Schneider Electric Luncurkan Panduan Dasar Dekarbonisasi untuk Perusahaan di Indonesia

Melakukan dekarbonisasi bagaikan menyatukan puzzle-puzzle tentang tindakan pemerintah dan swasta ke depannya terkait menjalankan model bisnis mereka

Selama beberapa tahun terakhir, satu per satu korporasi mulai menyatakan komitmen iklimnya dalam hal dekarbonisasi sebagai bentuk tanggung jawab sekaligus upayanya dalam memenuhi desakan publik dan investor yang semakin beralih pada penerapan prinsip sustainability.

Hasil penelitian Schneider Electric terhadap para eksekutif C-level dan tenaga profesional di bidang energi dan sustainability pada 2021 menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan terkemuka dapat mengidentifikasi risiko iklim dan membuat rencana dengan cepat untuk memitigasi risiko terhadap bisnis mereka.

Namun, ternyata baru 21 persen dari responden tersebut yang menganggap bahwa perusahaannya telah lebih maju dalam penerapan sustainability dengan mengadaptasi model bisnisnya agar semakin responsif terhadap lingkungan dan sosial.

Baca juga: Solusi Tepercaya EcoStruxure Building Schneider Electric Dapat Akreditasi WiredScore

Selain itu, hanya 7 persen perusahaan yang sudah mentransformasi model bisnisnya.

Cluster President Schneider Electric Indonesia & Timor Leste Roberto Rossi mengatakan, perusahaan perlu melakukan lebih dari sekadar membuat perubahan pada produk atau proses yang terkotak-kotakan.

“Transformasi yang sesungguhnya adalah bagaimana perusahaan mengubah model bisnisnya agar dapat mencapai dekarbonisasi dan memastikan bisnisnya memiliki resistensi tinggi terhadap kondisi apapun,” kata Roberto

Untuk mewujudkannya, lanjut Roberto, dibutuhkan keterlibatan seluruh internal perusahaan dan kolaborasi lintas fungsi.

Baca juga: Ini Dampak Keberlanjutan Baterai Li-ion pada UPS dibandingkan dengan Aki Kering

“Eksekutif C-level harus memastikan target dekarbonisasi dapat diwujudkan dengan realistis dengan roadmap yang terukur, serta mendapatkan dukungan penuh dari seluruh pemangku kepentingan internal dan rantai suplainya,” imbuh Roberto.

Kesalahan atau tantangan yang sering kali ditemui, tetapi sesungguhnya menentukan dalam upaya mencapai target dekarbonisasi perusahaan adalah ketepatan dalam menetapkan formula 2W1H, yaitu whatwhen, dan how. 

Untuk membantu perusahaan dalam menetapkan dan menjalankan aksi iklimnya, Schneider Electric membuat Panduan Dasar Dekarbonisasi: Basic-Better-Best yang dapat diakses tanpa biaya.

Baca juga: Tak Hanya Cerdas, Teknologi Smart Home Bisa Menghindari Rumah dari Kebakaran

Panduan dasar dekarbonisasi tersebut merupakan bagian dari inisiatif Green Heroes for Life (GHfL) yang digalakkan Schneider Electric. Inisiatif ini merupakan upaya nyata kami menjalankan komitmen sebagai impact company,” jelas Roberto.

Komitmen tersebut nantinya dapat membangun supporting ecosystem yang bisa memfasilitasi terwujudnya percepatan aksi iklim melalui aksi kolektif antara sektor swasta dan publik. 

“Dengan pengalaman global lebih dari 15 tahun dalam menjalankan praktik sustainability, kami ingin membagikan pengetahuan dan menciptakan kolaborasi yang memudahkan dimulainya perjalanan sustainability dengan aksi iklim yang terencana dan terukur,” ucap Roberto.

Baca juga: Atasi Perubahan Iklim dengan 5 Solusi Keberlanjutan Ini

Panduan dasar dekarbonisasi dari Schneider Electric membagi tujuan-tujuan dekarbonisasi ke dalam tiga tingkat indikatif, yaitu dasar (basic), lebih baik (better), dan terbaik (best). 

Panduan tersebut memberikan rekomendasi langkah-langkah yang dibutuhkan dari masing-masing tingkatan, mencakup lingkup komitmen, strategi komunikasi, komponen pelaporan, dan langkah-langkah aksi yang dibutuhkan, mulai dari langkah efisiensi, pengadaan energi terbarukan, offsetting, pembiayaan, hingga identifikasi risiko iklim dalam kegiatan operasional.

“Panduan dasar dekarbonisasi dari Schneider Electric telah teruji dan dipraktikan oleh internal perusahaan dan klien global kami,” kata Roberto.

Panduan ini ditujukan untuk memberikan gambaran umum bagi eksekutif C-level serta profesional energi dan sustainability dalam mempertimbangkan target dan aspek-aspek yang dibutuhkan dalam pembuatan roadmap yang tepat.

Baca juga: Pabrik Pintar Schneider Electric Kembali Dapat Apresiasi dari Pemerintah Indonesia

Panduan tersebut juga diperuntukkan bagi tiap tingkatan baik perusahaan yang merupakan pendatang baru dalam lanskap aksi iklim maupun ingin memulai langkah sederhana, pendatang baru yang ambisius yang ingin melompati rekan-rekannya dan para pesaingnya, atau perusahaan yang sudah mapan yang ingin mendorong batas-batas transformasi bisnis yang berkelanjutan.

Panduan ini menyediakan apa yang dibutuhkan perusahaan untuk menyelaraskan ambisi dan aksi iklimnya. Tidak hanya itu, perusahan juga dapat berkonsultasi dengan tim Sustainability Business Service kami untuk merencanakan roadmap yang lebih spesifik.

Sebagai informasi, kepemimpinan Schneider Electric dalam praktik sustainability telah banyak memperoleh pengakuan global. Awal tahun 2023, Schneider Electric mendapatkan penghargaan Corporate Knights Global 100 of Most Sustainable Corporations in the World untuk ke-12 kalinya secara berturut-turut. 

Sebelumnya, Schneider Electric juga mendapatkan peringkat tertinggi dalam bidang lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan atau environmental social and governance (ESG) dari Standard & Poor's, CDP, dan Moody's ESG Solutions atas dampak keberlanjutan dan praktik-praktik terbaiknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar