Schneider Electric Perkuat Industri Data Center di Indonesia

 

Teknologi EcoStuxure for Data Centers dari Schneider Electric

Perusahaan global dalam transformasi digital di pengelolaan energi dan automasi, Schneider Electric menegaskan komitmennya membantu industri data center di Indonesia dalam memasuki era edge computing.

Caranya, dengan membangun ekosistem digital yang pintar, andal, berkelanjutan, dan ramah lingkungan melalui solusi EcoStruxure for Data Centers.

Perlu diketahui, pemanfaatan teknologi data center pintar dan energi baru terbarukan dalam penerapan edge computing memperkuat kemampuan pelaku industri dalam menjawab kebutuhan komunitas bisnis terhadap akses data yang semakin cepat dan terintegrasi, koneksi internet yang stabil, keamanan data, dan efisiensi konsumsi energi serta biaya operasional.

Solusi EcoStruxure for Data Center dari Schneider Electric mengintegrasikan manajemen listrik, gedung, dan teknologi informasi sehingga klien dapat memperoleh pemahaman menyeluruh terhadap performa data center-nya dan membantu pengambilan keputusan yang tepat berbasis data real-time.

Didukung oleh staf dan mitra terbaik, solusi ini telah banyak membantu transformasi digital dari klien data center dan terbukti dapat meningkatkan efisiensi konsumsi energi hingga 38 persen, efisiensi biaya energi hingga 30 persen, peningkatan produktivitas hingga 60 persen, dan data center uptime hingga 100 persen.

Beberapa analis seperti International Data Corporation (IDC) memperkirakan bahwa akan ada sekitar 40 miliar perangkat IoT yang terkoneksi, menghasilkan sekitar 80 zettabytes (ZB) data pada 2025 akibat dari digitalisasi industri.

Bahkan, Gartner memperkirakan 75 persen data yang dihasilkan perusahaan dibuat dan diproses di luar pusat data tradisional dan jumlah pemanfaatan micro data center atau local edge data center akan meningkat 4x lipat pada 2025.

Baca juga: Pentingnya UPS Mendukung Teknologi Smart Home

Secara tidak langsung, tren ini akan berdampak terhadap peningkatan konsumsi energi di sektor data center yang diperkirakan dapat mencapai 3.000 terawatt per jam, hampir sama dengan konsumsi energi dari 275 juta rumah tangga pada 2040.

Strategi pengelolaan data center yang tidak efektif juga akan menyebabkan biaya operasional dan perawatan dapat melambung tinggi.

Untuk memitigasi hal ini, industri data center perlu fokus mendesain edge data center yang efisien, andal, dan ramah lingkungan dengan pemanfaatan teknologi data center pintar yang mengintegrasikan kecanggihan teknologi IoT, mobility, sensing, cloud, analitik, dan teknologi keamanan siber, seperti EcoStruxure for Data Centers.

Baca juga: Hindari Cybercrime, Industri Perlu Perketat Sistem Cyber Security

Menanggapi tren global ini, Ketua Indonesia Data Center Provider Organization (IDPro) Hendra Suryakusuma pun mengajak anggotanya untuk segera beradaptasi dan melakukan transformasi digital untuk menciptakan ekosistem data center yang tangguh dan berkelanjutan (sustainable) agar dapat tetap kompetitif.

Menurutnya, pelaku industri data center nasional harus segera mengadopsi teknologi data center pintar dan mengintegrasikan seluruh aspek penting di data center agar dapat memberikan analisa komprehensif untuk pengelolaan yang efektif serta efisien. Transformasi ini juga perlu didukung dengan pembangunan dan pemerataan kompetensi profesional teknologi informasi baik di daerah mau pun pusat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar