Sebagai tiga besar penyumbang gas rumah kaca (GRK), sektor industri dapat menjadi motor penggerak bagi sektor lain untuk segera mengambil langkah proaktif menuju pembangunan ekonomi hijau dengan net-zero emission.
Dunia
masa depan yang sustainable, menurut Schneider Electric, adalah
dunia yang berbasis listrik dan digital atau dikenal dengan istilah electricity 4.0.
Listrik menawarkan cara tercepat, teraman, dan paling hemat biaya untuk mewujudkan dekarbonisasi. Sementara, teknologi digital membangun masa depan yang cerdas dengan mendorong efisiensi dan menekan pemborosan energi.
Baca juga: Kolaborasi Schneider Electric dan AVEVA Membangun Ekosistem Kerja Jarak Jauh yang Produktif
Sebagai informasi, lebih dari 60 persen energi yang dihasilkan oleh sektor industri terbuang sia-sia. Penyebabnya, efisiensi sering diabaikan. Padahal, langkah ini merupakan salah satu cara tercepat untuk mengurangi konsumsi energi.
Pemanfaatan
listrik berbasis sumber energi baru terbarukan (EBT) yang didukung dengan
teknologi digital pun bisa menjadi solusi terbaik dalam penyediaan dan
pemerataan akses energi bersih hingga ke daerah terpencil.
Rencana pemerintah
Selain
itu, listrik berbasis EBT juga dapat membantu pengelolaan lebih efisien
dan sustainable, mengurangi emisi karbon, serta meningkatkan
ketahanan energi.
Dalam
hal sumber EBT, pemerintah Indonesia telah mencanangkan pembangunan
infrastruktur, khususnya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Pemerintah telah menyiapkan road map untuk mendorong peningkatan industri serta pembangunan infrastruktur PLTS yang tertuang di dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030.
Baca juga: 3 Alasan Operator Data Center dan Colocation Perlu Prioritaskan Sustainability
Dalam
RUPTL tersebut, pemerintah menargetkan pembangkit listrik berbasis EBT mencapai
51,6 persen. Selain itu, Kementerian ESDM akan mengembangkan secara bertahap
PLTS Atap sebesar 3,6 giga watt (GW) hingga 2025.
Adapun sektor industri dan bisnis menjadi
salah satu segmen konsumen prioritas. Selain itu, target penambahan PLTS Atap diharapkan dapat menekan penurunan emisi GRK
hingga 4,58 juta ton karbon dioksida pada 2025.
Perlu
diketahui bahwa adopsi PLTS Atap di sektor industri perlu terus didorong
dengan memberikan dukungan ahli melalui kemitraan strategis.
Tantangan energi bersih
Namun, ada salah satu kendala yang dihadapi oleh pelaku industri untuk beralih ke energi bersih, yakni biaya investasi awal yang tinggi.
Padahal, penggunaan
PLTS Atap bagi pelaku industri memiliki peran penting dalam pengembangan
industri hijau. Maka dari itu, kami menyediakan alternatif pembiayaan instalasi
PLTS Atap tanpa investasi sebagai bentuk komitmen kami dalam meningkatkan
penggunaan EBT bagi
pelaku industri.
Sementara
itu, Schneider Electric yang juga merupakan bagian dari sektor industri telah
memulai perjalanan sustainability sejak 2005.
Baca juga: Bagaimana Cara Mengelola Industri E-Commerce agar Lebih Sustainable?
Dalam
beberapa kesempatan, Schneider Electric bahkan memperoleh pengakuan dari
berbagai agensi penilaian environmental,
social and corporate governance (ESG) sejak 2020.
Perusahaan asal Prancis tersebut
berhasil memperoleh CDP Climate Change dengan
nilai A selama 10 tahun berturut-turut. Terakhir, Schneider Electric
juga dianugerahi
sebagai The
World’s Most Sustainable Corporation 2021 dari
Corporate Knights.
Komitmen sustainability dalam
operasional Schneider Electric di Indonesia ditunjukkan dengan digitalisasi
operasional seluruh pabriknya menjadi pabrik pintar. Perusahaan juga telah memulai
peralihan ke PLTS Atap pada 2020 untuk memenuhi kebutuhan energi di pabriknya
di Cikarang.
Baca juga: Kolaborasi Schneider Electric dan SMK Wujudkan Lingkungan Sekolah Hijau dengan Program Adopt a Tree
Saat
ini, PLTS Atap pada pabrik Schneider Electric di Cikarang dapat menghasilkan 224 megawatt per hour (Mwh) atau setara
dengan 21,6 persen dari total konsumsi pabrik. Dengan kata lain, PLTS Atap
berhasil mengurangi emisi karbon sebesar 164 ton karbon dioksida dan menghemat
biaya energi sebesar 8 persen.
Martin mengatakan, perusahaan kian dituntut untuk lebih transparan terhadap dampak bisnis terhadap lingkungan sehingga akurasi data menjadi ujung tombak dalam mengukur keberhasilan dari upaya sustainability. Teknologi digital memungkinkan hal ini.
Baca juga: Teknologi Digital Bantu Perusahaan Kurangi Emisi hingga 19 Persen
Schneider Electric global memiliki
Sustainability Business Division yang menyediakan serangkaian layanan yang
komprehensif dalam pengelolaan energi dan sustainability. Kami juga
memiliki Schneider Electric’s Energy and Sustainability Services yang
menyediakan layanan konsultasi untuk mengembangkan rencana strategis.
Sustainability
Business Division, lanjutnya telah memberi masukan kepada ribuan perusahaan
global tentang cara mengukur, mengelola, dan mengurangi jejak karbon mereka
sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar