Detektor asap atau smoke alarm punya peran yang sangat vital untuk keamanan di rumah. Sebab, fungsinya yang bisa mendeteksi asap kapan saja ini menentukan langkah selanjutnya dalam mencegah kebakaran.
Namun, hal pertama yang harus diperhatikan pemilik rumah
saat hendak memasang detektor asap adalah pastikan instalasinya benar.
Sebab, pemasangan yang asal akan memengaruhi kemampuan alat ini bekerja secara optimal.
Bahkan, sering pula kesalahan instalasi membuat alarm
menyala sendiri tanpa adanya kehadiran asap. Tentu hal ini begitu mengganggu. Nah, untuk mengatasi hal ini, berikut beberapa kiat yang bisa kamu coba.
Baca juga: Ikuti 3 Tips Ini agar Tagihan Listrik Tidak Membludak di Masa New Normal
1. Pilih lokasi terbaik
Saat akan memasang detektor asap, pastikan lokasi terbaik di rumahmu. Schneider Electric, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang teknologi otomasi menjelaskan, setidaknya satu alarm diperlukan
di setiap lantai rumah. Lorong dekat kamar tidur disinyalir menjadi tempat
yang strategis.
Kemudian, kamu juga bisa menambahkan alarm tambahan di dalam
kamar tidur, ruang keluarga, dan ruang tamu untuk peringatan sedini mungkin.
Selain itu, posisikan alarm di tempat yang dapat mendeteksi
asap secara efektif. Hindari memasang alarm kebakaran di area yang terdapat ruang
udara mati, seperti dekat dinding, sudut ruangan, atau di antara sekat.
Lokasi lain yang harus dihindari:
·
Daerah yang rentan terhadap serangga atau debu.
·
Area dekat kamar mandi (rawan akan uap air
hangat).
·
Lokasi dekat AC atau ventilasi udara (bisa jadi
asap tak terdeteksi karena terbawa angin).
2. Pilih sirkuit yang
cocok
Tips kedua, hindari pemasangan kabel dekat kipas angin. Pasalnya, saat
kipas dihidupkan atau kecepatan kipas berubah, ini dapat memengaruhi gaya gerak
listrik (EMF). Alhasil, alarm kebakaran mendapat gangguan listrik yang dapat memeengaruhi
alarm. Idealnya, pasang alarm asap di sirkuit terpisah.
Selain itu, jauhkan kabel interkoneksi dari
pemasangan kabel arus tinggi, seperti kabel yang menuju AC. Ini menghindari
medan magnet dari kabel lain yang menginduksi tegangan ke kabel interkoneksi yang
berpotensi menyebabkan alarm palsu.
3. Pemasangan
Debu dari serpihan dinding adalah salah satu penyebab utama hidupnya alarm palsu. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga detektor asap bebas dari elemen-elemen debu.
Sebelum mengebor langit-langit, pastikan detektor asap jauh dari debu hasil serpihan yang jatuh dan pastikan penutup pelindung debu
sudah terpasang.
Pastikan juga permukaan atas alarm rata dengan langit-langit
untuk menghindari debu masuk ke detektor asap. Ini juga dilakukan untuk memastikan detektor asap menempel ke dengan benar.
Selain itu, sebelum dipaang pastikan baterai telah
dimasukkan dengan benar. Begitu juga jika menggunakan detektor dengan baterai
cadangan lithium yang dapat diisi
ulang, pastikan kamu mengaktifkan baterai yang dapat diisi ulang terlebih
dahulu dengan menggeser sakelar di bagian belakang.
Baca juga: Catat, Ini 3 Aktivitas di Rumah untuk Usir Bosan Saat Pandemi
4. Pengujian
Setelah pemasangan, kamu bisa melepaskan penutup pelindung
debu. Lalu, periksa baterai dengan mengecek lampu LED merah yang berkedip
setiap beberapa detik. Uji detektor dan alarm asap dengan menekan tombol tes.
Ulangi prosedur ini untuk memastikan semua alarm berfungsi dengan baik. Jika semua sudah beroperasi, maka detektor asap sudah selesai dipasang.
Rumahmu pun jadi aman dari kebakaran. Semoga selalu aman, ya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar