Tahukah Anda bahwa data center merupakan teknologi penting bagi dunia digital saat ini. Namun, data center memiliki dampak terhadap 2 persen emisi karbon dunia. Angka ini setara dengan gas buang karbon yang dihasilkan oleh industri penerbangan.
Emisi karbon yang dihasilkan dari data center tersebut berasal dari peningkatan bandwidth digital dan permintaan listrik di sektor teknologi informasi. Industri data center pun membutuhkan pendekatan holistik yang terstandardisasi untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Selain itu, industri belum memiliki pendekatan standar untuk menerapkan, mengukur, dan melaporkan dampak lingkungan dari data center yang dimanfaatkan.
Baca juga: Perjalanan Schneider Electric Jadi Pemimpin Transformasi Digital Bidang Energi dan Automasi Tahun 2021
Itulah yang melatarbelakangi Schneider Electric meluncurkan dan mengembangkan Sustainability Framework holistik dengan standar metrik sebagai panduan bagi operator data center dan industri.
Sustainability Framework juga berfungsi untuk membangun industri data center lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Dengan Sustainability Framework yang terukur, operator
dapat mengurangi dampak data center terhadap lingkungan secara
signifikan.
Kemudian, benchmark pada industri saat ini juga diharapkan semakin meningkat. Pada akhirnya, hal ini akan mendorong kemajuan bagi industri untuk mencapai tujuan sustainability dalam rangka melestarikan sumber daya alam untuk generasi masa depan.
Baca juga: Lebih Hemat Listrik dengan 5 Cara Berikut, Salah Satunya Pakai Teknologi Smart Home
Salah satu permasalahan yang dialami perusahaan saat ini adalah masih banyak operator data center yang tidak memiliki keahlian memadai terkait sustainability. Mereka juga menghadapi tugas berat untuk menentukan metrik dan strategi yang diukur serta diterapkan.
Namun,
permasalahan tersebut bisa teratasi dengan pemanfaatan solusi Sustainability Framework.
Dalam
merancang Sustainability Framework, Schneider Electric
menggandeng Energy Management
Research Center yang terdiri dari para ahli environmental, social, and governance (ESG), konsultan sustainability, data center scientists, dan arsitek solusi data center untuk
merumuskan pengukuran dan pelaporan sustainability yang akurat.
Baca juga: Electrical Education Program and Competition 2021 dari Schneider Electric Raih Rekor MURI
Adapun Energy Management Research Center berdiri pada 2002 dan telah
mengembangkan lebih dari 200 vendor-neutral whitepapers dan trade-off
tools yang dapat diakses secara gratis untuk industri.
“Pelacakan
dan pelaporan dengan standar metrik sustainability akan membantu
menyelaraskan kerja tim internal dan meningkatkan transparansi bagi pemangku
kepentingan eksternal, termasuk pelanggan dan pembuat kebijakan,” jelas Pankaj.
Adapun
penerapan framework tersebut juga memungkinkan operator data
center untuk memilih metrik keberlanjutan yang paling berpengaruh dan tepat, meningkatkan
komunikasi dan keselarasan dengan tim internal terkait tujuan sustainability, serta bertindak berdasarkan data
untuk meningkatkan performa operasional.
Baca juga: Inovasi Strategi Multi-Hub Cocok Diterapkan Perusahaan untuk Jaga Keberlangsungan
Kemudian, memungkinkan pembuatan pelaporan secara
reguler dan konsisten untuk keperluan pelaporan kepada pemangku kepentingan
eksternal, seperti investor dan pembuat kebijakan, serta standardisasi tolok
ukur antarrekan industri di seluruh dunia.
Schneider Electric juga bekerja dengan perusahaan teknologi dan penyedia colocation terkemuka untuk merancang,
membangun, mengoperasikan, dan memelihara fasilitas data center.
Hal
tersebut menjadikan Schneider Electric sebagai satu-satunya mitra digital yang
menawarkan solusi terintegrasi untuk aspek daya, energi, bangunan, teknologi
informasi, dan keberlanjutan bisnis.
Untuk
mempelajari lebih lanjut terkait Sustainability
Framework dari Schneider Electric, kunjungi laman The
Guide to Sustainability Metrics for Data Centers.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar