Total populasi dunia diperkirakan tumbuh menjadi 9,7 miliar pada 2050. Pada saat yang sama, konsumsi air meningkat 2,5 persen per tahun lebih cepat dari pertumbuhan populasi dunia. Kondisi ini menuntut pengelolaan air harus dilakukan lebih efisien untuk memastikan keberlanjutan ketersediaan air bersih bagi seluruh masyarakat dan makhluk di bumi.
Industri sektor air dan air limbah perlu mencari solusi berkelanjutan dalam pengelolaan siklus air. Terutama yang memfokuskan pada optimalisasi efisiensi energi, peningkatan sirkularitas dengan membangun kolaborasi bersama sektor lain dan memberikan insentif untuk dekarbonisasi, serta terlibat secara mendalam dengan komunitas masyarakat.
Baca juga: Jangan Ketinggalan Zaman, IKM Harus Lakukan Digitalisasi Pengelolaan Energi Sekarang Juga!
Sejak
2015, World Economic Forum di Davos juga telah menegaskan krisis air sebagai risiko
utama dunia yang harus diutamakan. Perusahaan pengelolaan air pun dituntut
untuk terus berinvestasi dalam teknologi dan proses pengolahan terbaru.
Di sinilah teknologi smart water berperan. Smart water bukanlah hal baru, tetapi dalam beberapa tahun terakhir teknologi ini telah menjadi fokus global. Pada smart water, teknologi digital dan automasi akan berfokus pada pengumpulan dan interpretasi data untuk melakukan semua proses yang membentuk siklus air.
Teknologi
smart water sendiri dikembangkan oleh
Schneider Electric. Sebagai perusahaan global yang berfokus dalam transformasi
digital di pengelolaan energi dan automasi, Schneider Electric mengadopsi pendekatan
kolaboratif untuk solusi pengelolaan berbasis lingkungan dan layanan yang dapat
digunakan oleh perusahaan di berbagai sektor dalam setiap fase perjalanan menuju
keberlanjutan.
Baca juga: Bahaya, Industri Manufaktur Bergerak Melambat! Automasi Universal Bisa Jadi Jawabannya
Lebih
lanjut, Schneider Electric juga menjawab seruan untuk melakukan aksi yang
dikampanyekan pada peringatan Hari Air Sedunia yang dirayakan pada 22 Maret
setiap tahun dengan terus mengembangkan arsitektur EcoStruxure for Water
and Wastewater.
Adapun arsitektur EcoStruxure for Water and Wastewater meliputi:
- EcoStruxure Asset Advisor dan EcoStruxure Power Advisor, yakni layanan monitoring proaktif 24/7 berbasis analitik untuk kinerja perangkat-perangkat kritikal dan pengelolaan energi. Menyediakan data real-time untuk pengambilan keputusan yang lebih tepat dan cepat, mengoptimalkan kinerja operasional, mengurangi downtime dan meningkatkan efisiensi operasional.
- EcoStruxure Maintenance Advisor yang memungkinkan pengoptimalan pemeliharaan sistem untuk mengontrol pasokan dan distribusi air dengan memonitor kesehatan perangkat secara real-time, memberikan peringatan dini atas kemungkinan terjadinya kerusakan, dan memberikan rekomendasi tindakan korektif.
- EcoStruxure Resource Advisor untuk menyediakan visibilitas secara real-time terhadap konsumsi sumber daya, seperti air, energi, limbah, rantai suplai , dan lainnya di dalam kegiatan operasional.
- EcoStruxure Augmented Operator Advisor, teknologi augmented reality berfungsi untuk diagnosis performa perangkat secara instan dan melakukan perawatan tanpa adanya kontak fisik, meningkatkan efisiensi, mengurangi downtime, dan mengurangi biaya operasional.
- EcoStruxure Secure Connect Advisor yang memungkinkan facility manager melakukan kontrol jarak jauh terhadap peralatan dan mesin dengan tetap menjaga keamanan sibernya. Ini berfungsi untuk menjaga kecepatan respons tim maintenance dan quality control melakukan trouble shooting terhadap masalah yang terjadi di lapangan atau pabrik dan memantau parameter kinerja di sistem pengolahan dan distribusi air.
Arsitektur EcoStruxure
for Water and Wastewater pun telah banyak dimanfaatkan pada proyek-proyek
pengelolaan air dan air limbah di seluruh dunia, seperti Anglian Water di Inggris,
Shuqaiq 3 di Arab Saudi, pabrik pengolahan air limbah di California, dan
Herning Water di Denmark.
Solusi
tersebut telah terbukti dapat mengurangi konsumsi energi hingga 30 persen,
meningkatkan efisiensi operasional pada instalasi pengolahan air dan jaringan
distribusi air hingga 25 persen, dan mengurangi total biaya kepemilikan (TCO)
aset hingga 20 persen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar