3 Alasan Operator Data Center dan Colocation Perlu Prioritaskan Sustainability

data center dan colocation dari schneider electric

Kebutuhan perusahaan akan layanan digital semakin meningkat. Untuk mewujudkannya, perusahaan memerlukan data center yang lebih andal. Namun, selain memberikan banyak manfaat, data center ternyata mengonsumsi banyak energi. Bahkan, penggunaan energi data center mencapai 1-2 persen dari keseluruhan energi yang digunakan di dunia.

Selama bertahun-tahun, industri data center telah berfokus pada efisiensi energi dengan istilah “menggunakan lebih sedikit”. Namun, saat ini, banyak diskusi telah bergeser ke arah terbaru menuju sustainability.

Baca juga: Pemanfaatan Teknologi Digital Mampu Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca Perusahaan

White paper terbaru dari Schneider Electric pun membahas tiga alasan utama mengapa operator data center dan penyedia colocation harus memprioritaskan sustainability. Sebagai informasi, colocation merupakan penempatan mesin komputer atau server di lokasi pihak ketiga dan terkoneksi dengan jaringan distribusi atau bandwidth yang tersedia.

1. Kebutuhan pelanggan

Alasan pertama yang perlu digarisbawahi oleh operator data center dan penyedia colocation untuk memprioritaskan sustainability adalah kebutuhan pelanggan.

Saat ini, banyak perusahaan, termasuk perusahaan internet besar mencanangkan target net-zero emission dan harus memberikan laporan emisi gas rumah kaca Tier 3, termasuk emisi dari supplier mereka, seperti penyedia layanan colocation yang sudah mereka tunjuk.

Baca juga: Bagaimana Cara Mengelola Industri E-Commerce agar Lebih Sustainable?

Program ekonomi sirkular, seperti daur ulang untuk suku cadang dan baterai juga menjadi nilai tambah untuk memastikan pengurangan limbah dan penggunaan kembali bahan material.

Adapun salah satu layanan colocation yang dihadirkan Schneider Electric melalui Energy and Sustainability Service telah bekerja dengan pelanggan, termasuk beberapa operator data center terbesar di dunia, untuk mengurangi emisi dengan menghemat 134 juta metrik ton karbondioksida

2. Peraturan pemerintah

Alasan utama kedua penyedia colocation harus memprioritaskan sustainability adalah peraturan pemerintah.

Selama bertahun-tahun, instansi pemerintah telah mengawasi industri data center atas penggunaan bahan kimia sebagai pendingin dalam peralatan heating, ventilation, dan air-conditioning (HVAC), gas sulfur heksafluorida (SF6), dan pengelolaan pengembangan sumber daya. Penting bagi operator data center untuk memahami dampak lingkungan dari elemen-elemen ini dan memasukkan tindakan yang tepat dalam rencana sustainability-nya.

Baca juga: Kolaborasi Schneider Electric dan SMK Wujudkan Lingkungan Sekolah Hijau dengan Program Adopt a Tree

Selain itu, memiliki rencana aksi sustainability yang jelas dan terukur adalah keunggulan kompetitif yang dapat menjadi bagian dari strategi pemasaran serta positioning perusahaan.

3. Investasi ESG

Alasan ketiga mengapa penyedia colocation harus memprioritaskan keberlanjutan adalah investasi environmental, social, dan corporate governance (ESG).

Saat ini, lebih banyak dana investasi tersedia untuk perusahaan yang mengurangi dampak lingkungan dan membuat komitmen ESG secara jelas, lugas, dan sederhana.

Sebagian besar perusahaan publik juga menerbitkan laporan sustainability dan mengadopsi komitmen mereka dalam struktur tata kelola perusahaan. Pendanaan pun tersedia melalui obligasi dan beberapa lembaga pemerintah akan menawarkan pembiayaan dalam bentuk pinjaman, hibah, atau sumber lain untuk proyek yang mengurangi jejak karbon dan meningkatkan efisiensi energi.

Baca juga: Apa yang Bisa Perusahaan Lakukan untuk Menghentikan Perubahan Iklim?

Dapat digarisbawahi bahwa sustainability memiliki makna lebih besar dari sekadar istilah “menggunakan lebih sedikit” atau “berbuat baik”. Pasalnya, sangat penting untuk mengatasi tantangan terbesar abad ini, yaitu darurat perubahan iklim. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar