Pandemi Covid-19 telah memengaruhi hampir setiap sektor bisnis, institusi, dan individu secara masif.
Boleh dibilang, pandemi menciptakan risiko besar bagi banyak
perusahaan, terutama yang beroperasi di industri manufaktur. Risiko ini lebih
serius daripada yang pernah terjadi dalam 20 tahun terakhir, baik dalam
tingkat keparahan maupun skalanya.
Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang energi dan automasi, Schneider Electric, telah menerapkan beberapa praktik terbaik yang mewakili pendekatan menyeluruh dalam menanggapi tantangan krisis akibat pandemi.
Praktik tersebut bisa dilakukan oleh perusahaan lain untuk menjaga keberlangsungan bisnis.
Sebagai informasi, sekitar 5-10 tahun yang lalu, banyak perusahaan yang berinvestasi pada penelitian dan pengembangan (R&D) terpusat atau global dengan rekayasa berkelanjutan.
Dalam struktur itu, setiap desain ulang dan modifikasi memerlukan
validasi dari satu R&D pusat. Biasanya, ini membutuhkan waktu minimum 6
bulan hingga 1 tahun untuk pengujian dan kualifikasi.
Faktanya, mode operasi tradisional itu tidak memiliki
kelincahan dan kecepatan untuk didesain ulang.
Baca juga: Lampu Bertenaga Sinar Matahari dari Schneider Electric
Untungnya, Schneider Electric melakukan perjalanan
transformasi ke strategi multi-hub
beberapa tahun yang lalu. Perusahaan ini beralih dari R&D terpusat,
manajemen penawaran, industrialisasi, dan manajemen rantai pasokan yang
berlokasi di satu tempat ke pendekatan multi-hub
yang terdesentralisasi.
Dengan mendirikan hub yang dekat dengan setiap pasar utama, Schneider Electric kini memiliki kedekatan yang lebih dekat dengan pelanggan, operasi
negara, dan pemasok.
Pengaturan multi-hub
membantu mendukung kelangsungan operasional perusahaan dalam tiga hal, berikut
penjelasan rincinya.
1. Deteksi risiko lebih awal
Dengan pengaturan multi-hub,
pendeteksian sinyal awal risiko rantai pasokan dapat dilakukan dengan lebih
cepat dan lebih efektif.
Misalnya, tim R&D bekerja setiap hari dengan tim
penjualan front-end dan tim rantai
pasokan back-end di setiap wilayah.
Karena kedekatannya, tim-tim ini telah menjalin hubungan yang baik dengan
tingkat kepercayaan yang kuat, transparansi yang baik, dan komunikasi yang
efisien.
Baca juga: Canggih! Schneider Electric Optimalkan Data Center Milik 3 Indonesia dengan Teknologi Digital Mutakhir
Dengan demikian, potensi risiko dapat dideteksi secara cepat
sebelum masalah tersebut menjadi lebih besar dan mengganggu kelangsungan usaha.
2. Reaksi lebih cepat
Strategi multi-hub
membantu perusahaan segera bereaksi terhadap sinyal awal pada rantai pasokan.
Hal ini memungkinkan penyelarasan lintas fungsi yang cepat, kemudian pengujian,
validasi, dan kualifikasi dilakukan di laboratorium R&D lokal.
Itu semua dapat dilakukan secara tepat waktu, membuat
keputusan cepat dengan sinergi yang baik di antara berbagai hub.
Misalnya, selama krisis pandemi, divisi perusahaan mampu
memenuhi syarat ratusan bahan alternatif, suku cadang, dan pemasok dalam waktu
kurang dari tiga bulan. Ini tidak akan mungkin terjadi jika setiap validasi
memerlukan keterlibatan pusat R&D global di luar kawasan.
3. Pencegahan masalah
Berkat struktur multi-hub,
departemen R&D, industrialisasi, dan rantai pasokan global Schneider Electric bekerja erat dalam wilayah yang sama. Tim lintas fungsi kolaboratif
ini merencanakan ke depan dengan memindai potensi risiko kelangsungan bisnis,
menentukan strategi jangka panjang untuk mengurangi risiko, menyelaraskan
prioritas, merinci rencana tindakan, dan mengamankan sumber daya untuk
mendukung pelaksanaannya.
Baca juga: Tetap Waspada Terhadap Modus Penipuan yang Mengatasnamakan Schneider Electric
Strategi multi-hub
sejalan dengan mega tren rantai pasokan yang bergerak dari globalisasi ke
pendekatan lokalisasi. Menerapkan pendekatan multi-hub juga telah membuat Schneider Electric lebih gesit dalam menghadirkan
inovasi, lebih tangguh dalam mengurangi risiko kelangsungan bisnis, dan pada
akhirnya lebih mampu melayani kebutuhan pelanggan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar