Berbasis Cloud, EcoStruxure Plant Advisor Bantu Operasional Pabrik Lebih Efisien

Teknologi EcoStruxure Plant Advisor dari Schneider Electric

Perusahaan industri modern saat ini berada di bawah tekanan yang sangat besar untuk meningkatkan ketangkasan guna memenuhi permintaan global yang dinamis. Di lain sisi, industri juga harus tetap fokus pada efisiensi biaya dan tenaga operasional pabrik.

Atas dasar itu, perusahaan yang bergerak di bidang transformasi digital dan otomatisasi, Schneider Electric meluncurkan teknologi terbarunya yang diberi nama EcoStruxure Plant Advisor. Bisa dibilang, teknologi ini adalah evolusi berikutnya dalam manajemen pabrik digital Industrial Internet of Things (IIoT).

Pada EcoStruxure Plant Advisor, platform IIoT kini menjadi lebih terbuka untuk memberikan insight penting mengenai proses dan data operasional pabrik. Data-data yang diberikan ini akan membantu menyeimbangkan peningkatan kinerja operasional, peningkatan kendali mutu, pengurangan penggunaan energi dan bahan baku, pemeliharaan yang lebih baik, serta peningkatan profit.

Baca juga: 3 Alasan Mengapa Teknologi Otomatisasi Akan Jadi Tren Tahun 2021

Pada dasarnya, ada tiga bagian utama yang menjadi kunci teknologi EcoStruxure Plant Advisor.

1. Konektivitas hibrid (egde/cloud): Pendekatan agnostik untuk mengelola siklus hidup konektivitas sumber data dalam model data industri yang sama.

2. Platform pemrosesan data industri dan analisis multisite: Agregasi dan pemrosesan data memungkinkan pemantauan jarak jauh dan langsung melalui analitik multisite yang beroperasi secara real-time.

3. Pembuat aplikasi: Kemampuan untuk membangun aplikasi khusus dalam lingkungan kode rendah atau bahkan tanpa kode. Memanfaatkan modul IoT prebuilt dan akses terpusat ke semua data produksi untuk memenuhi kebutuhan bisnis tertentu.

Adapun beberapa manfaat yang bisa industri dapatkan dari pemanfaatan teknologi EcoStruxure Plant Advisor:

  • Pengurangan 15% downtime listrik dan sistem operasional
  • Pengurangan 30% biaya perawatan
  • Pengurangan 8% biaya pemakaian energi
  • Pengurangan 6% konsumsi bahan baku
  • Peningkatan 6% kualitas output
  • Pengurangan 5% dalam biaya penarikan produk
  • Peningkatan pendapatan sebelum bunga dan pajak (EBIT) 6-11% dari pabrik tertentu

Dengan menggabungkan sejumlah data yang dihasilkan perusahaan industri ke dalam hub terpusat, EcoStruxure Plant Advisor akan memudahkan end-user untuk mengakses, menggabungkan, dan mengontekstualisasikan semua informasi terkait operasional pabrik.

Dengan demikian, industri manufaktur atau pabrik dapat menyongsong era digitalisasi dengan lebih efisien, terukur, dan adaptif.

3 Alasan Mengapa Teknologi Otomatisasi Akan Jadi Tren Tahun 2021

teknologi data center dari schneider electric

Tahun 2020 mungkin akan dikenang sebagai tahun yang tidak begitu baik untuk bisnis - kecuali jika Anda sudah melakukan transformasi digital dalam bisnis Anda.

Tidak diragukan lagi bahwa data center dan jaringan internet adalah pendorong transformasi digital saat ini. Namun, beberapa pertanyaan tetap ada, seperti bagaimana jenis data center yang cukup untuk mendukung pertumbuhan bisnis? Inovasi apa yang dibutuhkan dalam jaringan perusahaan untuk mengimbangi transformasi digital yang semakin cepat? Bisakah perusahaan mewujudkan data center yang lebih efisien, adaptif, dan berkelanjutan di masa depan?

Baca juga: Sebelum Merenovasi Rumah, Perhatikan 3 Hal Berikut!

Untuk menjawab sebagian besar pertanyaan-pertanyaan di Atas, mari simak ulasa berikut ini beberapa tren yang akan terjadi pada tahun depan, sebagai akibat dari peningkatan akselerasi dan otomatisasi digital.

1. Pengadopsian besar edge computing, Wi-Fi 6, dan 5G dalam manufaktur industri 4.0

Hambatan terbesar bagi industri manufaktur dalam menghadapi pandemi Covid-19 adalah keinginan untuk meminimalkan biaya dengan ketersediaan tenaga terampil.

Oleh karena itu, kunci utama industri manufaktur bertahan pada masa krisis adalah otomatisasi. Wi-Fi 6 dan 5G, misalnya.

Teknologi tersebut menghadirkan kapasitas besar, keandalan yang solid, dan fleksibilitas tanpa tambatan agar mesin dapat terhubung sepenuhnya. Selain itu, teknologi itu membuat semua sensor dapat berbagi data hampir secara real-time untuk mengoptimalkan dan meningkatkan produksi.

Kemudian, ada pula edge computing dari Schneider Electric yang bisa dimanfaatkan untuk memproses semua informasi mesin dan pengoptimalan proses.

2. Dunia tanpa kontak dan sentuhan

Sebelum pandemi, dunia sedang dalam perjalanan untuk mengotomatiskan tiket dan boarding transportasi umum, check-in hotel, serta pemesanan dan persiapan makanan. Beberapa dari aktivitas ini melibatkan layar sentuh ​​yang pada masa ini, mungkin akan dihindari.

Kini, dunia akan menuju ke arah teknologi tanpa sentuhan yang dapat memanfaatkan ponsel pintar, perintah suara, dan deteksi wajah menggunakan teknologi integrated video analytics (IVA).

Baca juga: Strategi Komprehensif Data Center Perusahaan Atasi Perubahan Iklim

Selain itu, algoritma artificial intelligence (AI) akan digunakan pada aplikasi untuk menentukan suasana hati seseorang atau tingkah laku mereka dan untuk memprediksi apa tindakan mereka selanjutnya (dalam mengoperasikan aplikasi tersebut).

3. Otomatisasi beban kerja IT meningkat

Otomatisasi beban kerja IT tidak hanya memastikan proses, alur kerja, dan tugas di seluruh sistem operasi berjalan secara efisien, tetapi juga akan meningkatkan skala di seluruh arsitektur komputasi hybrid dalam skala besar berjalan tanpa gangguan.

Oleh karena itu, perusahaan memerlukan data center yang andal untuk mendukung kinerja jaringan mereka. Untuk itu, mungkin Anda bisa mempertimbangan teknologi data center dari Schneider Electric dengan fitur EcoStruxure for Data Centers.

Krisis yang menimpa manusia pada 2020 dipastikan akan meningkatkan penggunaan teknologi informasi serta kapasitas jaringan agar bisa beradaptasi. Memasuki tahun 2021, fokusnya adalah pada inovasi arsitektur dan jaringan komputasi untuk mendorong kinerja serta efisiensi yang lebih tinggi melalui otomatisasi.

Sebelum Merenovasi Rumah, Perhatikan 3 Hal Berikut!

teknologi smart home dari schneider electric

Saat ini, ada beragam alasan mengapa seseorang ingin merenovasi rumah mereka. Baik itu untuk sekadar memperbaiki beberapa sudut ruangan, mengganti nuansa interior, maupun merombak total seluruh bangunan rumah.

Apapun alasannya, hal terpenting yang harus Anda lakukan adalah merencanakan semua proses renovasi jauh-jauh hari. Lalu, apa saja yang harus dipersiapkan dalam merenovasi rumah? Yuk, simak ulasan berikut.

1. Rencanakan anggaran

Hal pertama dan terpenting yang harus diperhatikan adalah menentukan anggaran. Menurut website Schneider Electric, proses renovasi dapat dilakukan secara efisien dan efektif bila Anda merencanakan dan mempertimbangkan anggaran.

Baca juga: 5 Tahap Menghindari Mati Listrik pada Fasilitas Bangunan Anda

Bila Anda tidak memiliki rencana anggaran, sangat tidak disarankan untuk terjun langsung ke proses renovasi. Sebab, hal ini akan membuat Anda sulit di kemudian hari. Pasalnya, rencana anggaran berperan dalam memastikan bahwa biaya yang Anda gunakan tidak kurang.

2. Lakukan penelitian

Rencana renovasi yang tidak dipikirkan pada akhirnya dapat menimbulkan banyak kekacauan dan kebingungan. Ada banyak sumber dan informasi yang tersedia yang dapat Anda manfaatkan untuk mengidentifikasi apa yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda.

Anda sebagai pemilik rumah juga dapat menemukan beberapa ide renovasi melalui riset. Perencanaan yang baik dan sistematis akan membuat proses renovasi jadi jelas dan lancar. Sebaliknya, perencanaan tanpa adanya riset mendalam akan membuat proses renovasi tidak efisien dan bisa memengaruhi biaya serta memakan waktu.

3. Gunakan jasa kontraktor

Setelah Anda memiliki rencana anggaran dan riset mengenai rumah idaman, langkah selanjutnya adalah menyewa kontraktor untuk mengerjakannya. Mengapa harus kontraktor? Sebab, dengan berkonsultasi bersama kontraktor akan membuat seluruh proses renovasi menjadi lebih sistematis.

Baca juga: Strategi Komprehensif Data Center Perusahaan Atasi Perubahan Iklim

Selain itu, kontraktor yang andal juga tak hanya memikirkan tentang bangunannya saja, tetapi membuat semua ruangan dan komponen yang ada di dalam rumah menjadi lebih fungsional. Misalnya dengan pemanfaatan teknologi pintar dari Schneider Electric, mulai dari Wiser Smart Home, panel listrik andal, tempat charger untuk mobil listrik, hingga termostat digital.

Dengan demikian, rumah idaman pun bukan sekadar angan-angan. Selamat mendekorasi rumah, ya!

Strategi Komprehensif Data Center Perusahaan Atasi Perubahan Iklim

Solusi data center dari Schneider Electric

Pada masa mendatang, ketergantungan industri dan bisnis pada infrastruktur digital akan meningkat secara dramatis. Faktanya, pada 2035, Schneider Electric memperkirakan bahwa semua teknologi informasi akan mengonsumsi 8,5 persen listrik global. Berbeda jauh bila dibandingkan pada 2021 dengan konsumsi 5 persen. Dengan melonjaknya penggunaan listrik, data center memiliki peran vital.

Banyak operator data center saat ini, dari hyperscalers hingga cloud, dan penyedia layanan colocation, secara terbuka menyatakan komitmennya terhadap Net Zero (industri rendah karbon) dengan mengadopsi pendekatan yang lebih berkelanjutan untuk bisnis digital.

Microsoft, misalnya, telah mulai beralih ke penggunaan energi angin terbarukan. Sebuah tren yang kemungkinan akan terus meningkat karena kesadaran dan permintaan energi terbarukan dari end user serta pemerintah melonjak.

Dengan menetapkan strategi yang komprehensif, keberlanjutan data center yang ideal sebenarnya tidak serumit kedengarannya. Strategi yang dimaksud di antaranya termasuk desain data center, lokasinya, utilitas listrik, serta strategi manajemen operasional dan energi.

Saat ini ada banyak perusahaan dan organisasi yang bekerja sama dengan Schneider Electric telah mencapai peningkatan signifikan dalam program keberlanjutan mereka dan menuai manfaat jangka panjang.

Pengadaan energi terbarukan Global Equinix, misalnya, telah meningkat dari 30 persen menjadi 82 persen dalam tiga tahun terakhir, sementara penyediaan 100 persen energi terbarukan di Amerika Utara telah memberi mereka penghematan biaya sebesar 23,2 juta dollar AS atau setara Rp 330 triliun.

Di Eropa, 75 persen listrik Iron Mountain telah diubah menjadi tenaga hijau. Sementara itu, sistem operasi mereka di Inggris Raya, Irlandia, dan Benelux (Belanda, Belgia, Luksemburg) telah menggunakan 100 persen energi terbarukan. Ini tidak hanya menghemat uang dan mengurangi jejak karbon, tetapi juga menghasilkan energi bersih yang cukup untuk memberi daya yang setara dengan 56.000.

Baca juga: 5 Tahap Menghindari Mati Listrik pada Fasilitas Bangunan Anda

Fokus pada Net Zero dan keberlanjutan ini juga merupakan sesuatu menjadi fokus Schneider Electric. Perusahaan ini telah menyatakan cara untuk meningkatkan komitmen terhadap netralitas karbon.

Beberapa caranya dengan mempercepat sasaran netralitas karbon yang semula akan dicapai 2030 menjadi 2025, sistem operasional sepenuhnya Net Zero pada 2030, dan mencapai rantai pasokan (supply chain) Net Zero pada 2050.

Sebagai sebuah industri, perusahaan memang harus fokus untuk menjadi lebih berkelanjutan dan membantu mengurangi dampak perubahan iklim untuk generasi mendatang.

5 Tahap Menghindari Mati Listrik pada Fasilitas Bangunan Anda

Teknologi EcoStruxure Power dari Schneider Electric

Pada Desember 2017, pemadaman listrik di salah satu bandara terbesar di dunia, Hartsfield-Jackson Atlanta International Airport menyebabkan Delta Airlines kehilangan pendapatan senilai 25-50 juta dollar AS atau setara Rp 350-700 miliar karena terpaksa membatalkan sekitar 1.400 penerbangan.

Maskapai tersebut juga membutuhkan waktu beberapa hari untuk melanjutkan jadwal normal mereka.

Tak hanya terjadi di bandara, dampak serupa juga biasa terjadi pada fasilitas lainnya. Bangunan besar dan fasilitas penting memang sangat bergantung pada tenaga listrik yang andal, tetapi masalah terkait listrik semakin sering terjadi. Ada banyak alasan untuk ini.

Baca juga: Apa yang Harus Dipertimbangkan Saat Memilih Panel Listrik di Rumah?

Peristiwa cuaca buruk yang meningkat, jaringan transmisi semakin menua, dan penambahan sumber daya yang tidak terpusat. Faktor-faktor ini dapat menyebabkan lebih banyak gangguan daya yang disalurkan ke fasilitas. Jaringan listrik di dalam fasilitas juga menjadi lebih kompleks.

Oleh karenanya, infrastruktur listrik harus lebih tangguh. Jika bisnis Anda mengandalkan tenaga listrik yang bersih, stabil, dan andal, Anda perlu mempertahankan kualitas daya tingkat tinggi, idealnya memenuhi standar internasional, seperti EN 50160 dan IEEE 519.

Selain itu, Anda perlu melakukan digitalisasi terhadap sistem distribusi daya listrik agar membantu meningkatkan visibilitas, insight, dan dukungan keputusan yang lebih baik untuk membantu mengatasi masalah kualitas daya yang kompleks.

Salah satu caranya dengan memanfaatkan teknologi EcoStruxure Power dari Schneider Electric. Pada teknologi ini, Anda bisa memanfaatkan sistem distribusi daya dan manajemen tenaga listrik untuk fasilitas Anda.

Untuk mengetahui lebih jauh tentang manfaat penggunaan EcoStruxure Power, simak ulasan berikut.

1. Pemantauan distribusi listrik

EcoStruxure Power akan meningkatkan visibilitas status seluruh sistem kelistrikan. Ini akan membantu tim operasional menganalisis laporan tentang kondisi permintaan puncak daya dan menyiapkan peralatan UPS, transformator, atau generator sebagai antisipasi mati listrik.

Tim Anda juga akan menerima alarm pada setiap kondisi atau kejadian yang tidak normal. Ini memungkinkan Anda dapat menganalisis dan memahami dari mana asal kegagalan jaringan distribusi listrik terjadi.

2. Pemantauan kualitas tenaga listrik

Masalah kualitas daya dapat luput dari perhatian dan berdampak besar pada operasional fasilitas. Padahal, hal ini dapat menyebabkan kerusakan peralatan dan menurunnya masa pakai optimal.

Jika Anda menggunakan EcoStruxure Power, Anda tidak perlu gusar. Sebab, sistem ini memiliki alat analitik yang membantu Anda memahami titik kerusakan pada komponen listrik.

Baca juga: 3 Langkah Pabrik Schneider Electric di Batam Melakukan Transformasi Digital

3. Analisis masalah tenaga listrik

Jika terjadi masalah daya yang berpotensi merusak jaringan listrik, Anda harus dapat mengisolasinya dengan cepat. EcoStruxure Power memberi Anda tools yang mencakup prioritas alarm, analisis urutan kejadian, dan deteksi arah gangguan yang membantu melakukan analisis akar penyebab secara efisien.  

Berbekal informasi itu, tim Anda dapat segera membuat keputusan yang tepat dan cukup menggunakan aplikasi seluler untuk membantu memulihkan daya serta melakukan tindakan pencegahan untuk menghindari kejadian serupa di masa mendatang.

4. Manajemen kapasitas

Teknologi EcoStruxure Power dari Schneider Electric akan membantu Anda memahami kebutuhan kapasitas infrastruktur distribusi listrik, termasuk menyediakan perluasan atau modifikasi lingkungan fasilitas.

Teknologi tersebut dapat memastikan bahwa saat Anda meningkatkan fasilitas, daya listrik tidak akan melebihi kapasitas peralatan yang ada. Ini akan membantu mengurangi potensi risiko pada infrastruktur kelistrikan yang dapat menyebabkan kebakaran.

Baca juga: Membeli Panel Listrik untuk Rumah, Pertimbangkan 5 Aspek Ini!

5. Tenaga listrik cadangan

Kelangsungan bisnis bergantung pada aset penting seperti sistem tenaga cadangan. Anda perlu memastikan keandalan dan ketersediaan sistem back-up daya cadangan jika terjadi pemadaman listrik yang tidak terduga. Oleh karena itu, EcoStruxure Power akan membantu Anda menyediakan data akurat tentang sistem distribusi listrik.

Membeli Panel Listrik untuk Rumah, Pertimbangkan 5 Aspek Ini!

panel listrik schneider electric

Panel listrik (electric switchboard) adalah komponen kunci dari sistem distribusi daya di rumah. Berbagai panel listrik di switchboard membagi daya menjadi komponen yang lebih kecil dan mengirimkannya ke berbagai perangkat.

Alat ini juga menjalankan fungsi pengontrol dan bertindak sebagai perangkat pelindung untuk sistem tenaga di rumah. Jadi, sangat penting bagi kamu untuk mendedikasikan sebanyak mungkin waktu, tenaga, dan sumber daya untuk memasang panel listrik yang akan membantu kamu menghindari kejadian sengatan listrik.

Baca juga: 3 Langkah Pabrik Schneider Electric di Batam Melakukan Transformasi Digital

Bersumber dari laman resmi Schneider Electric, berikut adalah beberapa aspek penting yang perlu diingat saat memilih panel listrik untuk rumah kamu.

1. Keandalan

Kualitas dan keandalan adalah hal yang menentukan umur peralatan listrik kamu. Gunakan selalu panel listrik merek ternama yang telah memenuhi semua standar kualitas dan keamanan seperti panel listrik dari Schneider Electric.

Schneider Electric pun menyediakan beragam panel listrik sesuai kebutuhan rumah dengan berbagai tipe, misalnya LV Switchboard jenis Okken, BlokSet, iPMCC, Prisma, dan Pragma.

2. Lokasi

Kamu perlu memperkirakan lokasi yang tepat untuk memasang panel listrik. Ruangan yang dialokasikan untuk memasang panel listrik harus besar dan memiliki sirkulasi udara baik. Selain itu, penting bagi kamu untuk membatasi masuknya anak-anak ke ruangan ini untuk mencegah bahaya listrik.

3. Efisiensi

Efisiensi adalah titik kritis lain yang perlu dipertimbangkan sebelum memilih panel listrik untuk rumah kamu. Hanya panel listrik yang efisien yang dapat berfungsi dalam situasi yang tidak terduga. Efisiensi panel listrik dan fungsinya pun saling berkorelasi.

Jika k iamungin membuatnya ramah pengguna, kode warna dapat digunakan untuk perangkat kamu. kamu juga dapat mempertimbangkan untuk menggunakan sakelar listrik yang memiliki mekanisme interlock. Ini akan melindungi seluruh sistem sirkuit dari kegagalan kontrol.

4. Keamanan

Perlindungan keluarga kamu dan bangunan harus menjadi sudut pandang pertama yang dipertimbangkan saat membeli panel listrik. Karena switchboard mengatur semua aspek sistem kelistrikan, penting bagi kamu untuk mempelajari detail dan spesifikasi peralatan yang sesuai dengan rumah kamu.

Baca juga: Industri Manufaktur, Perhatikan 3 Elemen Transformasi Digital Ini!

Selain itu, kamu juga bisa berkonsultasi dengan ahli listrik berkualifikasi untuk memandu dan membantu kamu memahami spesifikasi yang diperlukan. Pastikan kamu memilih perangkat yang bisa menjangkau semua kebutuhan keamanan bangunan.

5. Instalasi dan perawatan

Dianjurkan untuk menghubungi ahli listrik yang berkualifikasi untuk pemasangan yang tepat. Selain itu, selama pembelian, kamu harus membaca semua syarat dan ketentuan garansi dan memeriksa kembali layanan pemeliharaan yang ditawarkan oleh perusahaan.

3 Langkah Pabrik Schneider Electric di Batam Melakukan Transformasi Digital

Transformasi digital Pabrik Schneider Electric di Batam, Indonesia

Selama beberapa tahun terakhir, banyak yang telah memprediksi potensi ekonomi dari revolusi industri 4.0. Namun, secara umum, banyak upaya digitalisasi masih belum mencapai manfaat yang diharapkan. Ironisnya, pandemi Covid- 19 datang dan memaksa banyak industri untuk mempercepat rencana transformasi digital mereka untuk meningkatkan ketangkasan dan ketahanan menghadapi krisis.

Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang teknologi dan otomasi, Schneider Electric misalnya. Perusahaan ini mempunyai program smart factory yang salah satu pabriknya berada di Batam, Indonesia.

Pabrik Schneider Electric di Batam telah menerapkan berbagai teknologi Industrial Internet of Things (IIoT) termasuk sensor pintar, manajemen prediksi alarm, site benchmarking, dan augmented reality untuk memberdayakan tenaga kerjanya.

Baca juga: Industri Manufaktur, Perhatikan 3 Elemen Transformasi Digital Ini!

Dengan kehadiran teknologi-teknologi itu, pekerja memiliki visibilitas baru dalam pengoperasian, pemeliharaan, dan penggunaan energi. Hasilnya, biaya pemeliharaan berkurang dan efisiensi peralatan secara keseluruhan atau overall equipment efficiency (OEE) meningkat.

Menurut situs Schneider Electric, perusahaan ini pun membagikan sejumlah tips untuk perusahaan lain yang juga ingin melakukan transformasi digital. Berikut ulasannya.

1. Transformasi digital dimulai dari individu

Saat memulai transformasi pada 2015, Pabrik Schneider Electric di Batam mengidentifikasi banyak aktivitas manual dan administratif dalam operasionalnya. Kemudian, pada 2017 pihak mereka menyadari bahwa langkah yang dilakukan tidak hanya perlu memodernisasi teknologi, tetapi yang lebih penting juga memanfaatkan digitalisasi untuk mendorong pengayaan manusia.

Tujuan transformasi mereka pun mencakup peningkatan kualitas kerja yang memungkinkan pekerja untuk melaksanakan pekerjaan mereka dengan cara yang lebih sederhana dan pemberdayaan pengambilan keputusan yang lebih cepat serta lebih akurat.

Baca juga: Prediksi Tren Desain Interior 2021, Back to Nature?

2. Kembangkan ekosistem eksternal

Saat memulai perjalanan transformasi digital, tim implementasi mereka hanya terdiri dari empat orang. Mereka menyadari bahwa untuk mewujudkan transformasi digital, mereka perlu memperluas lingkaran pengaruh mereka secara signifikan.

Untuk memperluas ekosistem, ada tiga sumber dari luar yang bisa dimanfaatkan, yakni universitas, pemerintah, dan organisasi seperti World Economic Forum (WEF). Masing-masing dari ketiga kelompok luar ini memiliki peran penting untuk dimainkan.

Misalnya bekerja sama dengan universitas lokal. Mereka dapat merekrut 12 siswa untuk berpartisipasi dalam program magang digital. Dengan membawa pola pikir digital kepada orang lain di dalam organisasi, kelompok siswa yang ingin bekerja dengan alat augmented reality dan virtual reality tersebut akan membantu mempercepat penerimaan digitalisasi dengan memberikan ide-ide out-of-the-box.

Upaya mereka dalam menggunakan digitalisasi untuk mengurangi limbah dan konsumsi energi juga sejalan dengan inisiatif pembangunan rendah karbon dari pemerintah Indonesia.

Transformasi digital Pabrik Schneider Electric di Batam, Indonesia

Dengan berkontribusi pada tujuan sistem energi yang lebih hemat karbon dan lebih efisien, mereka membantu pemerintah untuk mencapai tujuannya, yaitu rata-rata pertumbuhan PDB 6 persen per tahun hingga 2045, berkontribusi pada perolehan lapangan kerja, peningkatan pendapatan, dan pengentasan kemiskinan.

Organisasi seperti WEF juga membantu memvalidasi upaya Schneider Electric dan memberikan panduan untuk perbaikan di masa mendatang.

3. Tingkatkan integrasi vertikal dan horizontal

Banyak organisasi berasumsi bahwa transformasi digital terjadi dalam ruang hampa, hanya menguntungkan mereka yang berada di dalam gedung atau organisasi bisnis tertentu.

Baca juga: New Normal, Hotel Wajib Pakai 5 Teknologi Ini

Manfaat sebenarnya, bagaimana pun, datang ketika upaya dilakukan untuk menghubungkan secara vertikal dalam organisasi (misalnya dari sensor mesin ke sistem supervisory control and data acquisition atau SCADA, lalu ke enterprise resource planning  atau ERP) dan juga secara horizontal di luar organisasi melalui mitra eksternal, seperti pemasok hulu dan pusat distribusi hilir.

Industri Manufaktur, Perhatikan 3 Elemen Transformasi Digital Ini!

Transformasi digital industri manufaktur

Saat ini, semakin banyak indusrti manufaktur yang melakukan upaya transformasi digital. Hal ini mendorong kebutuhan sumber daya komputasi, jaringan, dan penyimpanan yang andal bagi industri manufaktur.

Kini, banyak industri manufaktur yang telah memasang sistem jaminan kualitas otomatis atau quality assurance (QA) untuk lini produksi mereka.

Mulai dari memasang serangkaian kamera pada sistem robotik yang bisa melakukan sekitar 90 pemeriksaan QA yang berbeda hingga dapat mengirim video ke data center berbasis cloud untuk analisis guna menentukan lulus atau gagalnya suatu produk.

Baca juga: Biar Rumah Aman, Perhatikan 5 Gangguan Listrik yang Sering Terjadi

Aplikasi semacam itu sangat penting bagi bisnis dan Anda bisa menggunakan sistem edge computing untuk memudahkan semua sistem dapat bekerja secara optimal. Namun, untuk menjaga dan memastikan teknologi tersebut dapat berjalan dengan lancar, ada tiga elemen penting yang harus industri pastikan, yaitu daya, jaringan, dan keamanan.

1. Memastikan daya berkelanjutan

Dalam aplikasi Industrial Internet of Things (IIoT), semua sensor dan perangkat yang menghasilkan data membutuhkan daya. Untuk memastikan sistem ini dapat berfungsi, industri memerlukan daya cadangan.

Melansir situs resmi Schneider Electric, setiap pabrik harus mempunyai uninterruptible power supply (UPS) yang dapat memberi daya setidaknya pada beberapa perangkat hingga listrik kembali menyala. Untuk perangkat seperti sensor yang menghabiskan sedikit daya, UPS dapat menyediakan daya antara 10-90 menit.

UPS juga dapat memberikan daya untuk sampai generator kembali bekerja. Hal ini akan memastikan bahwa proses di dalam pabrik tetap berfungsi secara menyeluruh.

2. Jaringan untuk koneksi kritis

Jaringan sangat penting karena jika Anda menghasilkan data tetapi tidak bisa mengirimkan data tersebut ke tempat yang seharusnya, maka data yang Anda miliki tidak ada gunanya. Pada tahap ini, Anda memerlukan jaringan yang andal. Namun, jaringan juga membutuhkan daya untuk beroperasi.

Para ahli yang tergabung dalam Schneider Electric Exchange berpendapat bahwa solusi edge computing memiliki peran penting dalam ketersediaan jaringan. 

Edge computing membantu meminimalkan risiko pemadaman jaringan sehingga memastikan proses pekerjaan di dalam pabrik tetap beroperasi.

Selama jaringan di dalam fasilitas tetap berfungsi, maka bisnis berjalan seperti biasa. Lagi-lagi, di sini UPS dan generator memiliki peran vital dalam membantu memastikan pengoperasian yang berkelanjutan.

3. Cyber security

Terakhir, segera setelah Anda mulai mengirim data, Anda perlu menangani keamanan siber (cyber security) secara menyeluruh (end-to-end). 

Dalam hal keamanan siber, Anda perlu memastikan bahwa data dienkripsi dan dilindungi dari penyusup yang tidak diinginkan, seperti dengan menggunakan firewall, jaringan pribadi virtual, dan sistem deteksi  atau pencegahan gangguan.

Baca juga: Solusi Schneider Electric Atasi Perubahan Iklim

Bagaimana Tren Teknologi Setelah Pandemi Berakhir?

tren teknologi 2021 ketika pandemi usai

Pandemi Covid-19 membawa banyak masalah, mulai dari sektor ekonomi, sosial, dan pendidikan. Beberapa dampaknya akan berlangsung lama, bahkan mungkin permanen.

Namun, terlepas dari semua permasalahan yang disebabkan oleh pandemi, ada optimisme dan harapan yang mengemuka. Misalnya saja, pemerintah turut membantu dan melangkah untuk melindungi ekonomi negaranya, bisnis kian berinovasi , pemanfaatan platform digital semakin masif, serta orang-orang  jadi makin peduli terhadap kebersihan diri dan lingkungannya.

Terlepas dari optimisme tersebut, masih ada lagi tren positif yang bakal muncul dan berkembang di tahun mendatang. Untuk tahu selengkapnya, simak ulasan berikut.

1. 5G akan mengubah segalanya

5G bukanlah teknologi baru. Teknologi 5G ini disinyalir akan mencapai masa puncak dan mengubah cara manusia mengakses serta menggunakan jaringan IP.

Melansir laman resmi Schneider Electric, salah satu aspek kunci teknologi ini adalah bagaimana 5G memungkinkan banyak data untuk dihasilkan, diproses, dan dianalisis di tepi jaringan (edge of the network). Jaringan pribadi 5G juga akan memungkinkan sistem yang lebih andal dan tangguh.

2. Sustainability semakin penting

Kebijakan lockdown di beberapa wilayah di dunia memberikan poin penting untuk refleksi diri. Untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir, masyarakat bisa merasakan manfaat berupa udara yang lebih bersih dan pemulihan ekosistem alam.

Selama periode lockdown, emisi karbon dioksida bahkan turun hingga 17 persen. Hal ini tentu memberikan pelajaran tentang apa yang bisa dicapai ketika kita hidup dengan cara berkelanjutan (sustainable), sehat, dan mengurangi polusi planet.

Baca juga: Solusi Schneider Electric Atasi Perubahan Iklim

Ke depannya, orang-orang akan berusaha untuk melipatgandakan upaya ini karena ancaman perubahan iklim terus membayangi. Saat kerja jarak jauh dan isolasi diri terus berlanjut, pusat dari upaya ini adalah bantuan teknologi.

Rumah akan menjadi lebih terhubung dan lebih pintar dari sebelumnya. 5G, Internet of Things (IoT) dan broadband yang cepat dan stabil akan sangat diminati serta memiliki potensi untuk meningkatkan efisiensi energi di rumah.

Semakin banyak rumah juga dibangun dengan pembangkit tenaga surya dan pengisian kendaraan listrik (EV). Rumah menjadi lebih tangguh yang akhirnya dapat mewujudkan swasembada energi.

Pandemi memang merugikan umat manusia, tetapi di sisi lain juga menumbuhkan tunas-tunas optimisme dalam semua hasil positif yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.

3. Kerja jarak jauh akan memacu revolusi teknologi

Bukan rahasia lagi bahwa kehadiran pandemi mempercepat transformasi digital di seluruh sektor bisnis dan lapisan masyarakat. Adopsi cloud, misalnya. Kini, teknologi cloud berkembang pesat seiring kebutuhan karyawan yang bekerja dari jarak jauh dan keperluan mentransfer data lebih luas.

Baca juga: 4 Tips Jitu Hindari Korsleting Listrik

Gartner bahkan memperkirakan bahwa investasi di sektor cloud publik akan tumbuh sebesar 19 persen. Hal ini membuat laju inovasi teknologi akan meningkat 5x lipat.

Selain itu, ketahanan bisnis masa mendatang akan didasari dengan teknologi dan rasa saling percaya. Orang-orang akan mempercayai kekuatan teknologi karena interaksi tetap bisa dilakukan dengan tatap muka secara virtual. Teknologi akan membuat hidup lebih baik.

Prediksi Tren Desain Interior 2021, Back to Nature?

prediksi tren desain interior 2020

Rumahku adalah istanaku. Begitu banyak orang menganggapnya. Rumah memang menjadi sebuah tempat di mana orang-orang akan kembali setelah beraktivitas seharian. Oleh sebab itu, rumah harus nyaman dan memiliki aura positif agar penghuninya merasa kerasan untuk mengisi energi agar kembali bersemangat saat beraktivitas di esok hari.

Berbicara tentang rumah, dekorasi interior memainkan peran untuk memberikan aura positif bagi penghuninya. Dekorasi rumah setiap tahun juga mengalami perubahan dan terus berkembang.

Memasuki penghujung 2020, kamu pun bisa merencanakan perubahan dekorasi rumah sesuai dengan selera dan tren yang akan datang pada tahun berikutnya. Untuk itu, berikut adalah ulasan laporan tren dekorasi 2021 dari Modsy yang dilansir dari insider.com. Check it out!

1. Barang dengan tampilan alami

Bahan alami seperti kayu, rami, kulit, keramik, tanaman, dan serat organik diprediksi akan lebih banyak digunakan pada desain interior rumah tahun depan. Dengan unsur alami ini, ruangan akan terasa lebih terikat dengan alam dan memiliki efek menenangkan.

Selain penggunaan bahan alami dalam perabotnya, banyak pemilik rumah juga akan cenderung menggunakan hiasan alami untuk memperindah ruangannya, seperti tanaman hias dan akuarium.

Baca juga: Solusi Schneider Electric Atasi Perubahan Iklim

2. Kenyamanan dan fungsional

Masa pandemi Covid-19 mengharuskan banyak orang untuk lebih banyak menghabiskan waktunya berada di rumah. Oleh karena itu, dekorasi yang membuat nyaman serta memiliki banyak fungsional diprediksi bakal melejit tahun depan.

Misalnya, jika kamu memiliki ruang keluarga formal selama bertahun-tahun, mungkin ke depannya kamu ingin mencoba memikirkan cara agar menjadikan ruang yang lebih menarik dan fungsional, seperti menambahkan sekat untuk ruang bekerja saat kamu harus WFH, contohnya.

Kemudian, alih-alih menggunakan sofa yang kaku, kamu bisa menambahkan aksesori bean bag agar ruang keluarga terasa lebih cair dan akrab. Selain itu, pemilihan detail aksesori yang stylish dan minimalis juga menjadi pilihan yang diprediksi akan banyak digunakan pada 2021.

Detail aksesori ini di antaranya penggunaan sakelar dan stop kontak yang menyatu dengan konsep interior rumah agar semakin memperkuat kesan stylish, personal, dan multifungsi. Dalam hal ini, Schneider Electric pun menghadirkan AvatarOn yang dapat mendukung desain sesuai dengan interior rumah.

Tidak hanya menawarkan berbagai pilihan warna atau variasi lapisan, penutup AvatarOn juga dapat dicetak dengan berbagai desain yang diinginkan. Bisa dicetak dengan foto kenangan atau replika tangan dan kaki bayi untuk mengabadikan momen bersejarah di hidup mereka.

Sejalan dengan peluncuran AvatarOn, Schneider Electric juga menggalakkan kampanye #RumahAdalah dan #LifeIsOn.

Sakelar AvatarOn dari Schneider Electric

2. Warna dinding yang berani

Warna dinding netral, seperti putih, abu-abu, dan coklat telah menjadi tren beberapa tahun terakhir. Pada tahun depan, prediksinya akan bergeser kepada pemilihan warna-warna berani Pantone. Adapun warna-warna Pantone terdiri dari marigold, green ash, french blue, cerulean, dan burnt coral.

"Kami pikir tren ini terinspirasi oleh keterputusan orang-orang dengan dunia luar dan kerinduan untuk menciptakan rumah yang memiliki lebih banyak warna dan kepribadian," kata Vice President of Style at Modsy, Alessandra Wood.

Baca juga: 4 Tips Jitu Hindari Korsleting Listrik

Hotel Perlu Terapkan 5 Teknologi Ini di Masa Pandemi

teknologi hotel dari schneider electric untuk diterapkan di masa pandemi

Untuk mewujudkan protokol kesehatan yang lebih ketat di masa pandemi, pengelola hotel harus memanfaatkan keberadaan teknologi. 

Beberapa waktu belakangan, tim dari Schneider Electric secara aktif mengembangkan dan menerapkan berbagai solusi teknologi hotel untuk membantu memastikan masa inap tamu lebih sehat, aman, dan nyaman. Simak ulasan berikut.

1. Connected room solution

Connected room solution merupakan teknologi dari Schneider Electric yang menawarkan kontrol otomatis yang dapat digunakan operator hotel untuk merancang pengaturan lampu, tirai, dan suhu berdasarkan waktu atau jumlah penghuni di dalam kamar.

Jika hotel memiliki aplikasi tertentu, mereka bisa memberikan tamu pengalaman terintegrasi yang memungkinkan tamu menggunakan perangkat seluler untuk check-in dan check-out, memesan layanan kamar, serta fitur ruang kontrol seperti pintu, penerangan, tirai, TV, dan sebagainya lewat aplikasi. 

Untuk menggunakan teknologi ini, pengelola hotel pun bisa memanfaatkan teknologi Schneider Electric’s Smart Connector dengan interface terpusat untuk aplikasi seluler dan integrasi berbasis cloud.

2. Pencahayaan ultraviolet (UV)

Pencahayaan UV adalah disinfektan untuk menghilangkan segala jenis jamur, bakteri, dan virus dari permukaan serta udara. Hotel bisa menggunakan ultraviolet germicidal irradiation (UVGI).

Selain itu, hotel juga bisa menggunakan pencahayaan UV portabel untuk melengkapi pembersihan rutin di area dengan lalu lintas tinggi. Solusi terintegrasi pun dapat dihubungkan ke sistem manajemen gedung sehingga seluruh ruangan dapat dibersihkan dari jarak jauh dengan hanya menekan satu tombol.

Baca juga: Mewujudkan Data Center yang Efisien, Berkelanjutan, Adaptif, dan Tangguh

3. Pengendalian kualitas udara dalam ruangan

Kualitas udara adalah ukuran keselamatan utama. Pemantauan dan kontrol kualitas udara di lingkungan hotel yang tepat dengan sistem terintegrasi dapat membantu mengurangi risiko kesehatan, menjaga kenyamanan optimal, dan memberikan ketenangan pikiran bagi para tamu.

Dengan menggunakan solusi ini, operator hotel dapat memastikan tingkat kelembapan yang optimal, memastikan sirkulasi udara yang memadai, memantau tingkat karbon dioksida dan memastikan pembersihan yang memadai melalui pemantauan senyawa volatile organic compound (VOC).

4. Kontrol kualitas udara ruang tamu

Pada tingkat tamu individu, kualitas dan kontrol udara di dalam kamar memberikan lapisan perlindungan lain. Pengelola hotel harus senantiasa mengecek sistem heating, ventilation, dan air conditioning (HVAC) untuk membantu mengidentifikasi potensi risiko adanya virus.

Berdasarkan analisis tim Schneider Electric, operator hotel bisa menyesuaikan tingkat kelembapan yang bisa membatasi masa hidup virus atau meningkatkan penyaringan udara standar high-efficiency particulate air (HEPA) dan mengeset minimum efficiency reporting value (MERV) filter udara ke angka 12 atau lebih tinggi.

Baca juga: Solusi Schneider Electric’s Workplace Advisor untuk Perusahaan Lindungi Karyawan

5. Kontrol suara

Kontrol suara akan memungkinkan aktivitas tanpa sentuhan. Selain itu, sistem ini juga dapat meningkatkan kenyamanan dan kemudahan tamu. Solusi ini dapat digunakan untuk mengelola fitur dalam kamar, memesan layanan kamar, menjadwalkan pembenahan kamar, dan berbagai aktivitas lainnya.

Biar Rumah Aman, Perhatikan 5 Gangguan Listrik yang Sering Terjadi

masalah listrik bisa mengakibatkan kebakaran

Listrik menjadi salah satu kebutuhan paling vital bagi kehidupan manusia saat ini. Selain fungsinya yang penting, kita juga harus tahu risiko atau bahaya listrik yang bisa mengancam kapan saja.

Melansir laman resmi Schneider Electric, negara maju seperti Prancis sekalipun kerap mengalami gangguan kebakaran akibat lonjakan daya listrik setiap 8 menit sekali. Lonjakan ini pun kerap menimbulkan masalah lain, seperti kebakaran besar.

Nah, untuk menghindari kebakaran akibat masalah listrik, ketahui 5 gangguan yang sering ditemui berikut.

1. Sirkuit pendek

Ketika kontak secara tidak sengaja terjadi antara dua konduktor, arus akan mengambil rute terpendek dari satu ke yang lain tanpa melalui sisa rangkaian. Jenis gangguan ini menyebabkan peningkatan arus dan kenaikan suhu konduktor selanjutnya. Hal ini pada akhirnya dapat merusak pasokan sirkuit dan menyebabkan kebakaran.

Baca juga: Hindari Krisis, Sektor Manufaktur Harus Jalankan Strategi Digitalisasi Industri

2. Kebocoran arus

Ketika isolator listrik rusak atau terdapat kelembapan dan korosi secara berlebihan, arus listrik dapat bocor ke tanah atau elemen konduktif di sekitarnya. Kondisi ini sering ditemukan di fasilitas atau bangunan tua. Selain kehilangan energi, kebocoran arus dapat menyebabkan kebakaran listrik. Namun, ini juga bisa menjadi risiko serius bagi keselamatan manusia. Misalnya, terdapat kabel listrik telanjang di bawah karpet basah. Seseorang yang berjalan di atas karpet tersebut dapat tersengat listrik secara fatal.

3. Instalasi yang buruk

Instalasi listrik dapat memburuk seiring waktu dan menyebabkan konduktor yang berenergi menjadi terbuka atau peralatan listrik tidak berfungsi. 

Namun, bahaya juga bisa muncul karena fasilitas sistem kelistrikan di rumah tidak dipasang, ditingkatkan, atau dirawat dengan benar. Inilah sebabnya mengapa penting untuk memeriksa instalasi listrik secara menyeluruh jika Anda melihat sesuatu yang mengkhawatirkan.

Baca juga: Langkah Strategis Perusahaan Menyambut Jaringan 5G

4. Kelebihan listrik

Kenaikan arus yang melebihi kapasitas kabel akan menyebabkan panas berlebih yang selanjutnya dapat menyebabkan kebakaran. Keadaan ini sering kali disebabkan oleh terlalu banyak beban yang terhubung ke rangkaian yang sama.

5. Petir

Sambaran petir biasanya membawa arus listrik sebesar 30.000 ampere (30 kA). Jika pelepasan seperti itu mengalir di sepanjang saluran listrik ke perangkat elektronik, ini dapat menyebabkan bahaya kebakaran besar. 

Lonjakan arus yang diinduksi petir melalui jaringan listrik fasilitas juga dapat menyebabkan kerusakan peralatan elektronik dan memicu kebakaran di dalam perangkat listrik.

4 Tips Jitu Hindari Korsleting Listrik

masalah listrik bisa sebabkan kebakaran

Pada era digitalisasi, listrik telah menjadi hal esensial dalam kehidupan manusia. Tanpa listrik, aktivitas sehari-hari tentu akan terganggu. Alat elektronik seperti smartphone, kulkas, televisi, komputer, mesin cuci, kompor listrik, lemari es, pendingin ruangan, lampu, dan bahkan mobil listrik adalah beberapa komponen yang erat dengan kehidupan manusia saat ini.

Terlebih pada masa pandemi Covid-19. Hampir sebagian besar masyarakat masih beraktivitas dari rumah sehingga memerlukan listrik lebih dari biasanya.

Mengingat pentingnya peran dan kehadiran listrik, ada baiknya mulai saat ini Anda lebih memperhatikan perangkat elektronik yang digunakan. Jangan sampai, karena selalu berada di rumah, penggunaan listrik jadi tak karuan dan melebihi beban.

Baca juga: Langkah Strategis Perusahaan Menyambut Jaringan 5G

Selain dapat membuat tagihan bulanan membludak, penggunaan listrik yang asal-asalan akan menyebabkan lonjakan arus dan akhirnya terjadi korsleting. Untuk menghindari masalah ini, simak 4 tips yang bisa Anda lakukan berikut.

1. Jauhkan perangkat elektronik dari air

Sudah menjadi rahasia umum bahwa air dapat menyebabkan sengatan listrik jika bersentuhan dengan listrik, tetapi Anda akan terkejut betapa banyak orang yang melupakan fakta dasar ini. Bahkan, sesuatu yang kecil seperti kelembapan dapat menyebabkan korsleting besar. Jadi, selalu waspada dengan situasi ini dan jauhkan semua sakelar listrik dari jangkauan air.

2. Investasikan alat proteksi listrik terbaik

Pastikan Anda menggunakan miniature circuit breaker (MCB) atau alat proteksi listrik di setiap lantai rumah. MCB berfungsi melindungi rumah dari bahaya korsleting akibat kelebihan daya. Saat terjadi korsleting, MCB akan secara otomatis memutus aliran listrik sehingga tidak terjadi kebakaran.

Untuk pilihan terbaik, Anda bisa menggunakan MCB Domae dari Schneider Electric. MCB Domae ini mampu menahan korsleting hingga 6.000 ampere, memiliki daya tahan mekanikal sebesar 20.000 kali, daya tahan elektrikal sebesar 10.000 kali, dan bersertifikasi SNI.

Dengan kualitas mumpuni, MCB tersebut akan mampu melindungi aliran listrik di dalam rumah sehingga Anda akan tetap aman serta nyaman menggunakan semua perangkat elektronik.

MCB Domae dari Schneider Electric

3. Jangan memperbaiki steker dan sakelar sendiri

Satu hal yang mesti Anda perhatikan berikutnya adalah jangan memperbaiki steker, sakelar, atau soket listrik secara manual sendiri bila tidak terlalu mengerti. Pasalnya, kesalahan perakitan bisa menyebabkan sengatan listrik yang menciptakan percikan api.

Lebih baik, minta bantuan orang yang lebih berpengalaman untuk memperbaiki komponen-komponen tersebut.

Baca juga: Schneider Electric Bantu Sektor Manufaktur Lakukan Percepatan Digital

4. Atur gulungan kabel

Kabel yang semrawut dan tergulung tidak rapi tidak hanya mengganggu pandangan mata. Lebih dari itu, kabel yang tidak beraturan akan menyebabkan korsleting dan akhirnya kebakaran tak terhindarkan.

Oleh karena itu, sebaiknya rapikan gulungan kabel sesuai dengan jenis dan intensitas penggunaannya. Anda juga bisa menggunakan color maker untuk membedakan kabel satu dengan yang lainnya agar tidak tertukar. Bila kabel atau colokan sedang tidak digunakan, ada baiknya untuk menyingkirkan benda tersebut agar terlihat lebih rapi dan aman.

Solusi Schneider Electric Atasi Perubahan Iklim

 

digitalisasi dan elektrifikasi untuk mengatasi perubahan iklim

Penggerak utama perubahan iklim adalah emisi karbon dan sebanyak 80 persen emisi karbon terkait dengan energi. Untuk menghadapi krisis iklim, kita harus mengurangi emisi tersebut secara drastis. Faktanya, jejak karbon yang ditinggalkan harus berkurang setengahnya dalam 20 tahun ke depan. Ini menuntut agar kita secara mendasar mengubah cara memproduksi dan mengonsumsi energi.

Di saat yang sama, masih ada 2 miliar orang yang saat ini hidup tanpa akses energi dan digital. Itu berarti 2 miliar orang yang hidup tanpa kenyamanan dan peluang dasar. Tanpa digital, mereka tidak memiliki akses ke pendidikan dan inklusi ekonomi.

Chairman and CEO Schneider Electric Jean-Pascal Tricoire mengatakan, fakta tersebut merupakan paradoks yang telah menjadi perbincangan selama beberapa waktu.

“Ini tentang bagaimana kita dapat memajukan masyarakat sehingga setiap individu di bumi bisa menggunakan hak asasi manusia itu (energi dan digital),” jelas Jean-Pascal.

Pada dasarnya, ada persamaan untuk menyelesaikan paradoks iklim dunia. Hal ini pun tergantung pada dua revolusi teknologi dan empat prioritas yang mesti dilakukan.

1. Digitalisasi

Digital telah merevolusi cara kita bekerja dan hidup. Fase pertama adalah menghubungkan orang dengan orang secara digital dan menggunakan teknologi untuk memajukan kemampuan berkomunikasi, bekerja, dan hidup. Bayangkan, betapa sulitnya hidup pada tahun ini tanpa alat dan konektivitas digital yang telah dikembangkan selama 20 tahun terakhir, seperti telepon seluler, internet, dan konferensi video.

Baca juga: Hindari Krisis, Sektor Manufaktur Harus Jalankan Strategi Digitalisasi Industri

Lalu, fase berikutnya dari digitalisasi akan merevolusi cara orang berinteraksi dengan lingkungannya, misal di rumah, gedung, pabrik, dan bahkan kota. Ini adalah revolusi Internet of Things (IoT) yang memungkinkan komunikasi terjadi antar-device. Dengan teknologi digital, energi pun bisa disesuaikan sesuai kebutuhan. Jadi, bisa lebih efisien dalam penggunaannya.

2. Elektrifikasi

Listrik sangat penting karena merupakan satu-satunya energi yang dapat didekarbonisasi. Listrik bukanlah hal baru, tetapi cara produksi dan pemakaiannya berubah kian waktu. Hal ini ke depannya akan didukung oleh kehadiran energi terbarukan yang membuat produksi listrik jadi lebih bersih dan berkelanjutan.

Sesuai kebijakan The Paris Agreement, untuk mengatasi perubahan iklim, kita perlu membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5 derajat celcius. Berdasarkan dua revolusi di atas, ada empat prioritas yang perlu ditangani secara paralel untuk mengatasi masalah perubahan iklim.

Pertama, tingkatkan efisiensi.

Langkah pertama adalah menghilangkan pemborosan sumber daya karena inefisiensi dalam sistem. Untuk mengatasinya, teknologi dan konektivitas digital bisa menjadi hal disruptif dalam efisiensi. Caranya, adalah dengan menghubungkan semua benda, baik software, perangkat analitik, dan artificial intelligence untuk mengoptimalkan konsumsi energi hingga 30 persen lebih efisien.

Kedua, bergerak menuju sirkularitas.

Langkah selanjutnya adalah beralih ke ekonomi sirkular. Model bisnis ini dirancang untuk menggunakan kembali semua sumber daya yang telah dimanfaatkan dan tidak hanya membatasi limbah. Digitalisasi sangat penting untuk proses ini. Schneider Electric memperkirakan daur ulang baja, misalnya, bisa menghemat energi lebih dari 70 persen dibandingkan menggunakan bahan baku baru.

Baca juga: Schneider Electric Perkuat Industri Data Center di Indonesia

Ketiga, mengalihkan listrik ke bauran energi dari 20 persen menjadi 40 persen.

Saat ini, hanya seperlima dari penggunaan energi kita yang bersumber dari listrik. Menurut Jean-Pascal, kita harus melipatgandakan proporsi energi listrik yang digunakan saat ini. Misalnya dengan melakukan migrasi besar pada moda transportasi kendaraan listrik dan pemanfaatan gedung pintar.

Keempat, fokus pada dekarbonisasi.

Alih-alih menggunakan sumber karbon-berat seperti bahan bakar fosil, listrik masa depan harus dibuat dari sumber bersih seperti matahari atau angin. Kabar baiknya, langkah ini sudah dilakukan di sebagian besar belahan dunia dan Indonesia menjadi salah satunya.

Yuk, Ketahui Perbedaan Smart Home dan Smart Building

perbedaan smart home dan smart building

Saat ditanya mengenai apa perbedaan teknologi smart home dan smart building, apa yang hendak kamu jawab? Memang, kedua hal tersebut memiliki beberapa kesamaan yang meliputi fitur pengendalian suhu secara otomatis, otomatisasi penerangan (lampu), atau fitur keamanan dan keselamatan terhadap kebakaran.

Meski kedua teknologi ini memiliki beberapa kesamaan, ternyata keduanya membutuhkan infrastruktur komunikasi yang berbeda untuk dapat berfungsi dengan optimal. Simak ulasan berikut untuk mengetahui perbedaannya.

Ukuran dan struktur bangunan

Bersumber dari laman resmi Schneider Electric, kedua teknologi tersebut memiliki perbedaan dalam hal ukuran dan struktur bangunan jaringan. Inilah yang membuat lingkungan fisik memiliki peran penting karena berpengaruh terhadap kualitas sambungan radio nirkabel yang dibutuhkan.

Saat berbicara smart home, berarti kita akan membahas tentang hiburan yang dibutuhkan di rumah dalam skala kecil. Jadi, yang dibutuhkan hanya struktur sederhana untuk menghadirkan teknologi jarak pendek. Dengan begitu, jika ada isu atau kendala yang ditemukan, misal gangguan koneksi Wi-Fi, dapat diperbaiki dengan mudah hanya dengan satu alat perluasan (extender).

Baca juga: Mengenal Solusi Smart Building dari Schneider Electric

Namun di sisi lain, jika menyangkut bangunan komersial yang hadir di kampus-kampus atau fasilitas industri yang padat secara struktural, kamu membutuhkan solusi yang lebih kompleks sesuai cakupan wilayahnya.

Persyaratan daya (power)

Untuk menjalankan otomatisasi di rumah, kamu mungkin hanya membutuhkan konektivitas nirkabel berdaya rendah sebagai tambahan daya. Itu karena sebagian besar perangkat smart home bisa dengan mudah menjangkau stop kontak bila kehabisan daya. Jadi secara teknis, kamu dapat menghubungkan semua perangkat rumah pintar menggunakan jaringan nirkabel tanpa memerlukan daya yang besar.

Kemudian, untuk smart building yang fokusnya untuk komersialisasi gedung dan industri, biasanya terletak jauh dari sumber daya (power supply) sehingga membutuhkan alat infrastrutur yang lebih kompleks dan mahal.

Sistem jaringan radio

Salah satu dari banyak tantangan yang dihadapi oleh sistem komunikasi nirkabel yang berfungsi dalam spektrum bebas lisensi adalah rasio in-band. Terutama pita frekuensi 2,4 GHz yang diterima secara luas pada teknologi radio yang ada, meliputi Bluetooth, Wi-Fi, Zigbee, dan lain-lain.

Baca juga: Hindari Krisis, Sektor Manufaktur Harus Jalankan Strategi Digitalisasi Industri

Masalah bandwidth di jaringan smart home mungkin tampak kurang ditemukan mengingat jumlah perangkat yang terhubung terbilang sedikit. Sebaliknya, untuk bangunan industri berstandar IoT, terdapat risiko interferensi elektromagnetik yang cukup besar.

Jadi, kesimpulannya adalah meski memiliki kesamaan dalam situasi tertentu, smart home dan smart building memiliki persyaratan teknis, konektivitas jaringan, dan teknik yang berbeda. Kemudian, smart building juga memiliki tantangan yang lebih besar dalam hal jangkauan jaringan, daya, dan skalabilitas.

Mewujudkan Data Center yang Efisien, Berkelanjutan, Adaptif, dan Tangguh

teknologi data center dari schneider electric

Saat industri mempertimbangkan peningkatan aktivitas jarak jauh di seluruh sektornya, data center menjadi kunci di belakang layar yang memungkinkan industri dapat bertransformasi dengan baik di era new normal.

Pasalnya, data center akan membantu perusahaan mengoperasikan konferensi video, pemantauan dan akses manajemen jarak jauh, atau saat mengunggah konten streaming. Di saat perusahaan mulai semakin bergantung pada performa data center, penting bagi mereka untuk membangun data center yang tangguh dan berkelanjutan.

Transformasi digital telah dipercepat selama bertahun-tahun, tetapi hanya dalam beberapa bulan, sebagai tanggapan terhadap Covid-19, tranformasi digital melaju kian pesat.

Untuk memenuhi permintaan yang meningkat, data center harus dapat beradaptasi untuk menjadi semakin tangguh. Pada saat yang sama, data center juga harus berkelanjutan dan efisien.

Untuk memastikan ketahanan yang lebih besar terhadap data center, tindakan yang biasa dilakukan adalah meningkatkan redundansi, yakni mencapai ketahanan yang lebih besar dengan mengorbankan efisiensi dan keberlanjutan.

Dengan kecepatan data center seperti itu, konsumsi energi yang dihasilkan akan meningkat dua kali lipat pada 2040. Peningkatan ini sebagian besar disebabkan oleh terus berkembangnya jumlah pusat data tepi (edge data center).

Baca juga: Schneider Electric Perkuat Industri Data Center di Indonesia

Terlepas dari itu, kita tidak bisa  mengorbankan konsumsi energi yang berlebihan demi generasi mendatang. Oleh karena itu, industri harus bisa memecahkan paradoks bahwa membangun data center yang tangguh tidak harus mengorbankan sustainability. Bersumber pada laman Schneider Electric, berikut empat pilar yang bisa dipertimbangkan perusahaan dalam membangun data center-nya.

  1. Sustainable - memenuhi kebutuhan bisnis secara bertanggung jawab tanpa mengorbankan masa depan generasi mendatang.
  2. Efficient - mengoptimalkan biaya, kecepatan, dan modal untuk meningkatkan laba atas investasi.
  3. Adaptive - mendesain setiap strategi untuk sia mengakomodasi teknologi baru di masa depan.
  4. Resilient - mengurangi kerentanan terhadap waktu henti yang tidak direncanakan.

Dengan empat pilar itu, perusahaan diharapkan dapat memikirkan dampak dan mencari solusi agar data center yang digunakan tidak hanya tangguh, tetapi juga adaptif, efisien, serta berkelanjutan.

Solusi Schneider Electric’s Workplace Advisor untuk Perusahaan Lindungi Karyawan

Schneider Electric’s Workplace Advisor

Kira-kira sudah 8 bulan berlalu, dunia mengalami disruptif yang sangat masif terkait pola dan waktu bekerja. Soalnya, banyak perusahaan yang kini lebih memilih untuk membebaskan karyawannya bekerja secara remote. Hal terpenting, pekerjaan tuntas sesuai deadline yang ditentukan.

Dengan kebijakan tersebut, perusahaan pun bisa menghemat biaya pengeluaran untuk penyewaan gedung. Namun, tantangan selanjutnya sudah menanti ketika pandemi usai dan istilah “return-to-work” akan mengemuka.

Dalam menghadapi tantangan tersebut, perusahaan perlu menerapkan strategi tertentu untuk mempertimbangkan jarak sosial yang perlu diterapkan, menghindari kepadatan kantor, mengutamakan keselamatan dan kesehatan, serta mengoptimalkan kolaborasi tim dengan situasi terbatas.

Jarak sosial dan kepadatan kantor

Meskipun sebagian besar kantor sudah mulai mengubah ruangannya lebih terbuka, karyawan harus tetap memperhatikan protokol jaga jarak dari rekan kerja dan menggunakan meja kerja yang sudah dibersihkan sebelumnya.

Baca juga: 5 Langkah yang Harus Dilakukan Rumah Sakit untuk Cegah Penularan Pasien Covid-19

Namun, bagaimana karyawan bisa tahu kalau meja tersebut sudah dibersihkan atau belum? Melansir situs Schneider Electric, teknologi penginderaan (sensing technology) dan analitik digital (digital analytic) dapat dimanfaatkan. Dua teknologi itu akan membantu karyawan memvisualisasikan informasi akurat yang menunjukkan kapan ruang dibersihkan sejak penggunaan terakhirnya.

Keamanan dan kesehatan di ruang kerja

Protokol kesehatan, seperti pengecekan suhu saat memasuki gedung harus senantiasa diterapkan dengan disiplin dalam menyambut era return-to-work. Namun, untuk pemanfaatan teknologi yang lebih mutakhir, perusahaan bisa menggunakan teknologi kamera termal pendeteksi suhu yang dapat diletakkan di pintu masuk lobi.

Hal ini tentu akan mengurangi biaya penambahan petugas yang harus selalu berjaga di pintu masuk. Sebab, dengan kamera termal, sistem dapat secara otomatis mendeteksi orang yang memiliki suhu tinggi dan petugas hanya perlu menindaklanjuti bila ditemukan kasus tersebut.

Kolaborasi tim

Untuk menghindari kepadatan ruang kantor yang dapat merugikan seluruh karyawan, perusahaan perlu mempertimbangkan penggunaan teknologi Schneider Electric’s Workplace Advisor dan connected room solution

Dengan teknologi ini, sistem akan membantu menginformasikan kondisi ruangan secara real-time, apakah jumlah karyawan yang berada di satu ruangan sudah melebihi batas maksimal yang ditentukan atau tidak.

Selain itu, teknologi tersebut bisa mengatur aliran udara dan volume udara segar secara otomatis sesuai jumlah orang yang  berada pada ruangan.

Bisa dibilang, ruang kerja yang fleksibel, terhubung (connected), dan sehat merupakan kebutuhan semua elemen karyawan dan perusahaan bisa memanfaatkan teknologi –teknologi canggih untuk mewujudkannya.

Dengan ruangan yang sehat, karyawan akan lebih leluasa bekerja tanpa harus khawatir terhadap kesehatan dan keselamatan dirinya. Produktivitas dan efektivitas bekerja pun dapat tetap dihasilkan secara optimal.

Baca juga: Mengenal Teknologi EcoStruxure for Food and Beverage untuk Industri Makanan dan Minuman