipuan yang Mengatasnamakan Schneider Electric

Sebagai informasi, Schneider Electric meraih penghargaan Frost & Sullivan untuk pengembangan dua rangkaian produknya, yaitu Galaxy yang berfokus pada keandalan daya dan efisiensi energi serta Easy UPS yang dilengkapi dengan nilai dan fitur yang berfokus pada pelanggan.

Untuk memastikan “Life Is On” di era digital, Schneider Electric memang selalu menerapkan sistem yang tangguh, terhubung, dapat beradaptasi, berkelanjutan, efisien, terintegrasi, dan andal. Hasilnya pun dapat tercermin dalam komitmen berkelanjutan Schneider Electric untuk berinovasi dan tetap relevan memberikan solusi terbaik bagi para pelanggan.

Lebih Hemat Listrik dengan 5 Cara Berikut, Salah Satunya Pakai Teknologi Smart Home

hemat energi dengan perangkat smart home

Konsentrasi aktivitas yang berpindah dari kantor dan sekolah ke rumah menjadi pemicu peningkatan penggunaan energi rumah tangga. Dengan meningkatnya konsumsi energi pada sektor ini, tak pelak biaya listrik bulanan bisa ikut membengkak.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, sektor rumah tangga menempati urutan ketiga konsumsi energi terbesar setelah transportasi dan industri.

Baca juga: Electrical Education Program and Competition 2021 dari Schneider Electric Raih Rekor MURI

Konsumsi energi sektor komersial tercatat naik dari 4,68 persen pada 2019 menjadi 4,79 persen pada 2020. Sementara, penggunaan energi sektor rumah tangga mengalami peningkatan dari 13,76 persen pada 2019 menjadi 16,80 persen pada 2020.

Untuk mengatasi biaya listrik jebol, Anda perlu mengurangi penggunaan alat elektronik yang tidak terlalu penting. Berikut tips yang bisa dijalankan.

1. Matikan lampu pada siang hari

Pada siang hari, sebaiknya Anda mematikan sebagian besar lampu di rumah yang tidak terpakai. Anda bisa membuka jendela lebar-lebar agar cahaya matahari bisa memenuhi ruangan rumah. Hal ini mungkin terlihat sepele, tetapi ampuh untuk menghemat energi.

2. Setel pengatur waktu pada AC

Penggunaan pendingin udara atau air conditioner (AC) di negara tropis, seperti Indonesia memang tak terelakkan.

Udara panas pada siang hari bahkan bisa membuat dehidrasi dan membahayakan tubuh. Namun, Anda bisa menghemat penggunaan AC pada malam hari. Tipsnya adalah menyetel pengatur waktu atau timer agar tidak menyala sepanjang malam.

3. Jangan buka kulkas terlalu lama

Tahukah Anda bahwa membuka kulkas terlalu lama dapat memakan energi lebih banyak? Pasalnya, saat kulkas dibuka, energi panas dari luar masuk ke dalam kulkas. Secara otomatis, pendingin pada kulkas pun harus bekerja lebih ekstra untuk menyeimbangkan suhu di dalam.

Selain itu, hindari pula meletakkan makanan panas ke dalam kulkas. Sebaiknya, tunggu makanan tersebut hingga hangat atau dingin baru letakkan di dalam kulkas untuk menghemat energi.

4. Mencabut stop kontak

Melansir How Stuff Works, alat elektronik yang mati tetapi masih tersambung di stop kontak menyumbang 10 persen dari penggunaan energi rumah tangga. Dengan kata lain, mencabut stop kontak saat tidak digunakan dapat menghemat listrik hingga 10 persen di rumah.

5. Menggunakan perangkat smart home

Salah satu cara ampuh yang bisa Anda coba agar menghemat pemakaian energi di rumah adalah penggunaan perangkat smart home. Kini, sudah banyak produsen perangkat smart home yang mengeluarkan berbagai alat elektronik canggih nan hemat listrik di Indonesia.

Sebut saja Schneider Electric dengan teknologi Wiser dan Home Automation.

Dengan penggunaan perangkat smart home dari Schneider Electric, Anda tidak perlu repot setiap hari harus mematikan semua alat elektronik di rumah.

Sebab, semuanya sudah otomatis bekerja sesuai sistem yang telah diatur. Misal, AC akan otomatis mati pada jam tertentu, lampu rumah akan mati saat siang hari atau tidak ada orang di rumah, dan bisa mengoperasikan semua alat elektronik dari jarak jauh.

Baca juga: Lampu Bertenaga Sinar Matahari dari Schneider Electric

Hal terpenting yang perlu Anda ketahui adalah sebagian besar perangkat smart home dibanderol dengan harga lebih mahal. Namun, dari segi investasi jangka panjang, perangkat smart home mampu memberikan efisiensi dan efektivitas terhadap penggunaan energi di rumah.

Electrical Education Program and Competition 2021 dari Schneider Electric Raih Rekor MURI

Ahli listrik masa depan Indonesia dari pendidikan vokasi

Program Electrical Education Program and Competition (EEPC) yang diselenggarakan atas kerja sama Schneider Electric dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) memperoleh penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai  program webinar kelistrikan yang diikuti oleh pelajar SMK dari provinsi terbanyak di Indonesia.

EEPC diikuti oleh sekitar 4.500 pelajar dari 126 sekolah menengah kejuruan (SMK) dengan spesifikasi jurusan kelistrikan dan dilaksanakan secara daring pada 21 Oktober-18 November 2021.

Adapun EEPC merupakan program pendidikan dan pelatihan vokasi yang difokuskan pada pengembangan kompetensi para calon ahli listrik Indonesia menghadapi era Home of the Future.  Melalui program EEPC, Schneider Electric membagikan insight mengenai kompetensi digital yang dibutuhkan ahli listrik pada masa mendatang.

Baca juga: Lampu Bertenaga Sinar Matahari dari Schneider Electric

Selama mengikuti EEPC yang berlangsung 5 minggu, para peserta memperoleh pembekalan teknis yang mencakup instalasi listrik, termasuk energi terbarukan dan panel surya, instalasi perangkat rumah pintar, sistem keamanan dan perlindungan listrik, serta desain dan instalasi software pengelolaan listrik, seperti EcoStruxure Power untuk perumahan.

Para peserta juga memperoleh pembekalan soft skill, seperti membuat curriculum vitae (CV) yang menarik, mempersiapkan wawancara kerja, dan mengenal budaya kerja perusahaan.

Di akhir sesi pelatihan, para peserta memperoleh kesempatan untuk mengikuti kompetisi dengan mempresentasikan ide-ide kreatifnya terkait desain sistem keamanan listrik dan desain rumah masa depan.

Baca juga: Inovasi Strategi Multi-Hub Cocok Diterapkan Perusahaan untuk Jaga Keberlangsungan

Penganugerahan penghargaan MURI diberikan oleh Wakil Direktur Operasional MURI Awan Rahargo dan Customer Relation Manager MURI Andre kepada Distribution Channel and Residential VP Schneider Electric Indonesia M Farhan Lucky.

Penyerahan penghargaan juga turut disaksikan oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha Direktorat SMK Kemendikbud Ristek Arfah Laidiah Razik dan Kepala BBPPMPV BMTI Kemendikbud Ristek Supriyono.

Bersamaan dengan penganugerahan MURI, Schneider Electric dan Kemendikbud Ristek menyelenggarakan acara diskusi media dengan tema “Mempersiapkan Electrician Muda Indonesia Menuju Era Home of The Future”.

Baca juga: Canggih! Schneider Electric Optimalkan Data Center Milik 3 Indonesia dengan Teknologi Digital Mutakhir

Dalam sambutannya, Arfah mengatakan bahwa pemerintah Indonesia terus berupaya mencetak lulusan vokasi yang tidak hanya siap kerja, tetapi juga memiliki kualitas dan keahlian yang mumpuni dalam menghadapi kebutuhan industri masa depan.

“Kami terus berkolaborasi dengan berbagai pelaku industri, termasuk dengan Schneider Electric yang memiliki rekam jejak dan pengalamaan di bidangnya untuk menyelenggarakan pelatihan terkait tren dan teknologi terbaru untuk para pelajar SMK,” jelas Arfah pada acara diskusi media, Rabu (15/12/2021).

Harapannya, lanjut Arfah, agar pelajar SMK dapat mengikuti perkembangan dan kebutuhan industri sehingga ketika lulus dan memasuki dunia kerja mereka telah dibekali kompetensi yang cukup serta memiliki daya saing tinggi.

Era masa depan

Pemanfaatan teknologi digital dan internet of things (IoT) pada sektor perumahan memang diprediksi akan terus meningkat seiring waktu. Berbagai perangkat dan peralatan listrik rumah juga akan semakin terkoneksi membangun ekosistem rumah yang lebih cerdas guna memberikan kenyamanan serta keamanan yang lebih kepada penghuni.

Lebih lanjut, Farhan mengatakan bahwa di masa mendatang, penetrasi energi terbarukan, seperti panel surya di sektor perumahan akan semakin diminati. Tren ini harus didukung dengan desain dan instalasi kelistrikan yang tepat guna dan aman.

Baca juga: Tetap Waspada Terhadap Modus Penipuan yang Mengatasnamakan Schneider Electric

“Dengan latar belakang itu, Schneider Electric berinisiatif menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan yang difokuskan pada pengembangan kompetensi ahli listrik untuk menunjang kebutuhan era masa depan,” kata Farhan.

Di akhir acara, Supriyono mengatakan bahwa masifnya transformasi digital di berbagai sektor industri menjadikan profesi ahli kelistrikan semakin berperan penting.

“Melalui EEPC, para pelajar diajarkan beberapa skill teknis seperti instalasi listrik, pengembangan automatisasi instalasi kelistrikan dalam aplikasi IoT, dan mempelajari praktik terbaik terkait konsep smart home,” jelas Supriyono.

Baca juga: Industri F&B Perlu Manfaatkan Edge Computing untuk Meningkatkan Efisiensi Operasional 

Harapannya, dengan adanya program pendidikan dan pelatihan yang diinisiasi langsung oleh pelaku industri seperti itu akan membantu SDM vokasi menyelaraskan kompetensi dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).

“Kami akan terus merangkul para pemimpin dan pelaku industri, seperti Schneider Electric untuk menciptakan talenta-talenta muda berkualitas dan berdaya saing tinggi,” harapnya.

Inovasi Strategi Multi-Hub Cocok Diterapkan Perusahaan untuk Jaga Keberlangsungan

strategi multi-hub perusahaan untuk atasi krisis akibat pandemi

Pandemi Covid-19 telah memengaruhi hampir setiap sektor bisnis, institusi, dan individu secara masif.

Boleh dibilang, pandemi menciptakan risiko besar bagi banyak perusahaan, terutama yang beroperasi di industri manufaktur. Risiko ini lebih serius daripada yang pernah terjadi dalam 20 tahun terakhir, baik dalam tingkat keparahan maupun skalanya.

Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang energi dan automasi, Schneider Electric, telah menerapkan beberapa praktik terbaik yang mewakili pendekatan menyeluruh dalam menanggapi tantangan krisis akibat pandemi.

Praktik tersebut bisa dilakukan oleh perusahaan lain untuk menjaga keberlangsungan bisnis.

Sebagai informasi, sekitar 5-10 tahun yang lalu, banyak perusahaan yang berinvestasi pada penelitian dan pengembangan (R&D) terpusat atau global dengan rekayasa berkelanjutan.

Dalam struktur itu, setiap desain ulang dan modifikasi memerlukan validasi dari satu R&D pusat. Biasanya, ini membutuhkan waktu minimum 6 bulan hingga 1 tahun untuk pengujian dan kualifikasi.

Faktanya, mode operasi tradisional itu tidak memiliki kelincahan dan kecepatan untuk didesain ulang.

Baca juga: Lampu Bertenaga Sinar Matahari dari Schneider Electric

Untungnya, Schneider Electric melakukan perjalanan transformasi ke strategi multi-hub beberapa tahun yang lalu. Perusahaan ini beralih dari R&D terpusat, manajemen penawaran, industrialisasi, dan manajemen rantai pasokan yang berlokasi di satu tempat ke pendekatan multi-hub yang terdesentralisasi.

Dengan mendirikan hub yang dekat dengan setiap pasar utama, Schneider Electric kini memiliki kedekatan yang lebih dekat dengan pelanggan, operasi negara, dan pemasok.

Pengaturan multi-hub membantu mendukung kelangsungan operasional perusahaan dalam tiga hal, berikut penjelasan rincinya.

1. Deteksi risiko lebih awal

Dengan pengaturan multi-hub, pendeteksian sinyal awal risiko rantai pasokan dapat dilakukan dengan lebih cepat dan lebih efektif.

Misalnya, tim R&D bekerja setiap hari dengan tim penjualan front-end dan tim rantai pasokan back-end di setiap wilayah. Karena kedekatannya, tim-tim ini telah menjalin hubungan yang baik dengan tingkat kepercayaan yang kuat, transparansi yang baik, dan komunikasi yang efisien.

Baca juga: Canggih! Schneider Electric Optimalkan Data Center Milik 3 Indonesia dengan Teknologi Digital Mutakhir

Dengan demikian, potensi risiko dapat dideteksi secara cepat sebelum masalah tersebut menjadi lebih besar dan mengganggu kelangsungan usaha.

2. Reaksi lebih cepat

Strategi multi-hub membantu perusahaan segera bereaksi terhadap sinyal awal pada rantai pasokan. Hal ini memungkinkan penyelarasan lintas fungsi yang cepat, kemudian pengujian, validasi, dan kualifikasi dilakukan di laboratorium R&D lokal.

Itu semua dapat dilakukan secara tepat waktu, membuat keputusan cepat dengan sinergi yang baik di antara berbagai hub.

Misalnya, selama krisis pandemi, divisi perusahaan mampu memenuhi syarat ratusan bahan alternatif, suku cadang, dan pemasok dalam waktu kurang dari tiga bulan. Ini tidak akan mungkin terjadi jika setiap validasi memerlukan keterlibatan pusat R&D global di luar kawasan.

3. Pencegahan masalah

Berkat struktur multi-hub, departemen R&D, industrialisasi, dan rantai pasokan global Schneider Electric bekerja erat dalam wilayah yang sama. Tim lintas fungsi kolaboratif ini merencanakan ke depan dengan memindai potensi risiko kelangsungan bisnis, menentukan strategi jangka panjang untuk mengurangi risiko, menyelaraskan prioritas, merinci rencana tindakan, dan mengamankan sumber daya untuk mendukung pelaksanaannya.

Baca juga: Tetap Waspada Terhadap Modus Penipuan yang Mengatasnamakan Schneider Electric

Strategi multi-hub sejalan dengan mega tren rantai pasokan yang bergerak dari globalisasi ke pendekatan lokalisasi. Menerapkan pendekatan multi-hub juga telah membuat Schneider Electric lebih gesit dalam menghadirkan inovasi, lebih tangguh dalam mengurangi risiko kelangsungan bisnis, dan pada akhirnya lebih mampu melayani kebutuhan pelanggan. 

Canggih! Schneider Electric Optimalkan Data Center Milik 3 Indonesia dengan Teknologi Digital Mutakhir

Data center 3 Indonesia manfaatkan teknologi Schneider Electric

3 Indonesia berkolaborasi dengan Schneider Electric untuk memodernisasi tiga data center dengan standardisasi dan sertifikasi Uptime Institute.

Schneider Electric juga mendukung 3 Indonesia meraih Service Level Agreement (SLA) hingga 99,982 persen dengan parameter mencakup jaminan atas ketersediaan critical power and cooling selama 24/7.

Chief Technical Officer 3 Indonesia Desmond Cheung mengatakan, modernisasi ketiga data center tersebut merupakan wujud komitmen dan realisasi 3 Indonesia dalam membangun bisnis yang berkelanjutan, memaksimalkan pelayanan untuk pelanggan, dan mendukung perluasan cakupan pasar, termasuk menggarap layanan 5G di Indonesia.

Baca juga: Tetap Waspada Terhadap Modus Penipuan yang Mengatasnamakan Schneider Electric

“Kami melakukan berbagai pembaruan solusi dan teknologi digital pada infrastruktur data center yang dapat semakin meningkatkan waktu. Analisis data pun menjadi lebih akurat untuk menjaga dan meningkatkan kualitas layanan kepada seluruh pelanggan kami,” kata Desmond.

Dengan digitalisasi tersebut, 3 Indonesia bisa melakukan pemantauan jarak jauh terhadap seluruh aset dan performa data center. Ini merupakan hal krusial dalam memberikan visibilitas yang lebih baik dan real-time.

Business Vice President Secure Power Division Schneider Electric Indonesia and Timor Leste Yana Achmad Haikal mengatakan, ketiga data center 3 Indonesia menerapkan solusi EcoStruxure for Data Centers yang berbasis Internet of Things (IoT).

Baca juga: Lampu Bertenaga Sinar Matahari dari Schneider Electric

Solusi EcoStruxure for Data Centers pun telah banyak membantu transformasi digital di sektor telekomunikasi dan terbukti dapat meningkatkan efisiensi konsumsi energi hingga 38 persen, efisiensi biaya energi hingga 30 persen, peningkatan produktivitas hingga 60 persen dan data center uptime hingga 100 persen.

“Teknologi itu mampu mengintegrasikan manajemen listrik, gedung dan teknologi informasi (TI) sehingga 3 Indonesia dapat memperoleh pemahaman menyeluruh terhadap performa data center-nya serta membantu pengambilan keputusan yang tepat berbasis data real-time,” kata Yana.

Teknologi tersebut juga menyediakan analisis prediktif secara real-time dalam siklus hidup operasional  data center.

Baca juga: Manfaat Teknologi Edge Computing bagi Industri Makanan dan Minuman

Pada saat yang sama, teknogi EcoStruxure juga dapat memberikan solusi mudah untuk merencanakan kapasitas tambahan dalam desain data center. 3 Indonesia juga menggunakan rangkaian produk circuit breaker dan trafo dari Schneider Electric untuk keamanan sistem listrik.

“Dalam proses pengembangan 5G dan penggabungan perusahaan, layanan kami akan terus berjalan dan pelanggan tidak akan mengalami hambatan akibat adanya proses upgrading yang dilakukan di operasional. Dengan meningkatkan data center menjadi Tier-3, pelanggan akan mendapatkan pengalaman terbaik dalam menjelajahi dunia maya tanpa hambatan,” ujar Desmond.

Kerja sama dengan 3 Indonesia pun menambah portofolio Schneider Electric sebagai mitra transformasi digital bagi sektor telekomunikasi dan data center.